Dilarang Meksiko, Ratusan Migran Tetap Naik Kereta Barang ke AS

Krisis migrasi masih hantui Meksiko

Jakarta, IDN Times - Ratusan migran ilegal dari berbagai negara dilaporkan masih menggunakan kereta api barang untuk sampai ke perbatasan Meksiko-Amerika Serikat (AS). Padahal, otoritas Meksiko telah melarangnya dan menghentikan operasional puluhan kereta api barang. 

Pada pertengahan September, perbatasan AS-Meksiko di El Paso dan Eagle Pass dihadapkan pada kekacauan yang ditimbulkan oleh lonjakan migran. Ribuan migran ilegal berusaha masuk ke teritori AS dengan menumpangi kontainer kereta api kargo dan truk kargo dari Meksiko. 

Baca Juga: Atasi Masalah Migran, Presiden Honduras Kunjungi Perbatasan AS-Meksiko

1. Kereta api jadi transportasi paling aman untuk hindari kejaran polisi Meksiko

Berdasarkan laporan EFE dalam La Prensa Latina pada Minggu (1/10/2023), setidaknya 500 migran ilegal tiba di Ciudad Juarez dari Torreon di selatan Coahuila, Meksiko menggunakan kereta api barang. Mereka diketahui menumpangi atap, gerbong, atau border kereta api. 

Salah seorang migran asal Venezuela, Jesus Armando Barroso mengatakan bahwa ia memilih menggunakan kereta api karena itu adalah satu-satunya opsi paling aman. Jika ia menggunakan kendaraan darat, ia akan ditangkap oleh aparat keamanan Meksiko. 

"Mereka (polisi) akan menghentikan kami dan membawa kami keluar dari dalam bus. Mereka tidak akan membiarkan kami membeli tiket bus untuk pergi. Mereka ingin kami berjalan jauh menuju ke perbatasan AS-Meksiko," tuturnya. 

Ia menambahkan bahwa ketika melawati Chihuahua, ia melihat ratusan orang menunggu dan berebut menumpangi kereta api. Ia pun khawatir terkait kemungkinan otoritas Meksiko akan mendeportasinya ke negara asalnya. 

2. Ratusan migran terlantar di sejumlah jalur kereta api di Meksiko

Pekan lalu, ratusan migran dikabarkan terlantar di sejumlah titik setelah operasional kereta api kargo ke utara dihentikan untuk sementara. Di area gurun, Villa Ahumada, para migran terlihat langsung berebut menaiki kereta api untuk mengantarnya ke Ciudad Juarez. 

"Mereka memperlakukan kami seperti binatang. Kami berada di tengah gurun dan hanya terdapat satu pohon. Kami hanya 1 jam saja dari tempat tujuan kami, tetapi itu membutuhkan waktu sehari berjalan, apalagi harus membawa seorang bayi," kata migran bernama Sasha Pacheco. 

"Kenapa mereka membawa kami ke sini apabila mereka akan memperlakukan kami seperti ini?" tambahnya ketika memprotes karena tidak ada kendaraan bus atau taksi yang di jalur kereta api tempatnya berada. 

Setelah kereta api kargo Ferromex di Meksiko utara kembali beroperasi. Para migran pun membeberkan spanduk untuk menyatakan ucapan terima kasih kepada Ferromex yang bersedia mengantarnya ke tujuan utamanya di perbatasan AS-Meksiko. 

Baca Juga: AS Tangkap 4 Warga Meksiko Terlibat Kematian 53 Migran di dalam Truk

3. Ferromex menjalankan beberapa kereta api di area yang tidak rawan

Pada pertengahan September, perusahaan kereta api barang Meksiko, Ferromex menjalankan kembali beberapa kereta api barang. Namun, kereta api barang yang dijalankan hanya yang tidak memiliki risiko tinggi ditumpangi migran ilegal. 

Keputusan itu setelah adanya kebijakan soal penyetopan sementara 60 kereta api yang menuju ke utara. Perusahaan itu memperkirakan bahwa penghentian operasional 60 kereta api akan mengakibatkan kerugian sebesar 40 juta peso Meksiko, (Rp35 miliar) setiap harinya. 

Dilaporkan Reuters, perusahaan induk Ferromex, Grupo Mexico mengatakan masih melanjutkan evaluasi dan melihat situasi di lapangan. Selain itu, mereka sudah mengadakan dialog dengan pemerintah Meksiko untuk memulai operasional kereta api tersebut. 

Penghentian operasional kereta api barang ini dilakukan setelah adanya kabar kematian puluhan migran ilegal dalam beberapa bulan terakhir yang menumpang di atap gerbong kereta api. 

Baca Juga: Truk Barang yang Ditumpangi Migran Terbalik di Meksiko, 10 Orang Tewas

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya