Hungaria Pride Jadi Ajang Protes Kebijakan Anti-LGBTQ

Desak pemerintah cabut kebijakan anti-LGBTQ

Jakarta, IDN Times - Parade Budapest Pride, yang diselenggarakan pada Sabtu (15/7/2023), menjadi ajang demonstrasi menolak kebijakan anti-LGBTQ+ yang diterapkan di Hungaria. Pada acara itu, mereka juga mengekspresikan kebebasan dan menolak pembatasan yang ada. 

Di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Viktor Orban, Hungaria termasuk salah satu negara Uni Eropa yang tidak mengakui LGBTQ+. Ia bahkan sudah meresmikan kebijakan yang melarang orang tua sesama jenis untuk mengadopsi anak. 

1. Peserta Budapest Pride bawa spanduk penolakan

Sebanyak 10 ribu warga Hungaria ikut dalam parade Budapest Pride yang digelar setiap tahun. Sambil merayakan parade tersebut dengan membawa bendera pelangi, partisipan juga membawa sejumlah spanduk yang bertuliskan penolakan terhadap kebijakan anti-LGBTQ+. 

"Gerakan Pride seharusnya menjadi sebuah pionir kebebasan berekspresi, penerimaan, dan kesetaraan. Sayangnya, saya harus mengatakan bahwa bangga akan menjadi seorang penyuka sesama jenis tidak diterima di Hungaria seperti di negara Barat," ungkap Gergely Varga salah satu peserta. 

Peserta lain bernama Danyi Mark mengungkapkan bahwa Budapest Pride membuatnya dapat berekspresi, tapi ia masih berpikir bahwa masih banyak diskriminasi terhadap kelompok LGBTQ+ di Hungaria. 

Dilansir Reuters, pemerintah hanya memperbolehkan iklan acara Budapest Pride disiarkan pada tengah malam. Sejumlah saluran televisi juga tidak ingin mengambil risiko dan mengikuti aturan dari pemerintah. 

Baca Juga: Melawat ke Afrika, Presiden Raisi dan Uganda Kutuk Praktik LGBTQ

2. Duta Besar AS dan Jerman ikut parade Budapest Pride

Dalam acara Budapest Pride 2023, dilaporkan terdapat beberapa diplomat yang ikut serta sebagai bentuk dukungan kepada kelompok minoritas tersebut. Diplomat yang hadir termasuk dari Amerika Serikat (AS) dan Jerman, beserta negara lainnya. 

Dilaporkan DW, Kedutaan Besar dari 38 negara, termasuk AS dan Jerman telah mendesak Orban untuk menghentikan hukum diskriminasi dan meminta agar otoritas memberikan perlindungan terhadap hak komunitas LGBTQ+. 

3. Hungaria denda toko buku yang jual buku LGBTQ+

Pada Jumat (14/7/2023), toko buku terbesar kedua di Hungaria, Lira, mengatakan bahwa gerainya mendapat denda dari pemerintah karena menjual buku bertema LGBTQ+ yang diperuntukkan bagi remaja. 

Dilaporkan CNN, pemerintah Budapest menjatuhkan sanksi denda sebesar 12 juta forint (Rp540 juta) terhadap toko buku Lira. Mereka diketahui menjual buku karya Alice Oseman, 'Heartstopper' tanpa menutupnya sampulnya. 

Pimpinan kreatif Lira dan penulis, Krisztian Nyary, mengatakan bahwa denda ini begitu besar dan hukum tersebut tidak terlalu jelas tertulis, sehingga toko buku menganggapnya sesuatu yang legal. 

"Keputusan ini terkait denda yang tidak dapat diajukan banding. Ini hanya dapat diserang, dalam jalan apa, pengacara kami yang akan menilainya. Kami akan menggunakan semua aturan hukum untuk menyelesaikan ini," terangnya. 

Baca Juga: PM Hungaria Sebut Ukraina Tidak Akan Menang Lawan Rusia

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya