Iran Beri Sanksi Dubes AS di Yaman Sebagai Aksi Balasan

Balas sanksi AS kepada Dubes Iran untuk Kelompok Houthi

Teheran, IDN Times - Selang sehari setelah dijatuhkannya sanksi dari Amerika Serikat kepada Dubes Iran untuk Yaman di bawah Pemerintahan Houthi. Pemerintah Iran ikut membalas dengan memberikan sanksi kepada Dubes AS untuk Yaman dengan memasukkannya dalam daftar hitam negaranya.  

Aksi saling serang ini disebabkan adanya upaya Amerika Serikat yang memasukkan kelompok Houthi di Yaman sebagai salah satu daftar hitam teroris beberapa waktu lalu. Bahkan usulan tersebut ditolak oleh Oman karena bisa mengancam upaya perdamaian di Yaman. 

1. Aksi balasan yang dilancarkan Iran kepada AS

Pada hari Rabu (09/12) Pemerintah Iran melalui Menteri Luar Negeri, Javad Zarif mengumumkan apabila negaranya memberlakukan sanksi pada Dubes AS untuk Yaman, Christopher Henzel. Hal ini dilakukan setelah pada hari Selasa (08/12) AS menjatuhkan sanksi kepada Dubes Iran untuk pemerintahan Yaman di bawah Houthi. 

Pihak Iran juga menuding apabila Christopher Henzel menjadi tumpuan penyebab krisis kemanusiaan di Yaman. Selain itu, Iran juga menganggap Henzel telah membantu menyebarkan Perang Sipil Yaman dengan membantu pendanaan dan persenjataan koalisi yang dipinpim dari Arab Saudi untuk melakukan intervensi di Yaman, dilansir dari RT

2. AS menargetkan sanksi pada Universitas dan Dubes Iran

Baca Juga: Presiden Iran: AS Tidak Bisa Bernegosiasi dan Berperang Melawan Iran

Sebelum aksi balasan dari Iran, Departemen Keuangan Amerika Serikat sudah memberlakukan sanksi pada Dubes Iran untuk Pemerintahan Houthi di Yaman, Hasan Irlu. Selama ini AS menuding Irlu telah membantu operasi dari kelompok Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC) yang dikenal sebagai Pasukan Quds, dilansir dari Arab News.  

Selain memberikan sanksi pada Hasan Irlu, AS rupanya juga menargetkan sanksi pada sebuah lembaga pendidikan tinggi di Iran, yakni Al-Mustafa International University. Pihak AS meuding universitas tersebut digunakan sebagai alat untuk aksi Pasukan Quds termasuk proses rekrutmen anggotanya.

3. Iran jadi satu-satunya negara yang mengakui Yaman di bawah Pemerintah Houthi

Melansir dari RT, Iran menjadi satu-satunya negara di dunia yang mengakui kelompok pemberontak Houthi sebagai pemerintahan resmi di Yaman. Setelah kelompok tersebut berhasil mengambil alih sebagian besar wilayah Yaman termasuk Ibukota Sanaa dan membangun pemerintahan tersendiri sejak tahun 2015. 

Bahkan sejak saat itu, Perang Sipil Yaman terus bergulir setelah koalisi yang dipimpin Arab Saudi melakukan intervensi untuk menyingkirkan kelompok Houthi dan mengembalikan pemerintah Yaman sebelumnya. 

Melaporkan dari Al Jazeera, aksi saling serang antara AS dan Iran juga sudah terjadi pada bulan Oktober lalu. Iran menjatuhkan sanksi pada Dubes AS untuk Irak setelah Washington memasukkan delegasi Iran di Baghdad dalam daftar hitam teroris. 

Baca Juga: Ilmuwan Iran Dibunuh dengan Senjata yang Dikendalikan dari Jarak Jauh 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya