Italia Ungkap Rencana Keluar dari Belt and Road Initiative China

Anggap China sebagai kompetitor

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Italia Guido Crosetto, pada Minggu (30/7/2023), mengungkapkan bahwa negaranya ingin keluar dari Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) yang diinisiasi China. Namun, ia menyatakan tidak ingin merusak hubungan baik yang telah terjalin dengan Beijing. 

Pada 2019, Italia mengejutkan semua pihak setelah menandatangani perjanjian BRI yang membuka investasi besar asal China di negaranya. Pasalnya, Italia merupakan salah satu anggota Uni Eropa (UE), NATO, dan G7 yang menjadi penantang terbesar China. 

1. Crosetto sebut Italia ingin keluar dari BRI

Crosetto mengemukakan bagaimana cara untuk keluar dari BRI tanpa merusak hubungan baik dengan China. Ia menyadari bahwa Beijing merupakan kompetitor UE dan negara Barat lainnya. 

"Masalah yang ada sekarang adalah bagaimana kita keluar dari perjanjian BRI tanpa merusak hubungan dengan Beijing. Karena ini memang China merupakan sebuah kompetitor yang sesungguhnya, tapi mereka juga rekanan besar," tuturnya. 

"Keputusan masuk dalam BRI dilakukan oleh pemerintahan jahat pada masa lalu, ketika masih dipimpin oleh Giuseppe Conte yang membuat adanya dua hasil negatif. Kami mengekspor jeruk ke China, mereka mengekspor tiga kali lipat ke Italia dalam 3 tahun," sambungnya. 

Komentar dari Crosetto menandai bahwa Italia memang punya keinginan kuat untuk keluar dari program yang diprakarsai China. 

Baca Juga: Gelombang Panas Melanda Eropa, Italia Panas 45 Derajat!

2. Italia akan memutuskan sebelum Desember

Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, pekan lalu mengatakan bahwa masih memungkinkan diskusi soal BRI. Dia berencana terbang ke Beijing dalam beberapa bulan ke depan. 

"Kami akan mengambil keputusan sebelum Desember, untuk mendiskusikan permasalahan ini dengan pemerintah China dan dalam Parlemen Italia," terangnya. 

Meloni menerangkan bahwa masuknya Italia dalam BRI bukan berarti negaranya menjadi anggota G7 yang memiliki perdagangan terbesar dengan China. Namun, ia menyatakan kemungkinan untuk membangun hubungan baik dengan Beijing tanpa BRI. 

3. Meloni sebut bergabung dalam BRI kesalahan besar

Italia Ungkap Rencana Keluar dari Belt and Road Initiative ChinaPM Italia, Giogia Meloni dan Presiden Tunisia, Kais Saied di Tunis, Selasa (6/6/2023). (twitter.com/GiorgiaMeloni)

Sebelum pemilu di Italia pada September 2022, Meloni sempat mengungkapkan bahwa ia memihak siapa pun yang percaya pada demokrasi, yakni Taiwan. Ia pun mengungkapkan bahwa keputusan bergabung dalam BRI adalah kesalahan besar. 

Namun, apabila Italia memilih mendekatkan diri ke Taiwan, maka hubungannya dengan China akan retak. Sementara, keputusan untuk meningkatkan investasi dari China juga tidak sesuai dengan janji Meloni di awal, dilansir CNBC.

Di bawah kesepakatan antara Italia dan China, keduanya menyetujui perjanjian selama 5 tahun. Apabila disetujui, kedua pihak bisa memperpanjang 5 tahun ke depan mulai 2024. Italia memiliki waktu sampai 2023 untuk memperpanjang atau mengakhiri perjanjian tersebut. 

Baca Juga: Baru Dilantik, Menlu Wang Yi Janji Jaga Kedaulatan China

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya