Kembali Diisukan, Serbia Tetap Bantah Kirim Senjata ke Ukraina

Dokumen Pentagon ikut seret Serbia

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Serbia, Milos Vucevic mengungkapkan bahwa negaranya tidak mengirimkan persenjataan ke Ukraina. Pernyataan itu disampaikan pada Rabu (12/4/2023), setelah adanya kabar kebocoran data Pentagon yang menyebutkan Belgrade ikut mengirimkan senjata ke Kiev. 

Hubungan Rusia-Serbia dalam beberapa waktu terakhir memang sedikit merenggang. Bahkan, sejumlah pejabat Serbia menyebut bahwa pemberian sanksi bagi Rusia atas perintah Uni Eropa (UE) mungkin dapat diberlakukan apabila diperlukan. 

Baca Juga: Serbia Puji NATO: Serangan Udara 24 Tahun Lalu Keputusan Benar!

1. Vucevic tegaskan Serbia tidak pernah jual senjata ke negara konflik

Vucevic menampik klaim yang disebutkan dalam dokumen Pentagon bahwa telah setuju mengirimkan persenjataan ke Ukraina. 

"Kami menolak kesalahan tersebut lebih dari 10 kali dan di sini kita, kami tidak akan melakukannya lagi. Serbia tidak atau tidak akan pernah menjual senjata ke Ukraina ataupun Rusia, ataupun kepada negara yang terlibat dalam konflik," papar Vucevic kepada media Rusia, Sputnik. 

"Seseorang pasti bertujuan menyeret Serbia dalam konflik, tapi kami secara konsisten terus berpegang teguh pada kebijakan yang sudah kami bangun. Selalu ada kemungkinan beberapa senjata berada di teritori konflik, tapi itu tentu tidak ada hubungannya dengan Serbia. Ini adalah pertanyaan kepada negara yang tidak menghormati norma internasional," tambahnya. 

Ia pun menambahkan bahwa Serbia tidak mengirimkan senjata dan segala sesuatu yang dipublikasikan terkait topik tersebut hanyalah sebuah spekulasi yang tidak benar. 

Baca Juga: Serbia Bantah Kirim Senjata ke Ukraina: Ogah Bantu Pihak Berkonflik

2. Serbia dikatakan setuju mengirimkan senjata ke Ukraina

Dokumen Pentagon tersebut menunjukkan bahwa Serbia setuju dalam menyuplai senjata ke Ukraina. Bahkan, terdapat kabar juga bahwa senjata itu sudah dikirimkan ke Kiev, meskipun Belgrade selama ini menyatakan netralitasnya dalam perang tersebut. 

Selain itu, dokumen itu juga memberikan keterangan pemerintah negara Eropa merespon permintaan Ukraina untuk melatih pasukan militernya dan mengirimkan persenjataan. Dokumen itu juga terdapat tanda rahasia dan NOFORN, serta larangan distribusi kepada intelijen asing dan militer, dikutip Reuters.

Sejumlah bagan juga disematkan dalam dokumen rahasia milik Pentagon tersebut. Bahkan, terdapat bagan yang menunjukkan Serbia menolak menyediakan latihan bagi tentara Ukraina, tapi setuju mengirimkan senjata. Serta terdapat ungkapan bahwa Serbia bersedia menyediakan senjata ke Ukraina di kemudian hari. 

Mengenai kebocoran data ini, Pentagon belum memberikan keterangan resmi dan mengelak isi data tersebut. Namun, jika ini benar dari Pentagon, maka akan menjadi kasus kebocoran yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir. 

Baca Juga: Kosovo: Pendirian Komunitas Serbia Akan Mendirikan Negara dalam Negara

3. Kedubes AS sebut Serbia tidak jual senjata ke Ukraina

Kembali Diisukan, Serbia Tetap Bantah Kirim Senjata ke UkrainaIlustrasi bendera Amerika Serikat. (pexels.com/@sonneblom)

Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Belgrade memberikan keterangan bahwa Serbia tidak menjual senjatanya ke Ukraina. 

"Kami tidak bisa mengomentari lebih terkait dugaan klasifikasi informasi kebocoran dokumen tersebut. Namun, menurut temuan kami, Serbia tidak menjual senjata apapun ke Ukraina," terangnya, dikutip N1.

Sementara itu, Kantor Kepresidenan Serbia belum memberikan respon dan komentar kepada Reuters soal kebocoran data ini. 

Sejak pecahnya perang Rusia-Ukraina, sejumlah senjata buatan Serbia dilaporkan Rusia berada di medan perang. Moskow pun menanyakan terkait kejelasan asal senjata tersebut dapat masuk ke Ukraina. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya