Kronologi Operasi Badai Al-Aqsa, Serangan Hamas yang Kejutkan Israel

Serangan besar berbagai lini yang menembus perbatasan Israel

Jakarta, IDN Times - Israel mendapat serangan mendadak dari kelompok Hamas di tengah festival musik Tribe of Nova pada Sabtu (7/10/2023). Seketika festival di perbatasan Gaza-Israel itu berubah mencekam saat pasukan Hamas melepaskan tembakan ke arah kerumunan pengunjung atau dinamai Operasi Badai Al-Aqsa. 

Berdasarkan kabar terbaru, peristiwa ini pun berimbas pada tewasnya ratusan warga Israel dan belum termasuk warga yang diculik oleh kelompok Hamas ke Gaza. Insiden ini pun mengisyaratkan kegagalan terbesar intelijen Israel dalam mencegah serangan ke wilayahnya. 

Berikut kronologi Operasi Badai Al-Aqsa, serangan militer besar-besaran kelompok Hamas ke teritori Israel. 

Baca Juga: Profil Mossad, Intelijen Israel yang Gagal Cegah Serangan Hamas

1. Pasukan Hamas menjebol pagar perbatasan ke Israel

Krisis keamanan terjadi setelah pasukan Hamas berhasil masuk ke teritori Israel dengan menembus pagar perbatasan berteknologi tinggi Israel-Gaza, Palestina. Pasukan Hamas masuk ke Israel menggunakan sepeda motor, truk, dan perahu. 

Pasukan Hamas bergerak ke sebuah festival musik di ruang terbuka dalam Hari Raya Yahudi di Kibbutz Re’im yang hanya berjarak 5,3 km dari perbatasan Israel-Gaza. Pasukan itu pun langsung menembakki kerumunan pengunjung yang tengah menari dan merayakan hari libur. 

Selain menginkursi teritori Israel, pasukan Hamas juga sudah meluncurkan roket dari Gaza ke sejumlah target di Israel untuk mengawali serangkaian Operasi Badai Al-Aqsa yang dimulai sejak pagi hari. 

Dilansir The Guardian, warga di sekitar area tersebut pun ikut berlindung menghindari tembakan dari pasukan Hamas. Selain menembak massal warga Israel, pasukan Hamas menculik ratusan orang, baik warga sipil, militer, laki-laki maupun perempuan. 

Baca Juga: Sejarah Masjid Al-Aqsa, Kiblat Pertama Umat Islam

2. Pasukan Hamas tuntut pembebasan tawanan sipil Palestina di Israel

Kronologi Operasi Badai Al-Aqsa, Serangan Hamas yang Kejutkan IsraelDemonstran pro-Palestina. (pexels.com/timo)

Dilaporkan Al Jazeera, penculikan ratusan warga Israel sejak Sabtu pekan lalu, merupakan langkah Hamas untuk membalas perbuatan Israel. Mereka pun menuntut Tel-Aviv agar mau membebaskan tawanan sipil Palestina yang ditangkap paksa oleh tentara Israel. 

Menurut laporan PBB, sekitar 1 juta orang telah dijebloskan ke dalam penjara sejak awal pendudukan Israel pada 1967. Satu dari lima warga Palestina dipenjara atas berbagai tuduhan propaganda terlarang, provokasi, dan alasan keamanan lainnya. 

Sampai hari ini, warga Palestina yang ditahan di penjara Israel mencapai 5.200 orang, termasuk 33 perempuan dan 170 anak di bawah umur. Jika diadili, tahanan Palestina akan menjalani peradilan militer. 

3. Israel membalas Hamas dengan Operasi Pedang Besi

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengecam serangan pasukan Hamas ke negaranya. Ia pun meminta semua warga sipil di Gaza untuk meninggalkan wilayah itu. Padahal, semua jalan keluar di Gaza sudah diblokade. 

"Apa yang terjadi hari ini tidak pernah kami lihat sebelumnya di Israel. Kami akan membalas serangan hebat atas hari kelam ini. Israel akan mencapai setiap tempat persembunyian Hamas. Saya menganjurkan semua warga Gaza untuk meninggalkan tempat itu sekarang," tutur Netanyahu, dikutip Reuters.

"Saya menetapkan Hamas sebagai pihak yang bertanggung jawab atas penyanderaan ini. Israel akan membalas semua orang yang menyakiti warga Israel," sambungnya. 

Sejak Sabtu, pemerintah Israel telah mendeklarasikan Operasi Pedang Besi untuk membalas serangan Hamas. Tel-Aviv mengklaim kelompok Hamas masih berniat menginkursi teritori Israel dan terdapat baku tembak di beberapa kota. 

4. Israel menyatakan blokade total jalur Gaza

Pada Senin (9/10/2023), Presiden Israel, Yoav Gallant menyatakan bahwa ini pembunuhan terbesar kepada warga Yahudi setelah peristiwa Holocaust pada Perang Dunia II. 

"Belum pernah saya melihat pembunuhan terbesar sejak Holocaust sampai saat ini. Anak-anak, perempuan, orang tua Yahudi ditangkap dan dibawa menggunakan truk untuk disandera di Gaza," ungkapnya, dikutip Financial Times.

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant sudah menginstruksikan blokade total jalur Gaza, Palestina. Ia menekankan bahwa tidak akan ada listrik, makanan, air, maupun bahan bakar yang akan dikirim ke Gaza. 

Pernyataan ini diungkapkan setelah munculnya ancaman Hamas untuk mengeksekusi tawanan Israel untuk setiap serangan udara. Pasalnya, setiap serangan Israel yang datang secara tiba-tiba dan kerap mengenai warga sipil Palestina. 

Baca Juga: Profil Hamas, Pemimpin Gaza di Palestina yang Perangi Israel

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya