Laman Pemerintah Guatemala Diretas di Tengah Demo Akbar

Dukung aksi demonstran tutup jalan

Jakarta, IDN Times - Laman resmi institusi pemerintahan Guatemala, pada Minggu (15/10/2023), mendapat serangan siber di tengah demonstrasi akbar menuntut mundurnya Jaksa Agung, Consuelo Porras. Pemerintah setempat menganggap ini adalah sebuah insiden siber. 

Situasi politik di Guatemala terus memanas setelah demonstran terus memblokir jalan utama di seluruh negeri selama 13 hari. Mereka menyebut bahwa Kejaksaan Agung berupaya ikut campur dalam pemilu dan berusaha melengserkan presiden terpilih, Bernardo Arevalo. 

Baca Juga: Demo Akbar Protes Jaksa Agung, Guatemala Lumpuh!

1. Sejumlah laman pemerintahan tidak dapat dibuka

Pemerintah Guatemala mengatakan bahwa kelompok peretas yang memiliki afiliasi dengan kelompok aktivis Anonymous Guatemala telah menyerang laman resmi pemerintahan. 

"Peretas yang berada di bawah @AnonGTReloaded telah menyerang Pemerintah Guatemala, tapi saat ini kami tidak sendiri," tulisnya di Twitter dan menyatakan bahwa sistemnya sudah dilengkapi dengan keamanan siber, dikutip Associated Press.

Peretas itu diketahui menargetkan laman pemerintah dengan lonjakan lalu lintas akses, sehingga website tersebut tidak dapat dibuka. Teknik tersebut dikenal dengan serangan distributed denial-of-service (DDoS). 

Institusi yang mendapat serangan adalah Komisi Yudisial Guatemala, Kementerian Pertanian, dan Sekretariat Jenderal Presiden, serta lainnya. Beberapa laman berhasil dikembalikan dengan cepat, tapi masih ada yang masih tidak bisa dibuka. 

Baca Juga: Presiden Terpilih Guatemala Desak agar Jaksa Agung Dipecat

2. Peretas mendukung demonstran di Guatemala

Pihak Anonymous yang terlibat dalam serangan siber di Guatemala ini mengatakan bersedia untuk berdialog. Namun, ia mau melakukannya hanya jika identitasnya tidak disebar untuk menghindari jeratan hukum. 

"Semua yang kami lakukan hanyalah untuk mendukung kemanusiaan dan sekarang di Guatemala, kami mendukung rakyat yang turun ke jalan untuk melawan korupsi dan impunitas," terangnya. 

Sampai saat ini, demonstrasi yang diprakarsai oleh warga pribumi ini masih berlangsung di seluruh penjuru Guatemala. Demonstrasi akbar tersebut telah mengakibatkan negara Amerika Tengah itu mengalami kelumpuhan. 

3. Giammattei sebut tidak dapat memecat Jaksa Agung

Laman Pemerintah Guatemala Diretas di Tengah Demo AkbarPresiden Guatemala, Alejandro Giammattei ketika melihat kerusakan di Kiev, Ukraina, Senin (25/7/2022). (twitter.com/DrGiammattei)

Presiden Guatemala, Alejandro Giammattei pada Jumat (13/10/2023) menyerukan agar semua pemblokiran jalan di Guatemala segera diakhiri. Ia pun menegaskan tidak punya kuasa unutuk memecat Jaksa Agung seperti yang diminta demonstran, dikutip Reuters.

Giammattei turut menyalahkan pemimpin demonstrasi yang mengambilalih terowongan air Xaya Pixcaya yang menyuplai air ke kota dan menyerukan agar bendungan segera dibebaskan. Ia mengancam akan menghukum siapapun yang bersalah dalam kasus ini. 

Pemimpin pribumi pun menyatakan bahwa ancaman dari Giammattei tidak akan menciutkan nyali mereka dan mengurungkan niatnya. 

"Apabila kami melanjutkan dengan srategi kriminalisasi, kami memperingatkan bahwa ini tidak akan membuat kami takut dan justru akan menguatkan kami. Kami justru melihat masalah utama di Guatemala bukan Consuelo Porras, tapi Anda sebagai pemimpin dari pakta korupsi," tegasnya. 

Baca Juga: Warga Guatemala Desak Jaksa Agung Mundur karena Intervensi Pemilu

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya