Presiden Terpilih Guatemala Desak agar Jaksa Agung Dipecat

Situasi politik Guatemala kian panas

Jakarta, IDN Times - Presiden terpilih Guatemala, Bernardo Arevalo meminta Presiden Alejandro Giammattei untuk segera memecat Jaksa Agung Consuelo Porras. Pasalnya, ia dianggap berusaha merusak demokrasi dengan menggeledah kotak suara dan menangguhkan Partai Movimiento Semilla. 

Sejak pekan lalu, ribuan warga Guatemala telah mengadakan demonstrasi besar untuk mendesak Porras mundur dari jabatannya. Demonstrasi besar-besaran ini telah mengakibatkan kelumpuhan di sejumlah kota, termasuk di Guatemala City yang jadi pusat aksi massa. 

Baca Juga: AS Sanksi Pejabat Guatemala yang Dianggap Merusak Demokrasi

1. Arevalo sebut Giammattei diam dalam kasus ini

Arevalo menilai bahwa Giammattei tetap diam dalam menanggapi situasi panas yang terjadi di Guatemala belakangan ini. Ia pun menyebut Porras telah melanggar konstitusi dan merusak demokrasi di negaranya. 

"Selama seluruh proses, Giammattei selalu diam. Warga harusnya sudah mengintepretasikan keheninganmu sebagai tindakan pengrusakan institusi demokrasi kita. Keheninganmu telah mencederai rakyat Guatemala," tutur Arevalo pada Rabu (11/10/2023). 

Sementara itu, Kantor Kepresidenan Guatemala tidak memberikan respons terkait komentar dari Arevalo. Namun, Kantor Kejaksaan Guatemala terus membela proses investigasi yang diinisiasi oleh Porras. 

"Jaksa Agung tidak akan meninggalkan jabatannya. Aksinya selalu berdasarkan pada hukum. Kantor Kejaksaan Agung tetap mendukung investigasi dengan satu tujuan mengungkap kebenaran," terangnya. 

Baca Juga: 13 Orang Tewas dalam Banjir di Guatemala dan Utara Meksiko

2. Giammattei minta Arevalo bertanggung jawab atas demonstrasi ini

Sehari sebelumnya, Presiden Giammattei menuding Bernardo Arevalo telah mendukung demonstrasi dan blokade di seluruh negeri. Ia pun menyebut Arevalo yang bertanggung jawab atas kondisi terkini di Guatemala. 

"Dengan kecewa saya telah mendengarkan argumen Anda di beberapa media yang berbeda. Saya mengajak Anda untuk mengadakan dialog antara presiden yang akan turun dan yang akan naik untuk mencari jalan keluar dengan bernegosiasi bersama organisasi yang memblokir seluruh negeri," tutur Giammattei, dikutip Telesur.

"Anda yang mendukung demonstrasi dan protes yang berlangsung lebih dari delapan hari dan menyambut baik blokade di jalan utama. Ini berdampak pada layanan kesehatan, keamanan, ekonomi, dan pariwisata di negara ini," sambungnya. 

Dalam suratnya, Giammattei juga mendesak Arevalo untuk bertanggung jawab dan mencari solusi bahwa apa yang dipromosikan terkait dugaan kudeta adalah teori yang salah. 

3. Polisi mulai membersihkan blokade jalan

Pada Selasa, (10/10/2023), polisi anti-huru hara Guatemala telah berupaya mengusir sejumlah demonstran yang memblokade jalan. Langkah itu atas perintah Presiden Giammattei yang berjanji untuk membuka kembali jalanan di Guatemala yang lumpuh. 

Selain itu, Giammattei juga akan menangkap pemimpin demonstran yang menyebabkan negaranya lumpuh lebih dari sepekan. Ia pun mengklaim bahwa demonstrasi akbar kali ini didanai dan dianjurkan oleh asing. 

"Kami meminta pemberlakuan perintah penangkapan, sehingga semua keadilan dapat ditegakkan. Pemimpin demonstran yang mendapat pendanaan dari luar negeri harus ditangkap," tutur Giammattei, dikutip Associated Press.

"Dana dari luar negeri telah ditransfer ke organisasi non-profit di Guatemala dan dana tersebut digunakan untuk memberi makan dan membayar toilet semi-permanen, logistik untuk blokade," tambahnya. 

Baca Juga: Demo Akbar Protes Jaksa Agung, Guatemala Lumpuh!

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya