Lithuania Sebut Rusia Mampu Berperang hingga 2 Tahun Lagi

Rusia terus cari celah hindari sanksi Barat

Jakarta, IDN Times - Badan Intelijen Lithuania, pada Kamis (7/3/2024), mengungkapkan bahwa Rusia mampu berperang hingga 2 tahun ke depan. Pernyataan ini didasarkan pada kemampuan Moskow bertahan di tengah serangkaian sanksi yang dijatuhkan negara-negara Barat. 

Lithuania menjadi salah satu negara yang menolak keras invasi skala besar Rusia ke Ukraina. Vilnius sudah menerapkan pemblokiran terhadap mobil berplat Rusia mulai 11 Maret mendatang dan hanya memperbolehkan mobil Rusia masuk untuk transit ke Kaliningrad. 

1. Rusia mampu mengevaluasi dan belajar dari kesalahan

Lithuania Sebut Rusia Mampu Berperang hingga 2 Tahun LagiTank milik angkatan bersenjata Rusia. (twitter.com/mod_russia)

Berdasarkan laporan Badan Intelijen Lithuania, kemampuan Moskow didorong oleh tingginya harga minyak bumi, penghindaran sanksi, dan investasi dari negara.  

"Rusia memiliki kemampuan untuk mengevaluasi dan belajar dari kesalahan di lapangan, serta meningkatkan kemampuan perangnya di Ukraina, sehingga mampu bertempur secara efektif," terangnya, dilansir Reuters.

Sementara itu, Rusia selama ini mendapatkan suplai senjata dan amunisi dari Iran dan Korea Utara. Sedangkan China menjadi pemasok microchip ke Rusia dan yuan menjadi mata yang utama Moskow dalam bertransaksi internasional. 

Intelijen Lithuania juga menyebut Rusia sudah mengirimkan militer ke Belarus pada 2023 dan terus membangun infrastruktur militer secara bertahap untuk kepentingannya militernya.

Baca Juga: Prancis-Moldova Setujui Perjanjian Pertahanan untuk Lawan Rusia

2. Sejumlah perusahaan Lithuania bantu penghindaran sanksi Rusia

Lithuania Sebut Rusia Mampu Berperang hingga 2 Tahun Lagiilustrasi bendera Rusia (pixabay.com/fotiniya)

Departemen Keamanan Negara, di bawah Kementerian Pertahanan Lithuania, mengungkapkan bahwa terdapat beberapa perusahaan di negaranya yang terlibat dalam penghindaran sanksi Rusia dan Belarus. 

Dilaporkan LRT, perusahaan tersebut menyediakan gudang, transportasi, dan layanan pengurusan bea cukai di Lithuania. Barang yang diekspor ke Rusia termasuk komponen transportasi, baja, laboratorium, elektronik, microelectronic, dan produk untuk kepentingan militer lainnya. 

"Rusia berusaha keras untuk menghindari sanksi internasional dengan membangun skema baru yang melibatkan Badan Intelijen Rusia, menggunakan kontak dengan perusahaan yang beroperasi di negara-negara Uni Eropa, dan memanfaatkan warga Rusia dan Belarus di sana," ungkapnya. 

"Perusahaan tersebut beroperasi dalam industri strategis Rusia yang bekerja sama dengan intelijen untuk menyediakan barang tertentu, termasuk peralatan teknologi tinggi milik Barat atau komponen yang dibutuhkan Rusia lainnya," sambungnya. 

3. Lithuania klaim tidak ada ancaman perang untuk saat ini

Lithuania Sebut Rusia Mampu Berperang hingga 2 Tahun LagiPersonel Penjaga Perbatasan Lithuania (VSAT). (twitter.com/LTBorderGuards)

Panglima Militer Lithuania Valdemaras Rupsys mengungkapkan, tidak ada ancaman perang di negaranya saat ini. Namun, ia tidak mengelak terdapat ancaman perang jangka panjang. 

"Menurut data yang didapat dan semua informasi yang diperoleh lewat sumber terbuka dan yang tidak terbuka, kami jelas melihat tidak ada ancaman perang langsung di negara kami dalam beberapa tahun ke depan," ungkapnya. 

Rupsys menekankan bahwa ini adalah penilaian pada situasi saat ini, yang mana bukan berarti benar-benar tidak ada ancaman perang di masa depan. 

"Kami menekankan bahwa kami akan selalu melakukan pengkajian dan melihat dari perspektif saat ini. Saya mengatakan ini agar masyarakat lebih tenang, tapi tidak dimungkiri bahwa perang benar-benar tidak ada. Masih ada ancaman perang, tapi bukan dalam waktu dekat," tambahnya. 

Baca Juga: Armenia Serukan Rusia Tarik Penjaga Perbatasan di Negaranya

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya