Meksiko Minta ICJ Keluarkan Ekuador dari PBB

Minta ICJ beri hukuman kepada Ekuador

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Meksiko, pada Kamis (11/4/2024), meminta Pengadilan Hukum Internasional (ICJ) untuk menangguhkan keanggotaan Ekuador dalam PBB. Langkah ini sebagai bentuk pembalasan atas penggerebekan Kantor Kedutaan Besar (Kedubes) Meksiko di Quito. 

Dalam sepekan terakhir, hubungan Meksiko-Ekuador terus memanas usai masuknya aparat keamanan Ekuador untuk menangkap mantan Wakil Presiden Ekuador Jorge Glas yang divonis bersalah atas kasus suap. Bahkan, Meksiko dan Ekuador terus saling tuding terkait pelanggaran Konvensi Wina.

1. Meksiko desak Ekuador menyatakan maaf secara terbuka

Menteri Luar Negeri (Menlu) Meksiko, Alicia Barcena, mendesak agar Ekuador meminta maaf secara terbuka atas penggerebekan di Kantor Kedubes Meksiko di Quito. 

"Kami meminta ICJ untuk menangguhkan Ekuador dalam keanggotaan PBB selama tidak adanya permintaan maaf secara terbuka. Kami juga mendesak Quito untuk mengakui pelanggaran prinsip dasar dan norma hukum internasional," ungkapnya, dikutip EFE

"Kami juga meminta agar hakim mendeklarasikan tanggung jawab Ekuador atas kerusakan pada pelanggaran berat obligasi internasional yang telah berdampak besar terhadap Meksiko," sambungnya. 

Ia juga menekankan, Ekuador dengan sengaja telah melanggar hak dan perlindungan Kantor Kedubes yang ditulis dalam Konvensi Wina soal hubungan antarnegara. 

Baca Juga: Ekuador Tuduh Meksiko Melanggar Konvensi Wina

2. Meksiko sebarkan video serangan di dalam Kantor Kedubes di Quito

Sehari sebelumnya, Meksiko sudah mengunggah video rekaman penggerebekan Glas di dalam Kantor Kedubes di Quito. Video tersebut menunjukkan aparat keamanan memaksa masuk ke dalam gedung. 

Kepala Konsular Meksiko di Quito Roberto Canseco yang berada di dalam gedung mengatakan ia berusaha menghalangi aparat kepolisian masuk. Ia bahkan sempat menggeser lemari di depan pintu agar tidak dapat dimasuki.

Dilansir Associated Press, Meksiko juga menyatakan komplain terkait pemukulan kepada Canseco ketika berada di dalam ruang perpustakaan. Bahkan, Canseco disebut menderita luka-luka di bagian lengan, kaki, wajah, punggung, dan lehernya, serta mendapat trauma psikologis.

3. AMLO sebut ada dukungan negara lain di balik serangan Kedubes di Quito

Pada Selasa (9/4/2024), Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador (AMLO) mengungkapkan bahwa tindakan Ekuador untuk masuk secara paksa ke Kedubes Meksiko mendapat dukungan dari pemerintah negara lain. 

"Ini tidak biasanya dilakukan oleh sebuah pemerintahan jika ini tidak ada sebuah dukungan dari pemerintahan atau kekuatan negara lain. Maka dari itu, kami akan mengajukan insiden ini ke ICJ. Kedulatan Meksiko harus dihormati," tegasnya. 

AMLO menuding Amerika Serikat (AS) dan Kanada menyatakan posisi yang membingungkan dan tidak jelas soal kecaman atas serangan aparat keamanan Ekuador di Kedubes Meksiko di Quito.

"Terdapat pengumuman yang membingungkan dalam kasus ini oleh AS dan Kanada. Kami adalah rekan komersial dan ekonomi, kami adalah tetangganya, dan mereka berada di posisi yang tidak jelas sampai saat ini," tambahnya. 

Baca Juga: Sederet Negara Kecam Pembobolan Kedubes Meksiko di Ekuador

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya