Mendagri Serbia Mengaku Dipaksa Bekerja Sama dengan Mata-mata Asing

Tolak bekerja sama dengan agen intelijen asing

Jakarta, IDN Times - Menteri Dalam Negeri Serbia, Aleksandar Vulin pada Sabtu (23/7/2022), mengungkapkan bahwa ia ditekan oleh badan intelijen internasional agar bersedia bekerja sama. Bahkan, Vulin diancam atas pandangan politiknya yang disebut pro-Rusia dan China. 

Beberapa tahun belakangan ini, Pemerintah Serbia dikenal memiliki pandangan pro Rusia, meskipun berkeinginan untuk bergabung dengan Uni Eropa. Maka dari itu, Serbia enggan memberlakukan sanksi kepada Rusia terkait invasi ke Ukraina yang sudah berlangsung enam bulan. 

Baca Juga: Serbia Geram karena Presiden Vucic Dilarang Melayat ke Kroasia

1. Vulin diancam apabila tidak mengubah pandangan politiknya

Pernyataan Vulin disampaikan ketika ia menghadiri wawacara dalam TV Pink pada Sabtu lalu. Ia menyebutkan bahwa badan intelijen terbesar di dunia memintanya bekerja sama dan menyebut pandangannya tidak dapat diterima. Bahkan, ia diancam apabila tidak menuruti permintaan tersebut. 

"Salah satu badan intelijen terbesar di dunia mengatakan pada saya bahwa pandangan politik saya salah dan tidak dapat diterima. Apabila saya tidak merubah pandangan politik saya, maka mereka akan mengumumkan ketidaksetiaan saya kepada Presiden Aleksandar Vucic," tuturnya, dilansir N1.

"Vucic sudah mendapatkan informasi ini dari intelijen kami dan ini sedang merumuskan strategi. Saya menduga serangan besar lewat media akan terjadi pada pekan depan. Kemungkinan serangan itu akan berlangsung dalam parlemen konstitusi," tambahnya. 

Baca Juga: Presiden Vucic Ingin Serbia-Rusia Jadi Bestie Tanpa Musuhan dengan UE

2. Vulin menolak bekerja sama dengan badan intelijen tersebut

Meskipun mendapat tekanan, Vulin mengungkapkan bahwa ia tidak akan bekerja sama dengan agensi intelijen luar negeri tersebut. Bahkan, ia menyebut akan selalu loyal dan tidak akan pernah mengkhianati negaranya. 

"Saya tidak pernah bekerja dan tidak akan pernah bekerja untuk orang lain, selain warga Serbia, negara Serbia, dan saya tidak akan loyal sepenuhnya kepada seseorang, kecuali dengan Presiden Serbia, Aleksandar Vucic" ungkap Vulin, dilaporkan RT.

"Kondisi ini yang akan membuat saya bekerja untuk mereka dan meninggalkan politik personal saya. Itu tidak akan terjadi dan saya tidak akan melakukannya, meskipun itu harus mempertaruhkan nyawa saya," tambahnya. 

Menteri Dalam Negeri itu juga menyerukan agar Presiden Vucic tetap mempertahankan netralitas Serbia dan menjaga hubungan baik dengan Rusia dan China, meskipun Serbia tengah ditekan banyak pihak untuk memberikan sanksi kepada Rusia. 

Baca Juga: Jerman Tunda Penyerahan Dana Bantuan ke Etnis Serbia di Bosnia

3. Masih ada ancaman pembunuhan kepada Presiden Vucic

Mendagri Serbia Mengaku Dipaksa Bekerja Sama dengan Mata-mata AsingPresiden Serbia, Aleksandar Vucic. (instagram.com/avucic)

Pada hari yang sama, Mendagri Aleksandar Vulin mengungkapkan bahwa masih ada ancaman pembunuhan kepada Presiden Vucic. Pernyataan itu diungkapkan ketika hadir dalam acara Happy TV. 

"Selama Radoje Zvicer masih bebas, maka ancaman pembunuhan kepada Aleksandar Vucic masih terbuka lebar. Kami tidak tahu siapa di balik klan ini dan sampai ini diungkap, ancaman pembunuhan kepada presiden terus naik," ungkapnya. 

Di samping itu, ia juga menambahkan bahwa kasus klan Veljko Belivuk, terduga pelaku yang didakwa atas kasus pembunuhan tujuh orang sudah dikonfirmasi. 

"Salah satu terdakwa sudah mengakui bahwa dia memang membunuh lima orang dan kemungkinan masih ada korban lainnya. Saya yakin itu. Untuk aparat kepolisian, kami sudah melakukan pekerjaan kami," ungkap Vulin. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya