Serbia Geram karena Presiden Vucic Dilarang Melayat ke Kroasia

Vucic harus menunda kunjungan ke Jasenovac

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Kroasia, pada Minggu (17/7/2022), memutuskan untuk memblokir perjalanan Presiden Serbia, Aleksandar Vucic ke negaranya. Keputusan ini diungkapkan setelah pemimpin berusia 52 tahun itu hendak berkunjung ke kamp konsentrasi bekas Perang Dunia II di Kroasia. 

Pada akhir pekan lalu, presiden Vucic menyatakan kecaman terhadap pernyataan anggota parlemen Ukraina, Oleksiy Goncharenko yang mengajak Kroasia untuk membalas soal keanggotaan Serbia di Uni Eropa. Oleh karena itu, Vucic menyatakan kepada pemerintah Kroasia agar mengurusi urusannya sendiri. 

1. Vucic tidak kabarkan soal kunjungannya

Pernyataan dari Kroasia ini diungkapkan langsung oleh Menteri Luar Negeri, Gordan Grlic-Radman, usai mendengar kunjungan pribadi Vucic ke Kroasia. Ia diketahui hendak mengunjungi kamp konsentrasi Jasenovac di Kroasia, tanpa memberitahu kepada otoritas setempat. 

"Presiden Serbia merupakan seorang yang sangat dilindungi, sehingga perlu ada campur tangan dari otoritas kami. Kami selalu menunjukkan kedatangan kami, tapi ini tidak terjadi di sini. Anda tidak bisa menyeberangi perbatasan begitu saja," tutur Grlic-Radman, dikutip dari RFE/RL

Keputusan ini datang setelah Presiden Vucic mengunggah rencananya lewat media sosial. Sementara, Kroasia menganggap bahwa hal itu sudah menyalahi aturan yang seharusnya diinformasikan lewat rencana beberapa minggu atau bulan sebelum keberangkatannya. 

Tindakan ini dianggap sebagai upaya Belgrade untuk memperunyam masalah kedua negara. Pasalnya, Kroasia terus meminta jawaban kepada Serbia soal apa yang terjadi kepada lebih dari 1.800 orang hilang dalam perang kemerdekaan. 

Baca Juga: Presiden Vucic Ingin Serbia-Rusia Jadi Bestie Tanpa Musuhan dengan UE

2. Brnabic sebut ini adalah skandal terbesar Kroasia soal hubungan kedua negara

Menanggapi keputusan Kroasia, Perdana Menteri Serbia Ana Brnabic mengatakan bahwa Presiden Vucic ingin berkunjung ke monumen Jasenovac untuk urusan pribadi. Bahkan, ia menyebut ini adalah skandal terbesar Kroasia dalam hubungan kedua negara. 

"Ini masih belum jelas bagi saya apakah dia dilarang berkunjung ke Kroasia atau Jasenovac. Ia boleh berkunjung ke mana saja kecuali ke Jasenovac yang menurut saya contoh yang tidak bisa dipercaya. Ini adalah bentuk pelanggaran terhadap kebebasan bepergian," papar Brnabic, dilansir N1

"Vucic hanya ingin berkunjung ke Jasenovac secara pribadi bukan sebagai pemimpin negara. Ia hanya ingin menaruh karangan bunga di sana. Vucic sekarang harus meminta izin kunjungan resmi, sehingga bisa dilihat nilai-nilai Eropa itu dijalankan. Keputusan ini adalah sebuah hal yang memalukan bagi Kroasia, bukan hal yang memalukan untuk Serbia," jelas dia. 

3. Memperkeruh hubungan Serbia dan Kroasia

Serbia Geram karena Presiden Vucic Dilarang Melayat ke KroasiaBendera Serbia di Belgrade. (instagram.com/pjls1969)

Hubungan Serbia dan Kroasia sampai sekarang masih tetap renggang setelah memerdekakan diri dari Yugoslavia. Ketegangan kedua negara berakar dari perang kemerdekaan Kroasia dengan minoritas Serbia di Kroasia, yang didukung oleh pemerintah Serbia. 

Perang Kroasia atau Homeland War, yang berlangsung 1991-1995, mengakibatkan tewasnya lebih dari 10 ribu orang. Bahkan, masih terdapat ribuan orang yang hilang dan belum ditemukan sampai saat ini dalam tragedi tersebut. 

Meskipun kedua negara sudah berjanji untuk menyelesaikan masalah yang disebabkan konflik tersebut,Serbia menuding Kroasia tidak mengakui sejarah dalam Perang Dunia II. Sedangkan Kroasia menuding Serbia menggunakan masalah internalnya dan menolak perannya dalam perang tersebut, dilaporkan Associated Press

Sebagai balasan, Mendagri Aleksandar Vulin memberitahukan pembatasan kepada pejabat Kroasia yang hendak pergi ke teritori Serbia. 

"Mulai hari ini, semua pejabat pemerintahan Kroasia, maupun semua pemegang paspor diplomatik harus menjelaskan kunjungannya melalui Serbia dan akan ditempatkan dalam aturan kontrol khusus," ungkapnya. 

Baca Juga: Tolak Jadi Antek NATO, Serbia: Sekutu Barat Harus Minta Maaf ke Rusia

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya