Moldova Akan Patuhi Putusan ICC untuk Tangkap Putin

Dapat kecaman dari Rusia

Jakarta, IDN Times - Presiden Moldova, Maia Sandu, mengatakan akan mengikuti putusan ICC yang memasukkan Presiden Rusia, Vladimir Putin sebagai buronan. Ia pun menekankan bahwa Putin akan ditangkap apabila berkunjung ke Moldova.

"Ya. Republik Moldova sudah menandatangani perjanjian dengan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Maka, Moldova akan menghargai keputusan dari pengadilan," terang Sandu pada Selasa (23/5/2023).

Sebelumnya, ribuan warga Moldova menggelar demonstrasi pro-Eropa yang diorganisir oleh Sandu. Melalui aksi tersebut, ia menyebut bahwa mayoritas rakyat Moldova setuju bergabung dengan Uni Eropa (UE). Sandu pun menargetkan negaranya akan bergabung pada 2030. 

Baca Juga: Maia Sandu Akhirnya Unggul dalam Pemilu Presiden Moldova 2020

1. Sandu sebut Moldova tidak dalam bahaya perang

Di samping menyebutkan terkait mengikuti putusan ICC, Sandu juga menekankan bahwa negaranya tidak berada dalam bahaya sekarang. Ia menyebut ancaman serangan dari Rusia masih jauh dari perbatasan negara. 

"Sekarang tidak ada risiko invasi militer untuk Republik Moldova berkat Ukraina yang mampu menahan tentara Rusia menjauh dari perbatasan kami. Namun, kami menghadapi upaya Rusia untuk merusak stabilitas negara kami," papar Sandu, dilansir Ukrinform.

"Kami sudah membicarakan upaya ini beberapa bulan lalu. Untungnya, institusi kami telah mengatur semuanya demi menjaga negara dan kami menjadi tahan banting. Bertahun-tahun, kami melihat bahwa Rusia terus mencoba mengancam negara kami menggunakan energi," sambungnya. 

Ia menambahkan bahwa sejak merdeka, Moldova tidak mengonsumsi gas dari Rusia, kecuali di Transnistria. Sandu menerangkan bahwa semakin ke sini Moldova akan semakin kuat dan tidak bergantung pada Rusia.  

Baca Juga: Moldova Blokir Maskapai Air Moldova Terbang ke Rusia

2. Sandu sebut Transnistria makin mendekat ke UE

Moldova Akan Patuhi Putusan ICC untuk Tangkap PutinMonumen Lenin di Tiraspol (unsplash.com/captainhouque)

Sandu menambahkan bahwa kondisi Moldova saat ini tengah digoyahkan oleh seorang buronan kasus korupsi yang melarikan diri ke Israel, Ilan Shor. Ia menyebut bahwa Shor menjadi sosok utama yang bertindak sesuai kepentingan Rusia. 

Sementara itu, saat ditanya mengenai permasalahan Transnistria dan Moldova. Sandu juga menyebut bahwa kini Transnistria mulai mendekat ke Eropa. Ia akan menginisiasi perdamaian dengan wilayah separatis pro-Rusia tersebut. 

"Mengenai Transnistria, sebagian ekspor mereka lari ke UE. Sekarang, setengah dari penduduk Transnistria bekerja di UE. Ini perubahan yang amat besar dari situasi 10 tahun lalu, ketika semua ekspor dari sana lari ke Rusia dan mayoritas penduduknya bekerja di Rusia," kata Sandu. 

"Kami berkomitmen untuk menyelesaikan masalah Transnistria dengan damai. Semakin kami mendekat ke UE, maka kepentingan yang kami lihat adalah reunifikasi antara rakyat Moldova di kedua wilayah bersatu," tambahnya. 

Baca Juga: Puluhan Ribu Rakyat Moldova Unjuk Rasa: Serukan Gabung Uni Eropa!

3. Rusia serukan pembukaan kasus kriminal pada Sandu

Mendengar pernyataan Sandu, Komisaris Urusan Internasional Dewan Federasi Rusia, Vladimir Djabarov mengecamnya. Ia pun menyerukan agar dibukanya dakwaan kriminal kepada Sandu karena mengancam Putin. 

"Investigasi Komite Federasi Rusia punya segala alasan untuk membuka kasus kriminal terhadap Presiden Moldova, Maia Sandu didasarkan dari fakta bahwa ia mengancam menangkap Putin dan mendeklarasikannya sebagai buronan internasional," terang Djabarov, dilansir Digi24.

"Rupanya, terdapat sesuatu yang salah dalam kepala Maia Sandu, yang merupakan warga negara Rumania, tapi menduduki jabatan sebagai Presiden Republik Moldova. Ia memimpikan bahwa Presiden Rusia akan berkunjung ke negaranya yang sangat bergantung pada Moskow," tambahnya. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya