Nikaragua Cabut Izin Organisasi Katolik di Negaranya

Rezim Ortega-Murillo kembali berulah

Jakarta, IDN Times - Nikaragua mencabut izin Asosiasi Yesuit Katolik di negaranya dan menginstruksikan penyitaan semua aset pada Rabu (23/8/2023). Keputusan ini berlangsung hanya sepekan setelah penyitaan aset milik Universidad Centroamericana (UCA). 

Pemerintah Nikaragua di bawah rezim Daniel Ortega terus melancarkan tuduhan tanpa bukti dan serangan kepada Gereja Katolik. Bahkan, pada Maret 2023, Vatikan telah memutus hubungan diplomatik dengan Nikaragua menyusul insiden penahanan kepada Uskup Rolando Alvarez. 

1. Dianggap menghindari pengawasan pemerintah

Kementerian Dalam Negeri Nikaragua menyebut, penutupan ini disebabkan Asosiasi Yesuit Nikaragua tidak memberikan semua dokumentasi yang diminta sesuai Undang-Undang (UU) 1115. 

"Asosiasi Yesuit Nikaragua tidak melaporkan pernyataan finansialnya untuk menghindari kontrol dan pengawasan. Tindakan ini tidak menunjukkan sikap transparansi dalam administrasi dan manajemen di dalam sebuah asosiasi," tutur Kemendagri Nikaragua, dikutip Confidencial

Dalam keputusan itu, Kejaksaan Agung Republik akan menyita aset yang dikelola Asosiasi Yesuit Nikaragua dan diserahkan kepada pemerintah setempat. Dua aset tersebut merupakan sekolah Loyola dan Universidad Centroamericana (UCA). 

Kebijakan ini merupakan upaya rezim Presiden Daniel Ortega untuk terus menekan oposisi di negaranya. Pasalnya, UCA sempat menjadi pusat demonstrasi besar-besaran di Nikaragua untuk menggulingkan Ortega. 

Baca Juga: Nikaragua Larang Dubes Uni Eropa Masuki Negaranya

2. Sudah ada 26 universitas yang ditutup

Sejak Desember 2021, setidaknya 26 universitas di Nikaragua telah ditutup dan asetnya disita. Sedangkan tujuh institusi lain yang ditutup adalah milik asing. 

Pekan lalu, pemerintah Nikaragua telah mengusir komunitas Pastor Yesuit dari rumah pribadinya yang tak jauh dari area UCA. Padahal, mereka punya dokumen resmi yang menunjukkan properti itu bukan bagian dari universitas, tapi milik perseorangan. 

"Kediktatoran selalu membenci kritikan, hal rasional, dan kecerdasan humanistik yang selama ini dilakukan oleh Gereja Katolik. Dampaknya sudah tidak diragukan lagi adalah sebuah pengrusakan yang kuat dan pemiskinan budaya," tutur Pastor Yesuit, Jose Maria Tojeira, dilansir El Pais

3. AS batalkan lebih dari 100 pengajuan visa pejabat Nikaragua

Pada Sabtu (19/8/2023), Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menetapkan pembatasan visa kepada lebih dari 100 pejabat di lingkungan pemerintahan Nikaragua. Mereka dianggap terlibat dan mendukung langkah represif Daniel Ortega. 

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, mengatakan keputusan ini untuk memberi sanksi pihak yang merusak hak asasi manusia (HAM) dan demokrasi di Nikaragua. 

"Kami menyerukan kepada rezim agar segera membebaskan Uskup Alvarez dan semua tahanan politik yang ditangkap tanpa sebab," tutur Blinken, dilansir Associated Press.

Sejak menjabat pada periode keempat pada 2021, Ortega kembali menangkap tokoh oposisi yang melontarkan kritik padanya. Ia pun mencabut izin organisasi non-profit di negara Amerika Tengah tersebut. 

Baca Juga: Nikaragua: Rusia Negara Merdeka, Punya Hak Menyerang Ukraina!

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya