Parlemen Makedonia Utara Setujui Proposal Prancis soal Bulgaria

Demi mempercepat proses keanggotaan Uni Eropa

Jakarta, IDN Times - Parlemen Makedonia Utara pada Sabtu (16/7/2022), telah menerima proposal yang diajukan Prancis soal penyelesaian masalah dengan Bulgaria. Keputusan ini dilakukan untuk mempercepat proses penggabungan dengan Uni Eropa yang sudah berlangsung lebih dari 17 tahun. 

Pada awal Juli, ribuan warga Makedonia Utara menggelar demonstrasi penolakan terhadap persetujuan dari PM Dimitar Kovačevski atas proposal tersebut. Bahkan, Presiden Stevo Pendarovski menyebut demonstrasi antipemerintah yang berujung ricuh didalang oleh intervensi Rusia. 

Baca Juga: Ingin Makedonia Utara Masuk Uni Eropa, Ini Upaya Kanselir Jerman

1. Lebih dari setengah anggota parlemen setujui proposal dari Prancis

Keputusan Parlemen Makedonia Utara ini berdasarkan perdebatan yang dilangsungkan selama tiga hari. Ada 68 dari 120 anggota parlemen yang menyetujui proposal tersebut setelah sejumah anggota oposisi menolak untuk ikut sebab dianggap sebagai pengkhianatan. 

Setelah persetujuan itu, PM Dimitar Kovachevski mengatakan bahwa negaranya siap untuk memulai dialog aksesi Uni Eropa pada 19 Juli mendatang. 

"Akhirnya, setelah 17 tahun, kami kembali memulai proses aksesi negosiasi. Mulai hari ini dan seterusnya, kami akan maju ke depan dengan langkah akselerasi untuk bergabung dengan keluarga Eropa dan Bahasa Makedonia akan didengar dalam waktu dekat dan secara resmi" tuturnya, dikutip RFE/RL

Berdasarkan proposal tersebut, konstitusi Makedonia akan mengakui komunitas minoritas Bulgaria di negaranya dan beberapa masalah terkait klaim budaya dari negara tetangganya itu. Namun, nantinya Bulgaria diharuskan mengakui Bahasa Makedonia. 

Baca Juga: Warga Makedonia Utara Tolak Proposal Prancis: Ini Bulgariaisasi!

2. Menlu Bulgaria dan Makedonia Utara sudah menyetujui protokol bilateral

Pada Minggu (17/7/2022), Kementerian Luar Negeri Makedonia Utara dan Bulgaria sudah menandatangani protokol bilateral untuk mencabut masalah kedua negara. Persetujuan itu diselenggarakan di Sofia dan dihadiri oleh Menlu Bulgaria, Teodora Genchovska dan Menlu Makedonia Utara, Bujar Osmani. 

Pada acara tersebut, Osmani mengungkapkan bahwa negaranya berharap dari dukungan Bulgaria di Uni Eropa dan mengekspresikan harapan dalam lembaran baru hubungan kedua negara. 

"Ini adalah kesempatan bersejarah bagi kami yang sudah menjadi negara kandidat selama lebih dari 17 tahun lamanya. Republik Makedonia Utara punya kesempatan untuk memulai kembali negosiasi besok dengan Uni Eropa karena ini adalah fase terakhir aksesi UE dimulai" paparnya. 

Penyelesaian masalah kedua negara memberikan harapan besar bagi Skopje untuk segera menjadi anggota Uni Eropa. Pasalnya, Makedonia Utara pernah terganjal masalah dengan Yunani terkait kesamaan nama negaranya dengan wilayah di Yunani. 

Baca Juga: Dituduh Langgar Konvensi Wina, Makedonia Utara Usir 5 Diplomat Rusia

3. Persetujuan mendapat protes dari anggota parlemen

Menanggapi persetujuan dari Parlemen Makedonia Utara soal proposal dari Prancis, sejumlah warga melangsungkan aksi demonstrasi. Bahkan, massa yang menggelar aksi demonstrasi melemparkan telur dan tisu toilet ke dalam halaman gedung parlemen di Skopje. 

Aksi ini dilakukan lantaran massa menolak proposal yang diajukan oleh Prancis untuk menyelesaikan masalah Makedonia Utara dengan Bulgaria. Pasalnya, masyarakat Makedonia Utara menganggap proposal tersebut merupakan bentuk pengkhianatan kepada negara. 

Sementara itu, Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen mengucapkan selamat atas persetujuan terhadap proposal tersebut. Ia juga menegaskan bahwa persetujuan ini bisa mempercepat proses aksesi ke dalam anggota Uni Eropa. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya