Pemimpin Partai Komunis Transnistria Tewas Diduga Disiksa di Rumahnya

Mendapat sejumlah tusukan

Jakarta, IDN Times - Pemimpin Partai Komunis Transnistria Oleg Khorzhan, pada Senin (17/7/2023), tewas di rumahnya di Sucleia, tak jauh dari Tiraspol. Ia ditemukan tewas dengan sejumlah luka tusukan dan diduga sempat mendapat penyiksaan. 

Transnistria merupakan wilayah pecahan Moldova yang dikontrol oleh pemerintah pro-Rusia. Wilayah berpenduduk sekitar 470 ribu orang itu tidak diakui sebagai negara oleh dunia internasional dan hanya diakui sebagai bagian dari Moldova. 

1. Partai Komunis Rusia mendesak penyelidikan

Kabar tewasnya Khorzhan disampaikan oleh Kementerian Dalam Negeri Transnistria lewat publikasi di laman resminya. Pihaknya menyebut bahwa tubuh Khorzhan ditemukan oleh istrinya di salah satu ruangan kosong yang berada di sebelah area terbuka. 

Tak hanya diumumkan di dalam negeri, Pemimpin Partai Komunis Rusia Gennadu Zyuganov juga ikut mengumumkan kabar tewasnya Khorzhan. Ia mengklaim bahwa politikus itu tewas dibunuh. 

"Hari ini, pemimpin Partai Komunis Transnistria, Oleh Khorzhan, ditemukan tewas. Ia dibunuh di rumahnya sendiri. Kami ingin segera memulai investigasi dan mencari tahu insiden tersebut," ujar Zyuganov, dilansir Newsweek.

Baca Juga: Soal Penghentian Ekspor Biji-Bijian, Jerman: Rusia Tak Tanggung Jawab

2. Polisi adakan investigasi kematian Khorzhan

Polisi Nasional Transnistria telah membuka investigasi untuk mengungkap siapa pelaku di balik tewasnya pemimpin oposisi di Transnistria. Otoritas setempat menyebut bahwa ia tewas akibat mendapat tembakan. 

"Aparat kepolisian sudah melakukan langkah-langkah yang dibutuhkan dalam proses investigasi untuk menemukan pelaku pembunuhan Oleg Khorzhan," katanya.

Dilansir Euronews, otoritas Transnistria tidak memublikasikan secara detail soal bukti apa saja yang ditemukan di rumah Khorzhan dalam proses penyelidikan. 

Di sisi lain, Badan Reintegrasi Moldova mengemukakan keinginan untuk membuka investigasi independen di bawah pengawasan OSCE (Organisation for Security and Cooperation in Europe). Pihaknya ikut mengecam aksi kriminal ini dan mengucapkan belasungkawa kepada keluarga Khorzhan. 

3. Khorzan dikenal sebagai aktivis penegak HAM

Dilaporkan Associated Press, Khorzhan pernah ditangkap pada 2018 kemudian mendapat hukuman 4,5 tahun penjara. Ia didakwa menyerang aparat penegak hukum di Tiraspol setelah mengadakan demonstrasi. 

Partai Komunis Transnistria menyebut bahwa kasus itu adalah tuduhan konyol. Partai oposisi itu pun menuding pemerintah Transnistria sengaja menangkap Khorzhan dan menyebut kasus ini sebagai persekusi politik. 

Organisasi non-profit pro-demokrasi, Promo-LEX, mengatakan bahwa Khorzhan merupakan salah satu tokoh publik yang punya keberanian untuk melawan dan memperjuangkan hak-hak fundamental dan kebebasan di Transnistria. 

"Khorzhan baru-baru ini memposisikan dirinya sebagai pelindung hak asasi manusia lewat pernyataan politik dan inisiatifnya, untuk mendukung kelompok dan orang yang pernah menjadi korban dari rezim Tiraspol," tuturnya. 

Baca Juga: Azerbaijan: Rusia Gagal Penuhi Kewajiban di Sengketa Nagorno-Karabakh

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya