Pimpinan Militer Afrika Selatan ke Rusia, Bahas Apa?

Makin mesranya relasi Afrika Selatan-Rusia

Jakarta, IDN Times - Pemimpin Pasukan Bersenjata Nasional Afrika Selatan (SANDF), Lawrence Mbatha mengadakan kunjungan ke Rusia pada Senin (15/5/2023). Ia menyebut bahwa kunjungannya ke Moskow ini untuk meningkatkan kesiapsiagaan personel militer kedua negara. 

Pekan lalu, Duta Besar Amerika Serikat (AS) di Pretoria, Reuben Brigety menuduh Afrika Selatan mengirimkan persenjataan dan amunisi ke Rusia menggunakan kapal Lady R Namun, ia kemudian meminta maaf atas tuduhan tersebut dan mengaku pernyataan itu melewati batas. 

Baca Juga: AS Minta Maaf Tuduh Afrika Selatan Kirim Senjata ke Rusia

1. Mbatha kunjungi akademi militer dan perusahaan militer Rusia

Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa Mbatha dan delegasinya berkunjung untuk membahas kooperasi militer antarkedua negara. Keduanya juga menyetujui penguatan kerja sama militer di berbagai bidang. 

"Dalam pertemuan antara pemimpin militer Afrika Selatan, Lawrence Mbatha dan Rusia, Oleg Salyukov sudah menyetujui penguatan kooperasi antara pasukan Angkatan Darat dalam berbagai sektor," tulis Kemenhan Rusia, dikutip Africa News.

"Delegasi Afrika Selatan akan mengunjungi akademi militer Rusia dan sejumlah perusahaan di kompleks industri militer Rusia," sambungnya. 

Sementara itu, SANDF mengungkapkan bahwa kunjungan Mbatha ke Rusia ini sudah direncanakan dari lama. Pihaknya menambahkan bahwa Afrika Selatan punya hubungan militer dengan berbagai negara. 

Baca Juga: UEA Tolak Ekstradisi Pengusaha Korup Afrika Selatan

2. Ramaphosa nyatakan netralitas dan tidak membela Rusia

Pada hari yang sama, Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa mengungkapkan bahwa negaranya punya kedudukan nonblok. Ia tidak membela Rusia dibanding negara lain dan menyerukan perdamaian untuk mengakhiri konflik di Ukraina. 

"Kami tidak menerima klaim bahwa posisi non-blok kami lebih condong ke Rusia di atas negara lain. Kami juga tidak menerima bahwa akibat ini kami harus mengorbankan hubungan dengan negara lain," kata Ramaphosa, dilansir DW.

Ia menambahkan bahwa negaranya akan melanjutkan penghormatan kepada perjanjian internasional yang ditandatanganinya. Tak lupa, ia menegaskan bahwa Afrika Selatan tidak pernah mengirimkan senjata ke Rusia. 

Baca Juga: Penembakan di Pesta Ulang Tahun di Afrika Selatan, 8 Orang Tewas

3. Afsel yakin dapat meredam tensi dengan AS

Menteri Keuangan Afrika Selatan, Enoch Godongwana menyatakan bahwa negaranya akan mengatasi masalah dengan AS soal dugaan pengiriman senjata ke Rusia. Ia menyebut negaranya tidak akan terdampak sanksi apapun atas masalah ini. 

"Sejumlah aksi sudah dilakukan untuk memastikan bahwa hubungan kami dengan AS tetap baik dan hubungan harus tetap normal dan bersahabat. Amerika sepertinya tidak akan merespon dengan segala kemarahan besok," ungkap Godongwana, dikutip Bloomberg.

Pasalnya, mata uang rand sempat mengalami penurunan pekan lalu. Sebab, terdapat kemungkinan bahwa AS akan menjatuhkan sanksi kepada Afrika Selatan atas kasus pengiriman senjata ke Moskow. 

Menanggapi masalah dugaan pengiriman senjata, Ramaphosa sudah meminta penasehat keamanannya dan hakim independen untuk menginvestigasi kasus tersebut. Ia juga sudah mengutus delegasi ke AS untuk meredam tensi kedua negara. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya