PM Hungaria: UE Mulai Kehabisan Napas Usai Tembak Paru-parunya Sendiri

Orban minta pemimpin UE akui salah langkah soal Rusia

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban, pada Jumat (15/7/2022) kembali mengecam Uni Eropa (UE). Orban menyebut UE melakukan aksi bunuh diri atas serangkaian sanksi yang dijatuhkan ke Rusia. 

"Mulanya, saya pikir kami hanya menembak diri kita sendiri di kaki, tapi sekarang sudah jelas bahwa ekonomi Eropa telah ditembak di paru-paru, dan ini mengakibatkan kami kekurangan oksigen untuk bernapas," tutur Orban. 

Pernyataan itu diungkapkan lantaran tingginya harga listrik dan gas yang melanda negara-negara Eropa setelah invasi Rusia ke Ukraina. Selain itu, Eropa tengah dirundung kekhawatiran usai Rusia menghentikan sementara pasokan gas lewat pipa Nord Stream 1.  

1. Orban meminta agar Eropa berpikir ulang soal sanksi

Orban juga mengatakan, keinginan Eropa untuk membantu Ukraina justru merusak ekonominya sendiri tanpa memperlemah Rusia. Maka dari itu, Orban meminta agar UE berpikir ulang terkait strategi dalam memecahkan masalah ini. 

"Sanksi ini tidak membantu Ukraina, malah justru berdampak buruk bagi ekonomi Eropa jika terus berjalan seperti ini. Mereka (sanksi balasan dari Rusia) akan membunuh perekonomian Eropa. Apa yang kita lihat saat ini tidak dapat terelakkan," paparnya. 

"Momen kebenaran harus datang dari Brussels, ketika pemimpinnya mengakui bahwa mereka telah salah memperhitungkan dan sanksi tersebut didasarkan pada asumsi yang salah dan itu harus dirubah," sambung dia.

Baca Juga: Imbas UU Anti LGBT-Penutupan Media, UE Tuntut Hungaria ke Pengadilan

2. Hungaria akan gulirkan keadaan darurat energi mulai 1 Agustus

Pemerintah Hungaria pada Rabu (13/7/2022) resmi mendeklarasikan keadaan darurat dan menyetujui tujuh aturan untuk membatasi harga gas dan listrik di masyarakat. Aturan ini akan berlaku per 1 Agustus 2022. 

Pemberlakuan keadaan darurat berkaitan dengan perang Rusia-Ukraina yang berdampak pada lonjakan harga energi. Selain itu, terdapat kekhawatiran bahwa Eropa tidak dapat memenuhi kebutuhan gas alam pada musim gugur dan dingin mendatang, dilansir Hungary Today

Pemerintah setempat mengungkapkan, aturan ini digunakan untuk melindungi keluarga di Hungaria dan kebutuhan akan suplai energi. Hungaria juga mengikuti beberapa negara Eropa lain yang mendeklarasikan keadaan darurat terkait energi. 

Melalui skema ini, pemerintah yakin bahwa negaranya bisa memenuhi kebutuhan energi pada musim dingin mendatang. 

3. Demonstrasi antipemerintah masih terus berlangsung

Pada Sabtu (16/7/2022), lebih dari seribu warga Hungaria melangsungkan demonstrasi kepada PM Viktor Orban. Aksi ini sebagai lanjutan demonstrasi kecil yang dilakukan pengusaha kecil dan pekerja lepas, atas pemberlakuan pajak bagi UMKM di Hungaria. 

Sementara itu, Orban tengah menghadapi tantangan terbesar sejak terpilih sebagai pemimpin di Hungaria pada 2010 silam. Pasalnya, ia dihadapkan pada inflasi tertinggi dalam dua dekade terakhir, ditambah penahanan dana UE akibat masalah standar demokrasi. 

Dilaporkan Reuters, demonstrasi kali ini didukung oleh salah satu wali kota di Hungaria, Peter Marki-Zay, yang dikenal sebagai penantang Orban. Namun, demonstrasi tersebut diketahui hanya diikuti lebih sedikit demonstran dibandingkan pada Selasa lalu. 

Hal ini menunjukkan bahwa kelompok antipemerintah tetap menghadapi masalah besar dalam melawan popularitas Orban yang sudah menguasai Hungaria lebih dari satu dekade. Bahkan, hal ini juga terjadi di Budapest yang menunjukkan penolakan terkuat kepada Orban. 

Baca Juga: 9 Fakta Budapest, Ibu Kota Hungaria yang Sangat Elegan

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya