Presiden Meksiko Klaim Ribuan Migran Tiba di Perbatasan Setiap Hari

Migran yang tiba di perbatasan AS-Meksiko melonjak

Jakarta, IDN Times - Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador (AMLO), mengatakan terdapat 10 ribu migran ilegal yang datang di perbatasan Meksiko-AS setiap harinya. Jumlah itu seiring lonjakan migran masuk yang melampaui rekor sebulan sebelumnya. 

Pada pertengahan September, Meksiko sudah menangguhkan operasional puluhan kereta api barang yang menuju ke perbatasan Amerika Serikat (AS). Kereta api tersebut menjadi moda transportasi utama migran untuk menuju ke perbatasan dan menghindari kejaran polisi Meksiko. 

Baca Juga: Dilarang Meksiko, Ratusan Migran Tetap Naik Kereta Barang ke AS

1. Lebih dari 6 ribu migran masuk ke Meksiko setiap hari

Pada Senin (2/10/2023), AMLO menyebut kedatangan 10 ribu migran di perbatasan Meksiko-AS setiap harinya pada pekan lalu didorong migran yang masuk dari perbatasan Guatemala-Meksiko. Ia menyebut jumlah migran yang masuk ke Meksiko mencapai lebih dari 6 ribu orang setiap harinya. 

Ia menambahkan bahwa mayoritas migran tersebut telah menempuh perjalanan melewati rute berbahaya di Darien Gap, perbatasan Kolombia-Panama. Mereka pun sudah melakukan perjalanan panjang menyusuri negara-negara Amerika Tengah.

Dilansir Reuters, AMLO juga menekankan bahwa dalam mengatasi migran ilegal ini dibutuhkan penanganan dari akarnya. Ia menyebut bahwa masalah utama dari migran ini adalah kebutuhan untuk bekerja dan meningkatkan standar hidup mereka. 

"Apa yang kami butuhkan hanya membangun jembatan kesepahaman dan kolaborasi, sehingga rakyat di berbagai negara tidak perlu bermigrasi," tutur AMLO yang akan menghadiri pertemuan dengan Menlu negara-negara Amerika Latin dan AS. 

Baca Juga: Truk Barang yang Ditumpangi Migran Terbalik di Meksiko, 10 Orang Tewas

2. AMLO klaim sanksi AS ke Venezuela dan Kuba sebabkan lonjakan migran

AMLO pun mengkritisi AS yang mengakibatkan lonjakan migran yang masuk ke teritori Meksiko dalam beberapa pekan terakhir. Ia menyebut sanksi AS kepada Venezuela dan Kuba yang menimbulkan terjadinya krisis migrasi. 

"AS telah menjatuhkan sanksi kepada kedua negara atas penekanan terhadap demokrasi, perbedaan ideologi dan tidak menegakkan hak asasi manusia (HAM). Sanksi-sanksi dan blokade itu tidak bisa diteruskan," tuturnya, dilansir Associated Press.

Pekan lalu, AMLO juga menyerukan kepada AS untuk menyudahi blokade dan intimidasi kepada negara-negara merdeka dan berdaulat. 

"Seharusnya terdapat rencana kerja sama yang terintegrasi satu sama lain, sehingga warga Venezuela, Kuba, Nikaragua, Ekuador, Guatemala, dan Honduras tidak perlu harus bermigrasi untuk mencari kehidupan yang layak," tambahnya. 

3. AMLO kecam bantuan senjata AS ke Ukraina

Presiden Meksiko Klaim Ribuan Migran Tiba di Perbatasan Setiap HariPresiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador ketika berpidato. twitter.com/lopezobrador_/

Pada saat yang sama, AMLO mengkritisi keputusan Washington untuk memberikan bantuan militer ke Ukraina. Ia bahkan menyebut bahwa tindakan tersebut tidak rasional karena seharusnya sumber daya itu digunakan untuk membantu negara-negara Amerika Tengah. 

Ia menekankan bahwa bantuan pembangunan ekonomi di Amerika Tengah dan Karibia akan berdampak pada pengurangan migran di perbatasan AS-Meksiko. 

"Saya hanya melihat bagiaman sekarang mereka tidak mengotorisasi bantuan perang ke Ukraina. Namun, seberapa besar mereka bantuan perang Ukraina? 30-50 miliar dolar AS (Rp466,7 triliun - Rp777,9 triliun) untuk perang. Ini adalah hal paling tidak rasional dan ini merusak," terangnya. 

"Mereka harus memodifikasi strategi mereka dan belajar menghargai negara lain. Ini bukanlah waktu yang tepat bagi mereka untuk tidak mempedulikan pemerintah Meksiko," sambungnya. 

Baca Juga: Guatemala Kirimkan Ribuan Tentara ke Perbatasan Meksiko

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya