Ribuan Warga Belgia Gelar Demo Tolak Kenaikan Biaya Hidup

Demonstran minta kenaikan upah

Jakarta, IDN Times - Ribuan warga Belgia menggelar demonstrasi di jalanan ibu kota Brussels pada Rabu (21/9/2022). Demonstrasi ini dilangsungkan sebagai bentuk protes kepada pemerintah atas kenaikan seluruh kebutuhan pokok, termasuk pangan, listrik, gas alam dan lainnya. 

Pada awal bulan ini, Perdana Menteri Belgia, Alexander De Croo dan Wapres Dewan Eropa, Charles Michel menyatakan protesnya terhadap Uni Eropa yang lamban dalam menangani krisis energi. Pasalnya, hal itu akan berdampak pada bisnis dan konsumen ke arah krisis finansial. 

Baca Juga: Belgia Kembalikan Gigi Pahlawan RD Kongo yang Berlapis Emas

1. Sekitar 10 ribu demonstran hadir dalam 'Aksi Hari Nasional'

Demonstrasi di Brussel kali ini dipusatkan di Place de la Monnaie yang dihadiri sekitar 10 ribu demonstran. Selain berkumpul di lapangan tersebut, para demonstran juga menggelar aksi long-march dan membawa sejumlah bendera dan spanduk protes kepada pemerintah. 

Spanduk tersebut bertuliskan, "biaya hidup jadi sangat mahal, kami ingin solusi sekarang juga", "semuanya naik kecuali pendapatan kita", dan membawa plakat yang bertuliskan "bekukan harga, bukan warga". 

Menurut survei di Belgia menunjukkan bahwa 64 persen warga mengungkapkan kekhawatirannya akan tidak dapat membayar harga listrik dan gas yang naik dua kali lipat. Sedangkan 80 persen responden mengatakan bahwa mereka sudah menghemat konsumsi energi dan air. 

"Ketika pergi berbelanja, apa yang kita belanjakan sekarang lebih dari 20-30 euro (Rp295 ribu-442 ribu) atau lebih tergantung tempat kalian berbelanja. Kami mencapai titik di mana dompet kita tidak mencukupi kebutuhan" papar Pascal Kraeso selaku salah satu demonstran, dikutip Associated Press.

Baca Juga: Belgia Ambil Alih Masjid Agung Brussel dari Pemerintah Arab Saudi

2. Demonstrasi akibatkan terganggunya layanan transportasi umum

Demonstrasi kali ini telah mengakibatkan terganggunya transportasi publik di ibu kota Belgia. Bahkan, penerbangan di Bandara Brussels mengalami gangguan sebab hanya terdapat satu rute layanan metro atau kereta bawah tanah yang beroperasi. 

Meskipun demikian, unjuk rasa ini tidak mengakibatkan pembatalan penerbangan, tapi terdapat dampak dari bongkar muat barang pesawat. Hal ini memungkinkan para penumpang pesawat menunggu lebih lama untuk mengambil tas dan barang bawaan mereka ketika sampai di Brussels. 

Pihak bandara juga memperingatkan penumpang yang akan naik pesawat untuk datang ke bandara menggunakan transportasi umum. Hal ini untuk menghindari keterlambatan dan selalu memastikan jalur keberangkatan bus atau metro ke bandara. 

Baca Juga: Parlemen Belgia Bahas Rencana Pertukaran Tahanan dengan Iran

3. Demonstrasi menolak kenaikan harga ketiga di Belgia

Unjuk rasa yang diprakarsai oleh persatuan pekerja ini sudah dilakukan untuk yang ketiga kalinya sepanjang tahun ini. Sementara, aksi kali ini diorganisir oleh persatuan pekerja ACV, ABVV, dan ACLVB yang sudah merencanakan aksi ini sejak pekan lalu. 

Pendemo menginginkan kenaikan upah dan menolak undang-undang upah maksimum, sehingga upah pekerja swasta bisa naik. Mereka juga menuntut adanya kenaikan tawar-menawar upah bagi pekerja swasta, mengingat sejumlah perusahaan mendapatkan keuntungan yang besar saat ini. 

Stefaan Decock, Sekretaris Jenderal ACV, mengatakan pada The Brussels Times bahwa demonstrasi kali ini belum cukup mendorong pemerintah untuk memutuskan kebijakan yang mewakili aspirasi mereka. Oleh karena itu, unjuk rasa selanjutnya sudah dijadwalkan pada 9 November. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya