Rusia Larang 11 Pejabat Moldova Masuki Negaranya

Rusia marah medianya diblokir di Moldova

Jakarta, IDN Times - Rusia memanggil Duta Besar Moldova di Moskow Lilian Darii, pada Senin (20/11/2023), untuk memprotes tindakan Chisinau yang memblokir belasan media massa berbahasa Rusia karena dianggap menyebarkan propaganda. 

Relasi Rusia-Moldova terus menegang dalam beberapa bulan terakhir, terutama di tengah penyelenggaraan pemilu daerah pada Oktober lalu. Moldova menganggap Moskow berniat mengintervensi pemilu dan memenangkan kandidat kepala daerah pro-Rusia. 

1. Langkah balasan atas kebijakan Moldova

Kementerian Luar Negeri Rusia memutuskan untuk melarang sejumlah pejabat Moldova masuk ke negaranya. Pihaknya mengatakan ini adalah respons atas kebijakan persekusi media massa berbahasa Rusia di Moldova. 

"Pada 20 November, Dubes Moldova, Lilian Darii sudah dipanggil. Kami sudah menyatakan protes keras kepada Moldova terkait dengan persekusi politik terhadap media massa berbahasa Rusia di Moldova, termasuk pemblokiran akses lamannya," terangnya, dikutip TASS

"Kami sudah memberitahu kepada Lilian Darii bahwa Rusia akan melarang masuknya sejumlah pejabat Moldova sebagai langkah balasan atas tindakan yang dilakukan pemerintahannya," sambungnya. 

Selain protes dari Rusia, pemimpin oposisi Moldova juga melayangkan protes atas sensor terhadap media massa ini karena dianggap melanggar hak warga untuk memilih sember informasi yang dikehendaki. 

Baca Juga: Ukraina Rombak Pemimpin Militer untuk Percepat Operasi Lawan Rusia 

2. Moldova tetap berkomitmen pada pemblokiran hoaks

Penasehat Komunikasi Kementerian Luar Negeri Moldova Igor Zaharov dan Menteri Integrasi Eropa,Nicu Popescu mengonfirmasi kebenaran pemanggilan tersebut. Ia menyebut terdapat 11 anggota parlemen yang dilarang masuk ke Rusia. 

"Saya mengonfirmasi kebenaran bahwa Dubes Moldova di Moskow, Lilian Darii memang dipanggil dan terdapat larangan masuk kepada 11 anggota parlemen Moldova ke Rusia," tutur Zaharov, dikutip Moldpres.

"Tidak peduli apapun keputusan atau jawaban dari Moskow. Kami berkomitmen untuk melanjutkan perlindungan ruang informasi terhadap segala bentuk intervensi luar negeri dan melanjutkan posisi kami dalam melawan informasi menyimpang, serangan hybrid, dan upaya merusak stabilitas negara," tambahnya.   

3. Moskow klaim mayoritas rakyat Moldova masih pro-Rusia

Pekan lalu, Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, rakyat Moldova mendukung penuh hubungan baik dengan Rusia. Klaim itu didasari dari hasil pemilu daerah yang menunjukkan dukungan kepada calon pro-Rusia. 

"Dalam batas minimum, Sandu melupakan bahwa hasil pemilu daerah yang sudah digelar tidak dimenangkan oleh partainya. Masih banyak rakyat Moldova yang ingin membangun kerja sama dengan negara kami dan kami tahu itu. Hasil pemilu ini menunjukkan bagaimana situasi dengan jelas," ungkap Peskov. 

Dilaporkan Reuters, Presiden Maia Sandu mengatakan bahwa partainya, PAS, berhasil menang di sejumlah daerah di Moldova. Namun, calon dari partainya gagal memenangkan kandidat di beberapa kota penting di negara Eropa Timur tersebut. 

Di ibu kota Chisinau, calon petahana Ion Ceban berhasil memenangkan pemilu daerah dengan mengalahkan calon dari PAS, Lilian Carp. Sedangkan kandidat kepala daerah PAS kalah di beberapa kota penting lain, seperti Balti, Cahul, dan Orhei.

Baca Juga: Presiden Moldova Sebut Kepala Wagner Rencanakan Kudeta

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya