Sederet Negara Kecam Pembobolan Kedubes Meksiko di Ekuador

Kecam pelanggaran Konvensi Wina

Jakarta, IDN Times - Komunitas Internasional mengecam pembobolan Kantor Kedutaan Besar (Kedubes) Meksiko di Quito oleh aparat kepolisian Ekuador. Tindakan tersebut termasuk pelanggaran hukum internasional dan pelanggaran kedaulatan Meksiko. 

Secara mengejutkan, otoritas Ekuador memutuskan untuk membobol Kantor Kedubes Meksiko di Quito untuk menangkap mantan Wakil Presiden Jorge Glas yang berlindung di sana. Keputusan ini digerakkan setelah Meksiko resmi mengabulkan suaka kepada Glas. 

Baca Juga: Nikaragua Putus Hubungan Diplomatik dengan Ekuador

1. Beberapa negara mengutuk Ekuador yang melanggar hukum internasional

Pada Kamis (7/4/2024), beberapa pemimpin di dunia, seperti Amerika Serikat (AS), Kanada, Spanyol, dan Honduras menyatakan kekecewaannya atas tindakan pembobolan di Kedubes Meksiko di Ekuador pada Sabtu lalu. 

"AS menyatakan kecaman atas segala bentuk pelanggaran Konvensi Wina soal hubungan antarnegara. Seharusnya negara tuan rumah harus menghargai hukum internasional dan tidak pernah melanggar hak milik misi diplomatik," terang juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) AS Matthew Miller, dikutip Deutsche Welle.

Selain itu, Spanyol menyebut tindakan Ekuador sudah melanggar Konvensi Wina, tapi mengharapkan agar Meksiko-Ekuador dapat kembali akur sebagai bagian dari komunitas Ibero-Amerika.

Presiden Honduras Xiomara Castro mengutuk pelanggaran kedaulatan yang dilakukan Ekuador. Ia pun mengecam tindakan Ekuador yang tidak mengindahkan sejarah dan hak dasar seorang untuk memperoleh suaka.  

2. Meksiko akan ajukan kasus pelanggaran kedaulatan di ICJ

Setelah memutus hubungan diplomatik dengan Ekuador, Meksiko berencana untuk mengajukan kasus ini di Pengadilan Internasional (ICJ) di Den Haag. Ia mengklaim 18 negara Amerika Latin dan 20 negara Eropa sudah mendukungnya. 

"Kami bersyukut Duta Besar dari Jerman, Panama, Kuba, Honduras, Presiden Kamar Dagang Ekuador-Meksiko, dan seluruh staf diplomatik atas solidaritasnya bersama rakyat Meksiko!" ungkapnya, dikutip CNN.

Pada saat yang sama, Menteri Luar Negeri (Menlu) Meksiko Alicia Barcena mengungkapkan terima kasih atas kepulangan seluruh diplomat yang sudah bertugas di Ekuador dengan selamat di tengah ancaman kekerasan fisik. 

"Insiden ini sungguh kelewatan. Bahkan, diktator Augusto Pinochet tidak berani masuk ke dalam Kantor Kedubes Meksiko di Chile. Mereka masuk ke dalam secara tidak hormat dan tanpa otorisasi, memukul diplomat. Kami mengecam keras aksi tersebut," tegasnya. 

Baca Juga: Ekuador Tetap Terjunkan Militer di Jalanan Tanpa Keadaan Darurat

3. Ekuador mengaku kehabisan cara untuk mencegah Glas kabur

Presiden Ekuador Daniel Noboa masih belum mengungkapkan komentar terkait dengan penggerebekan di Kantor Kedubes Meksiko di Quito. Namun, Menlu Ekuador Gabriela Sommerfeld mengungkapkan kekhawatiran negaranya akan kaburnya Glas. 

"Keputusan untuk masuk ke dalam Kedubes Meksiko dibuat oleh Noboa setelah melihat kemungkinan Glas akan terbang ke Meksiko usai pengajuan suakanya dikabulkan. Kami sudah kehabisan cara dialog diplomatik dengan Meksiko," terangnya, dilansir Associated Press

"Pengabulan suaka terhadap seseorang yang sudah divonis hukuman kriminal oleh Kejaksaan Ekuador adalah tindakan ilegal," tambahnya. 

Kepala Observatori Keadilan dan Hukum Independen Ekuador dan dosen di Universitas Internasional Ekuador Maria Dolores Mino mengatakan penggerebekan di Kedubes Meksiko bukan hanya memalukan, tapi juga membuka peluang balasan yang bukan main-main. 

Baca Juga: Presiden Ekuador Sebut Geng Kriminal Mau Lancarkan Kudeta

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya