Serbia Sebut 9 Negara Siap Tolak Akui Kedaulatan Kosovo

Serbia berjuang agar gak ada negara yang akui Kosovo

Jakarta, IDN Times - Presiden Serbia Aleksandar Vucic, pada Rabu (4/1/2023), mengatakan bahwa terdapat beberapa negara yang siap menolak kedaulatan Kosovo. Ini diucapkan dengan dalih mempertahankan kedaulatan Serbia, setelah Belgrade terus mengklaim Kosovo sebagai bagiannya. 

Pernyataan itu disampaikan di tengah memanasnya tensi Serbia-Kosovo dalam beberapa minggu terakhir.

Menjelang Tahun Baru, ketegangan kedua negara mulai meredam usai Kosovo bersedia menurunkan hukuman kepada mantan polisi etnis Serbia menjadi tahanan rumah. 

1. Negara di Afrika, Asia dan Karibia akan tolak akui Kosovo

Serbia Sebut 9 Negara Siap Tolak Akui Kedaulatan KosovoPresiden Serbia, Aleksandar Vucic (instagram.com/avucic)

Negara yang menentang kedaulatan Kosovo berasal dari Asia, Afrika, dan Karibia. Sejauh ini, sudah ada 106 negara yang tidak mengakui Kosovo, demikian klaim Vucic. 

"Sembilan di antaranya akan mengakhiri pengakuan kepada Kosovo, seperti Somalia, Burkina Faso, Gabon, Eswatini, Libya, Guinea, Antigua dan Barbuda, Saint Lucia, dan Maladewa" papar Vucic, dikutip Anadolu Agency.

Vucic juga sedang mengunggu negara ke-10 yang akan menolak mengakui Kosovo. 

"Banyak tantangan di depan kita terkait masalah yang melibatkan Kosovo. Kami terus mendorong upaya perdamaian. Kami juga tidak pernah melakukan satu pun tindakan unilateral," sambungnya. 

Baca Juga: Pasukan NATO Mulai Singkirkan Barikade di Kosovo Utara, Tensi Mereda?

2. Serbia kampanyekan penolakan kemerdekaan Kosovo

Menteri Luar Negeri Serbia Ivica Dacic, pada Selasa (3/1/2023), sempat menyebut bahwa keputusan setiap negara harus dihormati dan jangan sampai diintervensi oleh negara besar pendukung Kosovo.  

"Kami menghargai posisi mereka dan tidak ingin mengekspos mereka terhadap segala tekanan dari Pristina dan sekutu besar di baliknya. Kita harus berhati-hati. Beberapa di antara mereka adalah pemain besar yang bisa mengakibatkan efek domino," terangnya, dikutip RT

Dacic juga menyerukan Belgrade untuk intensifikasi kampanye menentang pengakuan kemerdekaan Kosovo. Ini sebagai respons atas pelanggaran kerja sama dari Kosovo yang dicapai oleh Serbia pada 2020 silam. 

Pada saat itu, Kosovo setuju menunda untuk menjadi anggota organisasi internasional dengan balasan Serbia tidak melanjutkan kampanye itu. Namun, setelah Pristina berupaya masuk jadi anggota Uni Eropa, Serbia menganggap ini sebagai pelanggaran. 

3. Vucic sebut situasi akan semakin sulit pada 2023

Serbia Sebut 9 Negara Siap Tolak Akui Kedaulatan KosovoPresiden Serbia, Aleksandar Vucic (twitter.com/sns_srbija)

Vucic juga menyebut bahwa Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, dan China akan menghadapi masalah ekonomi serius pada 2023. Ia menambahkan bahwa Serbia berupaya memenuhi kebutuhan pangan karena khawatir akan kelangkaan. 

"Saya prediksi 2023 akan menjadi tahun yang lebih sulit dibanding 2022. AS meningkatkan suku bunga acuannya, pertumbuhan ekonomi China terus melambat, dan Uni Eropa mendekati resesi. Kita adalah bagian dari rantai itu dan ini akan berdampak kepada kita," paparnya. 

"Serbia sudah melakukan langkah pencegahan dengan menyetok gas alam dan batu bara, seharusnya itu akan cukup sampai musim semi. Saya masih membicarakan dengan Hungaria untuk mengamankan suplai pada musim dingin, yang bisa jadi lebih buruk dari sekarang," tambahnya.  

"Kami sudah mengamankan persediaan gandum untuk 20 bulan ke depan. Ini berfungsi untuk mengamankan keamanan pangan. Kita harus menyetok karena persediaan pangan di seluruh dunia akan terus berkurang," sambung Vucic.

Baca Juga: Dipaksa Jatuhkan Sanksi ke Rusia, Serbia: UE Terlalu Ikut Campur!

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya