Setelah Lama Tertunda, Akhirnya Bolivia Langsungkan Pemilihan Umum

Selenggarakan pemilu di masa pandemi

La Paz, IDN Times - Setelah hampir setahun lamanya mengalami status quo, usai mundurnya Presiden Bolivia, Evo Morales pada bulan November 2019. Akhirnya pada di hari Minggu (18/10/2020) negara di Amerika Selatan ini menyelenggarakan pemilihan umum, meskipun di tengah pandemi COVID-19. 

Bolivia sebelumnya dipimpin oleh presiden sementara, Jeanine Anez yang mau menggantikan posisi Evo Morales. Namun pada bulan September 2020 lalu, Anez memutuskan untuk mundur dari perburuan kursi orang nomor satu di Bolivia. 

1. Sempat mengalami dua kali penundaan pemilu

Setelah Lama Tertunda, Akhirnya Bolivia Langsungkan Pemilihan UmumPara pendukung partai MAS di Bolivia. twitter.com/CDRosa/

Akhirnya pada hari Minggu (18/10) Bolivia menyelenggarakan pemilihan presiden setelah dua kali tertunda akibat pandemi COVID-19. Sebelumnya pemilu akan diselenggarakan pada bulan Mei, namun ditunda hingga bulan September dan kembali ditunda hingga tanggal 18 Oktober 2020. Pada pemilihan umum kali ini masyarakat Bolivia akan memilih presiden, wakil presiden dan 166 anggota kongres, dikutip dari BBC.

Sementara pada pemilihan umum kali ini terdapat tiga calon presiden yang terdiri dari mantan Menteri Keuangan, Luis Arce yang menjadi kandidat utama dari Partai Pergerakan Sosialis (MAS). Kandidat selanjutnya mantan presiden Bolivia tahun 2003-2005, Carlos Mesa, dan calon sayap kanan Luis Fernando Camacho. Selain itu, terdapat politikus kelahiran Korea Selatan yang juga ikut dalam pemilu kali ini, bernama Chi Hyun Chung. 

2. Pemilu berlangsung dengan aman dan damai

Setelah hampir setahun lamanya Mantan Presiden Evo Morales mengundurkan diri dari jabatannya pada November 2019 lalu. Hal itu dikarenakan Morales berencana untuk mencalinkan kembali dalam pemilu di tahun 2019, di mana ia sudah memimpin Bolivia selama lebih dari 13 tahun.

Bahkan Morales melarikan diri ke Argentina usai dituduh melakukan terorisme dan hasutan oleh pemerintah sementara Bolivia yang dipimpin Jeanine  Áñez, dilansir dari BBC. Akibatnya negara ini mengalami ketidakstabilan politik dalam waktu hampir setahun lamanya dan diharapkan pemilu kali ini dapat menenangkan suasana politik di Bolivia.

Mengutip dari Associate Press, pemilihan umum yang dilaksanakan pada hari Minggu kemarin berlangsung damai dan aman. Bahkan masyarakat yang hendak memilih tetap menjaga jarak saat berbaris dan menerapkan protokol kesehatan. 

Baca Juga: Jacinda Ardern Menangi Pemilu Selandia Baru, Jadi PM Lagi

3. Bisa menjadi momentum kembalinya pemimpin sayap kiri di Amerika Latin

Pada pemilihan umum kali ini dapat menjadi momentum kembalinya sosialisme di Amerika Selatan. Hal ini ditengarai masih banyaknya pendukung Partai Pergerakan Sosialis di Bolivia, terutama dari komunitas petani koka dan masyarakat asli Bolivia. Luis Arce yang menjadi kandidat usungan partai ini juga didukung oleh Evo Morales untuk memenangkan pemilihan presiden di tahun ini. 

Melansir dari BBC, pada bulan September lalu Evo Morales juga mengatakan apabila Luis Arce menang dalam pemilu, maka ia akan segera kembali ke Bolivia keesokan harinya. Di samping itu, kemenangan sayap kiri di Bolivia nantinya akan disambut baik oleh negara pemerintahan kiri lain di Amerika seperti Kuba, Venezuela dan Nikaragua. 

Baca Juga: Presiden Sementara Bolivia Jeanine Anez Mundur Jadi Capres

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya