Tajikistan dan Uzbekistan Tolak Rakit Drone untuk Militer Rusia

Sebut klaim itu tidak terbukti

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Tajikistan menolak klaim Ukraina terkait dugaan mengirimkan drone untuk memasok persenjataan militer Rusia. Tudingan ini mencuat setelah seorang jurnalis Ukraina memberikan komentar hubungan dibukanya pabrik perakitan drone Iran di Tajikistan pada Mei lalu. 

Tajikistan yang dipimpin Emomali Rahmon dikenal sebagai salah satu sekutu terdekat Rusia di Asia Tengah. Bahkan, Rusia menetapkan Islamic Renaissance Party of Tajikistan (IRPT) sebagai organisasi teroris di negaranya untuk mengambil simpati Tajikistan di tengah konflik Rusia-Ukraina. 

Baca Juga: Kyrgyzstan Minta Rusia Selesaikan Konflik Perbatasan Tajikistan

1. Tajikistan mengaku tidak mengekspor senjata kepada pihak ketiga

Sesuai keterangan Kementerian Luar Negeri Tajikistan, mereka menolak klaim tanpa bukti yang diutarakan jurnalis Dmitry Gordon. Melalui komentarnya itu, jurnalis Ukraina itu menyebut drone dari Tajikistan digunakan membunuh warga Ukraina. 

"Kami menolak kata-kata yang disampaikan Gordon bahwa drone Iran yang dirakit di Tajikistan digunakan untuk membunuh warga sipil Ukraina. Kami menekankan bahwa Tajikistan tidak mengekspor peralatan militer kepada pihak ketiga," papar Kemlu Tajikistan, dikutip dari The Diplomat

"Kami meminta Gordon untuk berhati-hati dalam menyampaikan komentar semacam ini dan melihat kembali kebenaran informasi sebelum dipublikasikan. Kami juga tidak mendapat permintaan langsung dari Kiev soal masalah ini," sambungnya. 

Selain itu, drone Iran yang diproduksi di Tajikistan adalah tipe Ababil-2, bukan Shahed-136 yang diterjunkan di Ukraina. Selain itu, Rusia diketahui tidak menggunakan drone Ababil-2 di area konflik dan apabila memang menggunakan, maka sudah diberitakan saat ini. 

Baca Juga: Uzbekistan Blokir Sistem Pembayaran Mir Buatan Rusia di Negaranya

2. Uzbekistan tidak punya kooperasi militer dengan Iran

Tajikistan dan Uzbekistan Tolak Rakit Drone untuk Militer RusiaIlustrasi bendera Uzbekistan. (twitter.com/UNDP_Uzbekistan)

Sebelum itu, Gordon juga menyebut drone Iran yang menghantui langit Ukraina berasal dari Uzbekistan. Pernyataan itu disampaikan ketika Gordon mengadakan wawancara dengan pebisnis Israel kelahiran Rusia bernama Leonid Nevzlin dalam video YouTube-nya. 

Mendengar komentar tersebut, Komite Industri Pertahanan Uzbekistan melayangkan protes atas klaim tanpa bukti itu. Pihak Uzbekistan menglarifikasi bahwa negaranya tidak memroduksi drone Iran. 

"Harus diperhatikan bahwa Uzbekistan tidak memroduksi drone buatan Iran dan kami tidak pernah berkooperasi dengan Iran dalam pembuatan drone. Kami tidak pernah memroduksi perlengkapan militer dengan Iran dari dulu sampai sekarang," tegasnya. 

Deklarasi itu dilanjutkan oleh keterangan resmi dari Kementerian Luar Negeri Uzbekistan yang menegaskan pihaknya tidak pernah bekerja sama merakit persenjataan dengan Iran. Uzbekistan juga meminta Ukraina agar tidak membiarkan informasi tanpa bukti ini beredar.  

Baca Juga: Kyrgyzstan Minta Rusia Selesaikan Konflik Perbatasan Tajikistan

3. Terdapat drone lain yang digunakan Rusia di Ukraina

Beredarnya informasi ini di Ukraina setelah muncul spekulasi bahwa bukan hanya drone Shahed-136 saja yang digunakan militer Rusia. Ditambah, seorang pakar Timur Tengah dari media Hromadske menyebut beberapa drone mungkin diproduksi di Tajikistan atau Suriah. 

Klaim itu dibarengi dengan pernyataan petinggi IRGC (Islamic Revolutionary Guard Corps) pada awal bulan Oktober yang menyebut Tajikistan adalah salah satu dari 22 negara yang memroduksi drone militer Iran. 

Dilaporkan Eurasianet, Kedubes AS di Dushanbe mengaku sedikit mengkhawatirkan kabar tersebut. Namun, ia menolak klaim itu dan menyebut suatu negara seharusnya menghindari menyuplai persenjataan ke Rusia atau mengadakan perjanjian militer dengan Iran. 

"Kami tidak menganjutkan semua negara untuk terlibat kooperasi militer dengan Iran. Aksi tersebut akan membawa mereka ke dalam resiko besar dan terancam mendapat sanksi dari AS," tutur jubir Kedubes AS di Tajikistan. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya