Turki Kecam Pendekatan PBB ke Siprus Utara

Anggap PBB tidak pro-Siprus Utara

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri Turki mengecam pendekatan yang dilakukan PBB di Siprus Utara pada Minggu (20/8/2023). Pihaknya menyebut Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Siprus (UNFICYP) berada di dalam wilayah kedaulatan Republik Turki Siprus Utara. 

"Kami mengecam keras intervensi fisik oleh Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Siprus di wilayah kedaulatan Repubik Turki Siprus Utara (TRNC) dalam menghalangi pembangunan jalan Pile-Yigitler," tutur Kemlu Turki. 

Selain itu, Turki menganggap tindakan PBB tidak sejalan dengan upaya kemanusiaan dari pembangunan jalan tersebut untuk memberikan akses bagi warga Pile-Yigitler ke negaranya sendiri di Siprus Utara. 

Baca Juga: PBB Menyebut Korea Utara Memperkuat Militer Saat Rakyatnya Menderita

1. Turki menganggap PBB tidak netral

Kemlu Turki menambahkan bahwa PBB menutup mata kepada Siprus Utara dan mendukung pemerintahan Siprus yang dipimpin oleh etnis Yunani. 

"Ini tidak dapat dipahami, PBB selama bertahun-tahun telah menutup mata dan memilih membela Pemerintah Siprus Yunani untuk mendirikan zona penyangga dalam mencegah etnis Turki di Siprus Utara mendapatkan hak-hak kemanusiaan," katanya, dikutip TRT World

Turki menganggap bahwa PBB tidak memenuhi tugas dasarnya dalam memperlakukan keduanya dengan seimbang. Mereka menyebut solusi itu justru membuka sejumlah permasalahan baru. 

"Sebagai penjamin negara, kami mengundang Pasukan Penjaga Perdamaian PBB untuk menarik aksinya dan perkataannya yang hanya akan memperburuk misinya di Siprus hampir 60 tahun lamanya karena tidak memperlakukan dua belah pihak dengan baik," tambahnya. 

Baca Juga: Siprus Gagalkan Aksi Teroris di Permukiman Yahudi

2. Personel keamanan Siprus Utara menyerang pasukan PBB

Dilaporkan Associated Press, personel keamanan Siprus Utara memukul dan menendang pasukan penjaga perdamaian yang dianggap menghalangi pembangunan jalan Pile-Yigitler di Arsos pada Jumat (18/8/2023). Padahal, wilayah tersebut terletak di zona penyangga antara kedua wilayah.

Dalam video yang tersebar di media sosial menunjukkan bahwa sejumlah personel keamanan Siprus Utara mendekati sejumlah kecil pasukan PBB yang berasal dari Slovakia dan Inggris. Pasukan itu berupaya menahan personel yang memaksa menerobos masuk ke zona penyangga. 

Meskipun sempat diblokir, pemerintah Republik Turki Siprus Utara tetap melanjutkan pembangunan proyek jalan pada Sabtu (19/8/2023). Keesokan harinya proses pembangunan masih tetap dilanjutkan, tapi dengan progres yang lebih lambat. 

3. Mendapat kecaman dari AS, Inggris, Prancis, dan Uni Eropa

Mendengar insiden serangan kepada pasukan PBB di Siprus, Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen ikut mengecam insiden serangan. 

"Saya mengecam keras serangan yang ditujukan kepada Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Siprus oleh personel Turki Siprus. Ancaman dan serangan kepada pasukan PBB tidak dapat diterima," terangnya.  

Sebelum itu, Amerika Serikat (AS), Inggris Raya, dan Prancis telah menyatakan penolakan atas serangan kepada pasukan PBB. Perwakilan ketiga negara di Siprus juga mendesak agar pembangunan jalan tersebut dihentikan dan mengupayakan dialog antara kedua pihak. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya