Uruguay Negosiasikan Perdagangan Bebas dengan China

Bisa memicu keretakan dalam blok Mercosur

Jakarta, IDN Times - Presiden Uruguay Luis Lacalle Pou pada Selasa (7/9/2021) sedang merencanakan negosiasi Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) dengan China. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan ekspor berbagai produk unggulan dari negara Amerika Selatan itu. 

Namun keputusan Uruguay ini disebut akan menjadi masalah baru dan akan meningkatkan tensi di antara negara-negara anggota Mercosur. Bahkan persetujuan ini mengancam keberadaan perjanjian yang sudah berdiri sejak 1991 itu. 

1. China sudah menyetujui proposal perdagangan bebas dengan Uruguay

Berdasarkan keterangan dari Presiden Luis Lacalle Pou apabila pihak China sudah menyetujui dan bersedia melanjutkan proses Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) bilateral antara kedua negara. Lacalle Pou sudah sejak lama menginginkan berlanjutnya proses ini untuk meningkatkan ekspor daging sapi ke negara raksasa di Asia itu. 

Pada Rabu (8/9/2021) penasehat Pemerintah Uruguay, Alvaro Delgado berkata bahwa ini merupakan langkah Uruguay untuk melarikan diri dari Mercosur untuk China. "Ini merupakan tujuan paling utama dan mungkin paling penting saat ini" kata Delgado dalam konferensi pers. 

Padahal pada Juli lalu, presiden berusia 48 tahun itu mengatakan jika Uruguay bersedia melakukan negosiasi perdagangan dengan China seorang diri. Keputusan ini tentu menyulut tensi dengan anggota Mercosur lainnya, seperti Brasil, Argentina dan Paraguay, dikutip dari Reuters

2. Uruguay dan China berharap studi kelayakan FTA dapat diselesaikan di tahun ini

Uruguay Negosiasikan Perdagangan Bebas dengan ChinaPresiden Uruguay, Luis Lacalle Pou (tengah) saat menghadiri acara kenegaraan. (twitter.com/LuisLacallePou)

Baca Juga: Diduga Korupsi, Menteri Pariwisata Uruguay Mundur

Dilansir dari Buenos Aires Times, perbincangan diketahui mengarah pada persetujuan dan akan dimulai dengan studi kelayakan, di mana kedua pemerintahan berharap akan menyelesaikannya pada akhir tahun ini. Setelah semuanya berjalan lancar, representatif dari Beijing dan Montevideo akan mulai menyusun perjanjian perdagangan bebas. 

Padahal sebelumnya, Pemerintah China menolak untuk bernegosiasi dengan Uruguay tanpa persetujuan dari anggota blok lainnya. Pasalnya ini dikhawatirkan dapat menyulut ketegangan di dalam blok Mercosur. 

Namun menanggapi mengenai tensi di dalam blok Mercosur, Presiden Lacalle Pou mengatakan jika, "Uruguay sudah memiliki sejarah untuk berkomitmen menjadi bagian dari Mercosur, tapi kami ingin mencari pasar baru. Uruguay juga sangat transparan dan loyal kepada blok ini. Apabila ini akan berdampak pada ketidaknyamanan, ini kurang lebih hanyalah ketidakenakan kecil."

3. China merupakan destinasi utama daging sapi dari Uruguay

Sementara itu, mantan Presiden Julio María Sanguinetti menanggapi bahwa keinginan China berkeinginan untuk memulai negosiasi dengan Uruguay berarti merupakan pesan itu tidak hanya untuk kita tetapi juga Mercosur. 

"Ini merupakan langkah yang sangat penting karena maksud dari China dan secara politik untuk kita dan ini tidak selalu diartikan akan menyebabkan keretakan dalam Mercosur, tetapi untuk menjaga keterbukaan dialog." ujar Sanguinetti. 

China selama ini menjadi destinasi utama dari ekspor daging sapi Uruguay, terutama setelah adanya pemblokiran ekspor daging sapi dari Argentina. Pada delapan bulan ini, penjualan total mencapai 1.568 juta dolar AS atau Rp22,3 triliun atau naik 63 persen dari periode yang sama di tahun 2020.

Sedangkan ekspor utama Uruguay saat ini adalah produk daging sapi yang naik 205 persen dan terhitung mencapai 60 persen dari total ekspor negara Amerika Selatan itu, dilansir dari laman Mercopress

Baca Juga: Kasus COVID-19 Naik, Uruguay Lakukan Pembatasan Sosial

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya