Warga Bulgaria Gelar Protes atas Kasus Kekerasan pada Perempuan

Hukum didesak tindak tegas kasus kekerasan pada perempuan

Jakarta, IDN Times - Ribuan warga Bulgaria menggelar demonstrasi akbar di Sofia dan beberapa kota lainnya pada Senin (31/7/2023). Mereka menyatakan protes atas kasus serangan pada seorang remaja perempuan dan tumpulnya hukum dalam menindak pelaku kekerasan pada perempuan. 

Menurut investigasi dari Balkan Insight pada 2020, respons terhadap kekerasan berbasis gender di Bulgaria masih kurang efektif. Pasalnya, pemerintah tidak menyediakan fasilitas untuk menangani krisis ini dan tidak ada tindak tegas dalam menghukum pelaku. 

Baca Juga: Bulgaria Menyesal Kabar Kunjungan Zelenskyy ke Negaranya Bisa Bocor

1. Demonstrasi di Sofia diikuti 5 ribu peserta

Demonstrasi ini diadakan mulai pukul 18.00 waktu setempat di 15 kota, termasuk beberapa kota utama, Sofia, Plovdiv, Varna, Burgas, dan kota tempat kejadian Stara Zagora. 

Dilaporkan The Guardian, sebanyak 5 ribu orang ikut serta dalam demonstrasi di Sofia. Bahkan, demonstrasi akbar ini juga dihadiri oleh perwakilan dari Kantor Kedubes Bulgaria di Berlin, Paris, Kopenhagen, dan Nikosia. 

"Hari ini, terdapat protes yang mungkin akan dihadiri lebih banyak orang untuk menyuarakan pandangannya, tapi sekarang kami bersatu untuk melindungi kasus kekerasan terhadap perempuan," tutur perwakilan Feminist Mobilisation. 

Demonstran menyerukan agar segera diadakannya perubahan hukum dan perlindungan lebih kepada perempuan. Mereka juga membawa poster yang bertuliskan, "Tidak ada seorang perempuan lagi yang jadi korban". 

Baca Juga: Eks PM Bulgaria Usul Bersih-bersih Badan Intelijen dari Pro-Rusia

2. Terduga pelaku sempat dibebaskan sebelum ditangkap kembali

Demonstrasi ini diadakan menyusul siaran berita dari Bulgarian National Television (BNT) terkait kasus perempuan 18 tahun yang mendapat serangan dari seorang pria. Mereka merasa seharusnya tidak ada toleransi atas segala bentuk serangan kepada perempuan. 

Kasus serangan ini terjadi pada 26 Juni, ketika pria berusia 26 tahun, Georgi Georgiev diduga menyerang remaja perempuan 18 tahun, Debora Mihaylova dengan sebilah pisau dan membuatnya harus dijahit 400 kali. 

Awalnya ditangkap, Georgiev justru dibebaskan pada 5 Juli, setelah Pengadilan Stara Zagora mengemukakan korban hanya mendapat luka ringan. Pada 30 Juli, terduga pelaku kembali ditangkap atas dakwaan memberikan ancaman pembunuhan pada korban. 

Dilansir The Sofia Globe, pihak kejaksaan terus melangsungkan investigasi dalam mengungkap kasus ini, termasuk mengadakan pengujian kesehatan. 

3. Korban mendapat luka tusukan di sekujur tubuhnya

Perempuan berusia 18 tahun tersebut mengalami ratusan luka setelah ditusuk menggunakan pisau lipat. Bahkan, korban terluka di bagian lengan, kaki, dada, hidungnya patah, dan rambutnya terpotong. 

Ibu Debora yang diwawancara dalam Nova TV, dilansir Novinite, mengatakan pria 26 tahun itu diduga merupakan kekasih anaknya. 

"Pada 26 Juni, suami saya memanggil dan berkata bahwa anak saya mendapat luka pukulan dan mendapat sayatan dengan pisau lipat. Luka tersebut sangat parah dan dalam. Terdapat sejumlah luka di kulit kepalanya karena digunakan untuk memotong rambutnya," terang ibu korban. 

Ia pun menyebut bahwa anaknya dalam keadaan kritis di rumah sakit. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya