Warga Serbia Demo Tolak Festival LGBTQ EuroPride: Ini Tempat Suci!

Dianggap dapat merusak kesucian Kota Belgrade

Jakarta, IDN Times - Ribuan warga Serbia menggelar demonstrasi menolak EuroPride pada Minggu (14/8/2022) di ibu kota Belgrade. Tujuan demonstrasi kali ini menuntut pemerintah Serbia agar menolak dan membatalkan penyelenggaraan EuroPride di negaranya. 

Pada September nanti, Belgrade akan menjadi kota di Eropa selatan pertama yang menyelenggarakan acara EuroPride. Hal ini menimbulkan kontroversi sebab masyarakat Serbia selama ini dikenal menganut paham konservatif yang menolak LGBTQ+.

1. Demonstrasi dihadiri sekitar 10 ribu warga Serbia

Aksi di Belgrade tersebut dihadiri sekitar 5-10 ribu orang. Demonstran melangsungkan long-march dari Kantor Patriarkat Gereja Ortodoks Serbia menuju ke jalanan pusat kota dan berakhir di depan Gereja Saint Marko.

Salah seorang demonstran yang ikut dalam aksi kali ini menegaskan bahwa mereka menolak adanya EuroPride, dilansir Balkan Insight.

Mereka juga membawa spanduk bertuliskan, "Kami tidak ingin adanya parade gay dan okupansi dari Barat! Kami tidak akan menyerahkan tempat suci ini, dan jauhkan tangan kalian dari anak kami." 

Sementara itu, media lokal melaporkan bahwa protes diorganisasi oleh asosiasi non-formal di bawah gerakan perlindungan keluarga. Penyelenggara utama dalam demonstrasi ini adalah Dobrica Eric dan beberapa kelompok lain, yang menyebut mereka sebagai Ortodoks dan Saint Sava. 

Dilaporkan RT, sebuah organsisasi non-profit bernama 'Upright Serbia' sudah menyebarkan petisi bahwa parade yang akan diselenggarakan pada 17 September nanti bisa membahayakan moral publik dan meningkatkan resiko kekerasan, pengrusakan properti, dan kekacauan berskala besar.

Baca Juga: PM Kosovo: Konflik Bersenjata dengan Serbia Bisa Terjadi

2. Uskup Gereja Ortodoks Serbia kritisi penyelenggaraan EuroPride di Belgrade

Uskup senior di Gereja Ortodoks Serbia sudah mengkritisi penyelenggaraan EuroPride di Belgrade pada 17-18 September nanti. Ia mengungkapkan bahwa parade itu akan merusak Belgrade dan ia berharap dapat menghentikan acara tersebut meski menggunakan senjata sekalipun. 

Keterangan dari Uskup Nikanor itu dimuat dalam video YouTube yang ditayangkan sejak Kamis pekan lalu. Dalam video tersebut, ia berdiri di depan gereja dan mengatakan kepada para pengikutnya. 

"Para partisipan EuroPride akan datang ke Belgrade dan menunjukkan aksinya. Mereka akan merusak citra Belgrade sebagai kota suci di Serbia dan kami menyuarakan aksi dalam melawan orang-orang tersebut," ungkap Nikanor. 

"Saya akan mengutuk semua yang mengorganisasi dan berpartisipasi dalam sesuatu seperti itu. Saya bisa bertindak banyak, jika saya punya senjata api. Saya akan menggunakannnya. Saya akan melakukan pemaksaan jika saya memilikinya, tapi saya tidak punya," sambungnya. 

3. Oposisi menyebut ini sebagai demonstrasi terbesar dalam beberapa tahun terakhir

Menanggapi aksi ini, Bosko Obradovic selaku oposisi sayap kanan Serbia dari Partai Dveri menggambarkannya sebagai protes oposisi terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, ia menyebut aksi ini tidak dikontrol oleh semua pihak, baik SNS maupun mantan pemerintahan. 

"Ini adalah demonstrasi oposisi terbesar dalam beberapa tahun terakhir di Belgrade. Aksi ini juga tidak punya hubungan dengan pemerintah yang dipimpin SNS maupun mantan pemerintahan," ungkapnya. 

"Demonstrasi ini juga tidak hanya melawan Euro-NATO-Pride, tapi juga dukungan terhadap Rusia dan perlindungan kepada Kosovo dan Metohija sebagai bagian dari Serbia. Oposisi patriotik telah terbentuk, tapi belum muncul," tulis Obradovic dalam Twitter-nya. 

Di sisi lain, pernyataan dari Uskup Nikanor sama seperti kritikannya terhadap Perdana Menteri Ana Brnabic yang mengaku sebagai bagian dari LGBTQ+.

Sementara, Presiden Aleksandar Vucic mengatakan bahwa Nikanor sudah menghina dirinya dan mempermalukan gereja. 

Baca Juga: Presiden Belarus: Serbia Tidak Bisa Duduk di 3 Kursi Sekaligus

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya