Netanyahu: Serbia akan Pindahkan Kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem

Serbia dan Kosovo sepakat pererat diplomasi bersama Israel

Washington, IDN Times – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeluarkan pernyataan pada Jumat lalu (04/09/2020) yang mengatakan bahwa negara Serbia dan Kosovo telah sepakat untuk mempererat hubungan diplomasi bersama Israel, dengan memindahkan kantor kedutaannya ke kota Yerussalem. Keputusan tersebut dibuat oleh kedua negara usai melakukan pertemuan yang membahas sejumlah isu dengan Presiden Donald Trump di Gedung Putih, Washington, AS.

Keputusan tersebut dengan ini menjadikan Serbia negara pertama di Eropa yang memiliki kedubes di Yerussalem, sementara Kosovo akan menjadi negara mayoritas muslim pertama di dunia yang melakukan hal serupa sejak pengakuan AS terhadap Yerussalem sebagai ibu kota Israel hampir tiga tahun lalu.

1. Keputusan Serbia dan Kosovo sudutkan posisi Palestina    

Netanyahu: Serbia akan Pindahkan Kedutaan dari Tel Aviv ke YerusalemPotret manampakkan pemandangan kota Jerussalem. Foto: Pixabay.com/696188

Melansir AFP, Permasalahan sengketa kewenangan atas kota Yerussalem telah selama puluhan tahun menjadi salah satu hal paling sensitif diantara permusuhan Israel dan Palestina. Israel menguasai Yerussalem timur pada tahun 1967, ‘merebutnya’ dalam gerakan yang dinilai illegal dan tidak pernah diakui oleh pihak internasional, serta menganggap kota itu sebagai ibu kota negaranya secara utuh. Sedangkan otoritas Palestina merasa bahwa bagian timur Yerussalem yang diduduki sejatinya merupakan hak warga Palestina dan ibu kota masa depan negara mereka.

Akibat perebutan tiada henti tersebut, PBB dan Uni Eropa pun memutuskan bahwa status kota itu ada dalam sengketa dan harus dinegoisasikan untuk menemukan solusi damai yang tepat bagi keduanya, sehinga tidak ada negara sekutu manapun yang boleh menempatkan kedutaan mereka di sana.

Namun pada Desember 2017, Presiden AS Donald Trump justru membuat kontroversi besar ketika ia mengumumkan bahwa Amerika Serikat mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan dengan ‘berani’ melakukan  pemindahan kedutaan AS dari Tel Aviv meski penentangan disuarakan oleh banyak pihak dan negara.

Hingga kini, situasi penolakan klaim AS itu masih belum berubah sehingga pengumuman dari Serbia dan Kosovo jelas mendapatkan kecaman dari pihak Palestina yang merasa hal itu akan menjadikan Palestina semakin terpuruk, terlebih usai sebelumnya negara UEA melakukan normalisasi kerjasama dengan Israel.

2. Pejabat Palestina sebut negaranya telah menjadi korban dari ambisi Trump  

Seorang pejabat senior PLO (Palestine Liberation Organization) dan negoisator Palestina, Saeb Erekat pun  bereaksi keras dan mengecam keputusan yang dibuat oleh Serbia dan Kosovo dengan mengatakan bahwa hal itu telah membuat Palestina semakin menjadi korban dari ambisi Trump untuk mempertahankan posisi jabatannya sebagai Presiden, dimana sebentar lagi pemilu AS akan digelar.

Melalui unggahannya di akun media sosial Twitter Erekat menulis: ”Pemerintahan Trump sekali lagi menunjukkan komitmen penuh mereka terhadap pelanggaran hukum internasional, resolusi PBB dan penolakan hak-hak Palestina dengan mendorong negara-negara untuk secara ilegal mengakui Yerusalem yang dianeksasi sebagai ibu kota Israel, "twit Erakat.

"Palestina telah menjadi korban ambisi pemilihan Presiden Trump, yang timnya akan mengambil tindakan apa pun, tidak peduli seberapa rusaknya perdamaian dan tatanan dunia berbasis aturan, untuk mencapai pemilihannya (sebagai Presiden) kembali," sambungnya. Ia juga menyinggung perjanjian UEA-Israel dalam menormalisasikan hubungan politik sebenarnya sama sekali bukan bertujuan untuk menciptakan perdamaian di Timur Tengah. Ia lalu menyerukan kepada Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam untuk memberikan sanksi kepada Kosovo dan Serbia, menyerukan untuk memberi tindakan konkret terhadap mereka yang mendorong kejahatan dan pelanggaran terhadap tanah dan rakyat Palestina, seperti dikutip dari laman beritaThe Times of Israel.

3. Presiden Trump yakin akan semakin banyak negara lainnya susul keputusan Serbia dan Kosovo  

Netanyahu: Serbia akan Pindahkan Kedutaan dari Tel Aviv ke YerusalemPotret penandatanganan perjanjian antara Serbia dan Kosovo dengan perantara AS yang terjadi di Gedung Putih pada Jum'at lalu (04/09/2020). Twitter.com/HashimThaciRKS

Berbalik dengan pernyataan Erakat, penasihat senior Gedung Putih Jared Kushner justru yakin bahwa langkah yang diambil oleh Serbia dan Kosovo akan semakin memberikan dampak positif yang patut ditiru. Menurut Kushner, keputusan itu merupakan terobosan bersejarah dan sekaligus upaya nyata yang akan semakin memajukan perdamaian dengan AS sebagai perantaranya. “Ini hanyalah bab lain yang berhasil ditulis oleh pemerintahan (AS) untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih aman dan damai,” ucapnya.

Trump juga memberikan ucapan selamatnya untuk Israel dan mengungkapkan bahwa pengumuman itu telah menjadi hari besar lainnya untuk perdamaian dengan Timur Tengah. “Kosovo dan Israel yang mayoritas penduduknya Muslim telah sepakat untuk menormalisasi hubungan dan membangun hubungan diplomatik. Sudah selesai dilakukan dengan baik! Lebih banyak negara Islam dan Arab akan segera menyusul!” tulisnya di Twitter.

Sementara itu, PM Netanyahu ikut mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Trump dengan pujian bahwa kontribusi Presiden AS itu sangatlah besar dalam memajukan posisi diplomatik Israel saat ini.

Baca Juga: Polemik Penerapan Lockdown Serbia yang Diprotes Seluruh Masyarakat

Calledasia Lakawa Photo Verified Writer Calledasia Lakawa

Broken crayons still color

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya