Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun. (x.com/MFA_China)

Intinya sih...

  • China imbau warganya untuk tetap waspada

  • China meminta warganya di Kamboja untuk tetap waspada dan mengambil tindakan pencegahan menyusul eskalasi konflik antara Thailand dan Kamboja.

  • Meletusnya kembali konflik perbatasan Thailand-Kamboja

  • Konflik meningkat di daerah dekat Kuil Ta Moan Thom yang disengketakan, dengan tembakan senjata berat dari pasukan Kamboja ke wilayah Thailand yang menewaskan 13 warga sipil dan satu tentara.

  • Eskalasi konflik Thailand-Kamboja mengancam perdamaian kawasan

  • PM Kamboja Hun Manet meminta pertemuan Dewan Keamanan PBB atas kekerasan tersebut yang

Jakarta, IDN Times - China telah menyatakan keprihatinannya atas bentrokan mematikan antara Thailand dan Kamboja, yang baru-baru ini terjadi. Beijing menyerukan kedua belah pihak dapat menyelesaikan masalah dengan baik melalui dialog dan konsultasi.

"Bertetangga baik dan menangani perbedaan dengan tepat sejalan dengan kepentingan mendasar dan jangka panjang kedua belah pihak," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Guo Jiakun pada Kamis (24/7/2025).

Guo menambahkan bahwa negaranya akan mengambil posisi yang adil dan tidak memihak dalam bentrokan tersebut, dikutip dari The Straits Times.

1. China imbau warganya untuk tetap waspada

Guo juga menggarisbawahi bahwa China telah dan akan terus melakukan yang terbaik dengan caranya sendiri, guna mempromosikan perdamaian dan dialog. Pihaknya mengatakan akan memainkan peran konstruktif dalam mendorong de-eskalasi dan meredakan situasi.

Sementara itu, Kedutaan Besar China di Kamboja pada 24 Juli 2025, mengingatkan warganya di negara itu untuk memantau dengan cermat situasi keamanan setempat. Pihaknya juga mengimbau untuk tetap waspada, mengambil tindakan pencegahan, dan menjaga keselamatan. Mereka juga harus menghindari perjalanan ke daerah perbatasan Kamboja-Thailand.

Seorang warga negara China yang tinggal di Bangkok, bermarga Qian, berencana untuk kembali ke Beijing. Ia khawatir jika situasi semakin memburuk, wilayah udara Thailand mungkin akan di tutup dan membuatnya tidak dapat kembali ke rumah.

Sementara itu, manajer umum China Southern Airlines, Zhou Yingping, mengatakan perusahaan telah menghubungi otoritas kontrol lalu lintas udara Kamboja dan mengonfirmasi sejauh ini tidak ada gangguan pada operasi penerbangan. Meski begitu, pihaknya tetap memantau situasi dengan cermat, Global Times melaporkan.

2. Meletusnya kembali konflik perbatasan Thailand-Kamboja

Pada 24 Juli 2025, konflik Thailand-Kamboja meningkat di daerah dekat Kuil Ta Moan Thom yang disengketakan. Wilayah itu terletak di daerah perbatasan di provinsi Oddar Meanchey, Kamboja barat laut. Dilaporkan, Phnom Penh menembakkan roket dan peluru artileri ke Thailand. Akibatnya, militer Thailand mengerahkan jet F-16 untuk melakukan serangan udara.

"Insiden itu dimulai sekitar pukul 7:35 pagi, ketika sebuah unit yang menjaga kuil kuno Ta Moan Thom mendengar suara pesawat tak berawak Kamboja di atas kepala, sebelum melihat 6 tentara Kamboja bersenjata bergerak mendekati posisi militer Thailand di perbatasan," kata militer Thailand.

"Sekitar pukul 8:20 pagi, pasukan Kamboja melepaskan tembakan ke arah sisi timur kuil, 200 meter dari pangkalan militer Thailand. Juga, menyerang sebuah komunitas di distrik Kap Choeng, Surin, dengan 2 roket BM-21," sambungnya, dikutip dari Al Jazeera.

Kementerian Kesehatan Thailand menyatakan sebanyak 13 warga sipil dan satu tentara tewas akibat tembakan senjata berat pasukan Kamboja ke wilayah Thailand. Setidaknya, 32 warga sipil dan 14 tentara terluka.

"Pertempuran harus dihentikan sebelum negosiasi dapat dilakukan. Belum ada deklarasi perang dan pertempuran tidak menyebar ke provinsi lain," ujar Perdana Menteri (PM) sementara Thailand, Phumtham Wechayachai, di tengah seruan regional untuk mediasi.

Seorang pejabat distrik di provinsi Surin mengungkapkan pertempuran tersebut telah menyebabkan evakuasi setidaknya 40 ribu warga sipil dari lebih dari 80 desa dekat perbatasan ke lokasi yang lebih aman.

3. Eskalasi konflik Thailand-Kamboja mengancam perdamaian kawasan

PM Kamboja Hun Manet telah meminta pertemuan mendesak Dewan Keamanan PBB sebagai respons atas kekerasan tersebut. Menurutnya, hal itu sangat mengancam perdamaian di kawasan.

Kedua negara saling menuduh sebagai pihak yang memulai bentrokan militer, di mana serangan terjadi sehari setelah seorang tentara Thailand kehilangan kakinya akibat ranjau darat di perbatasan. Hal ini pun memicu penurunan hubungan diplomatik antara Bangkok dan Phnom Penh sejak Rabu (23/7/2025).

Insiden tersebut menandai peningkatan dramatis dalam pertikaian perbatasan yang telah berlangsung lama antara kedua negara tetangga tersebut. Bangkok dan Phnom Penh terlibat dalam pertikaian sengit mengenai wilayah yang dikenal sebagai Segitiga Zamrud, tempat perbatasan kedua negara dan Laos bertemu. Juga, merupakan rumah bagi beberapa kuil kuno.

Perselisihan tersebut telah terjadi selama beberapa dekade, dan meningkat menjadi bentrokan militer berdarah lebih dari 15 tahun yang lalu. Selanjutnya, terjadi lagi pada Mei 2025, ketika seorang tentara Kamboja terbunuh dalam baku tembak di wilayah utara daerah konflik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team