Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera China (unsplash.com/runningchild)
Bendera China (unsplash.com/runningchild)

Intinya sih...

  • Pencurian data bermula sejak 2022.

  • Kementerian Keamanan Negara China menuduh NSA AS melakukan serangan siber terhadap Pusat Layanan Waktu Nasional sejak 2022, dengan potensi mengganggu jaringan komunikasi dan sistem vital lainnya.

  • Serangan berlanjut dari 2023 hingga 2024, menunjukkan kemampuan siber tingkat negara yang canggih di tengah ketegangan perdagangan dan teknologi antara kedua negara.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - China secara resmi menuduh Amerika Serikat (AS) melakukan operasi serangan siber yang menargetkan Pusat Layanan Waktu Nasional China. Tuduhan ini diumumkan oleh Kementerian Keamanan Negara China melalui pernyataan di akun WeChat resmi mereka, pada Minggu (19/10/2025).

Dalam pernyataan itu disebutkan bahwa pelanggaran serius yang terjadi berpotensi mengganggu jaringan komunikasi, sistem keuangan, pasokan listrik, serta standar waktu internasional yang dijaga oleh pusat waktu nasional.

1. Pencurian data bermula sejak 2022

Kementerian Keamanan Negara China menyatakan bahwa Badan Keamanan Nasional AS (NSA) telah melancarkan serangan siber terhadap Pusat Layanan Waktu Nasional selama beberapa tahun terakhir. Bukti yang ditemukan menunjukkan pencurian data dan kredensial yang bermula sejak 2022.

"Kami telah mengidentifikasi perangkat lunak dan metode khusus yang digunakan dalam operasi siber ini," menurut pernyataan resmi kementerian tersebut, dilansir South China Morning Post.

Serangan ini diduga mengambil data dari perangkat staf Pusat Waktu Nasional melalui kerentanan pada layanan pesan sebuah merek ponsel asing yang tidak disebutkan namanya.

Penemuan ini mengindikasikan bahwa serangan siber berlangsung secara panjang dan tersembunyi, dengan potensi mengganggu jaringan komunikasi dan sistem vital lainnya. Kementerian menegaskan serangan ini dapat mengacaukan distribusi waktu standar internasional yang selama ini menjadi acuan berbagai sektor industri penting.

2. AS menggunakan 42 jenis senjata siber khusus

Kementerian Keamanan Negara China menyatakan bahwa serangan berlanjut dari 2023 hingga 2024, saat AS menggunakan 42 jenis senjata siber khusus untuk menyusupi jaringan internal Pusat Waktu tersebut. Selain itu, terdapat upaya infiltrasi ke sistem penentuan waktu presisi tinggi yang berbasis darat.

"Operasi ini menunjukkan kemampuan siber tingkat negara yang canggih," kata seorang pejabat kementerian, dilansir India Today.

Kejadian ini terjadi di tengah ketegangan perdagangan dan teknologi yang sudah meningkat antara kedua negara.

3. Belum ada tanggapan AS atas tuduhan dari China

Belum ada pernyataan ataupun bantahan yang dipublikasikan oleh pihak AS terkait klaim yang disampaikan Kementerian Keamanan Negara China.

Kementerian Keamanan Negara China menuding bahwa operasi siber yang dilakukan NSA merupakan tindakan agresif yang disembunyikan dan kontradiktif dengan sikap AS yang sering menuduh China melakukan peretasan.

"AS telah lama menuding pihak-pihak internasional atas berbagai operasi siber, namun bukti kali ini menunjukkan bahwa negara itu sendiri juga melakukan serangan secara terselubung," menurut pernyataan resmi Kementerian Keamanan Negara China.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team