Tensi Dagang AS-China Meningkat, Rupiah Gagal Jaga Keunggulan

- Para pedagang memperkirakan penurunan suku bunga oleh The Fed pada bulan Oktober.
- Ketua The Fed Jerome Powell memberikan pernyataan dovish dalam pidatonya minggu ini.
- AS mengancam akan memberlakukan tarif baru untuk barang-barang dari China, yang langsung dibalas China.
- China memperluas kontrol ekspor untuk bahan tanah jarang.
Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah harus berbalik ke zona merah dan ditutup melemah tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (16/10/2025).
Berdasarkan data dari Bloomberg, rupiah berakhir di level Rp16.581 per dolar AS, melemah sebesar 5 poin atau 0,03 persen jika dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya di level Rp16.576 per dolar AS.
1. Sinyal The Fed dan ekonomi AS melambat
Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menyatakan para pelaku pasar kini hampir bisa memastikan akan terjadi penurunan suku bunga acuan oleh Bank Sentral AS atau The Federa lReserve (The Fed) pada bulan Oktober.
"Para pedagang kini memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin yang hampir pasti akan terjadi oleh The Fed pada bulan Oktober, diikuti oleh penurunan suku bunga berikutnya pada bulan Desember," katanya.
Keyakinan tersebut menguat setelah Ketua The Fed Jerome Powell memberikan pernyataan yang bernada dovish atau lebih condong ke kebijakan moneter longgar dalam pidatonya minggu ini.
Sikap tersebut didukung oleh laporan "Beige Book" The Fed yang dirilis pada Rabu. Laporan kondisi ekonomi terkini di AS itu menunjukkan aktivitas ekonomi hanya sedikit berubah.
"Para pelaku bisnis menyebutkan permintaan yang lebih lambat dan tekanan biaya yang masih ada," sebutnya.
2. Tensi dagang AS-China kembali memanas
Ibrahim menambahkan, sentimen negatif datang dari memanasnya kembali ketegangan dagang AS-China. Hal itu terjadi setelah AS mengancam akan memberlakukan tarif baru untuk barang-barang dari China, yang langsung dibalas China.
"Beijing (China) memperluas kontrol ekspor untuk bahan tanah jarang," ujar Ibrahim.
3. Proyeksi pergerakan rupiah untuk perdagangan besok
Ibrahim memaparkan, pergerakan rupiah hari ini cukup fluktuatif. Mata uang Garuda ditutup melemah tipis 5 poin, padahal sempat mencatatkan penguatan hingga 10 poin di awal sesi perdagangan sebelum akhirnya berbalik arah.
Untuk perdagangan Jumat (17/10/2025), Ibrahim memperkirakan pergerakan rupiah akan tetap fluktuatif. Namun, dia memproyeksikan rupiah berpotensi kembali ditutup melemah di rentang Rp16.580 hingga Rp16.620 per dolar AS.