Advokat Korban Kekerasan Delhi Tuduh Polisi Lakukan Sabotase

Kejadian tersebut terjadi pada bulan Februari 2020 lalu

New Delhi, IDN Times - Pengacara korban bersama para aktivis dan korban kekerasan anti-Muslim menuduh pihak kepolisian dan berwenang menyabotase penyelidikan kasus ini. Peristiwa tersebut sebelumnya terjadi pada akhir bulan Februari 2020 lalu yang sempat menimbulkan kekacauan di sekitar kota New Delhi, India. Bagaimana awal ceritanya?

1. Kantor pengacara terkemuka di India yang menangani kasus ini digrebek pada bulan Desember 2020 lalu

Dilansir dari Aljazeera.com, para pengacara korban, aktivis, serta korban dari peristiwa kekerasan anti-Muslim menuding pihak kepolisian dan berwenang melakukan sabotase penyelidikan serta menekan mereka untuk mencabut kasus tersebut. Kantor pengacara terkemuka di India yang sedang menangani kasus ini telah digerebek di New Delhi pada bulan Desember 2020 lalu, dengan para ahli hukum menyebutnya sebagai serangan terhadap hak istimewa klien-pengacara. Seorang pengacara bernama Mehmood Pracha menjadi sasaran penggerebekan karena ada kaitannya dengan Menteri Dalam Negeri India, Amit Shah, yang merupakan orang terdekat dari Perdana Menteri India, Narendra Modi.

Pracha mengklaim kepolisian New Delhi menggerebek kantornya atas perintah Menteri dengan tujuan menghancurkan materi-materi terkait kasus ini sehingga ia tidak dapat mengungkapkan peran Kementerian Dalam Negeri India, kepolisian New Delhi, serta kader dari organisasi Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS) dan partai Bharatiya Janata Party (BJP). Bahkan, ia terang-terangan mengungkapkan bahwa pembunuhan terhadapnya merupakan bagian dari rencana kedua organisasi tersebut. Ia juga menambahkan perilaku mengancam oleh polisi telah menyebabkan para pengacara lain menolak menangani kasus para korban dari kekerasan anti-Muslim di New Delhi.

Baca Juga: Bentrokan India-Pakistan di Kashmir Sebabkan Tiga Tentara India Tewas

2. Juru bicara dari partai BJP menilai pengacara itu sedang mencoba membuat dirinya menjadi pusat perhatian

Advokat Korban Kekerasan Delhi Tuduh Polisi Lakukan SabotasePeristiwa kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok anti-Muslim pada bulan Februari 2020 lalu. (Twitter.com/cryptol42419534)

Mendengar tudingan yang dilakukan oleh Pracha membuat pihak partai BJP angkat bicara dan membantah semua tudingan yang dimaksud. Juru bicara partai BJP, Harish Khurana, menilai orang-orang seperti Mehmood Pracha dianggap memiliki ketakutan terhadap Amit Shah dan mempertanyakan hubungan Amit Shah dengan penggerebekan kantor hukum milik Pracha. Ia juga menilai pengacara tersebut sedang mencoba membuat dirinya menjadi pusat perhatian publik.

Korban dari kekerasan tersebut bernama Sahil Pervez, yang sudah kehilangan ayahnya akibat peristiwa tersebut, mengatakan petugas polisi yang menyelidiki kasus tersebut memintanya untuk mencabut kasus itu. Kesaksian Pervez sebelumnya membuat 16 anggota dari RSS ditangkap serta didakwa dalam kasus pembunuhan dan kerusuhan. Pervez juga mempertanyakan anggota parlemen BJP yang mendatangi 16 keluarga terdakwa dalam upaya untuk membangun solidaritas sehingga ia juga masih bingung atas keadilan yang didapat para korban.

3. Kekerasan di New Delhi saat itu bermula dari pengesahan RUU Kewarganegaraan

Advokat Korban Kekerasan Delhi Tuduh Polisi Lakukan SabotasePeristiwa kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok anti-Muslim pada bulan Februari 2020 lalu. (Twitter.com/21Dev_r)

Kekerasan yang terjadi di India pada bulan Februari 2020 lalu bermula dari pengesahan RUU Kewarganegaraan di bulan Desember 2019, yang menjadi titik awal protes besar-besaran terjadi, dianggap membuka jalan bagi pemberian kewarganegaraan kepada pemeluk agama Hindu, Sikh, Parsis, Jain, Buddha, dan Kristen yang mengambil perlindungan di Pakistan, Bangladesh, dan Afghanistan sebelum Desember 2014. Undang-undang tersebut dipandang oleh para demonstran sebagai diskriminasi terhadap kaum Muslim dan mengancam keberadaan mereka di India jika digabungkan dengan National Register of Citizens (NRC).

Kegiatan protes besar-besaran telah diadakan di kota-kota seperti New Delhi, Mumbai, Hyderabad, Lucknow, Aligarh, Bengaluru, Kolkata, dan kota lainnya di negara itu. Sebagian besar protes berlangsung damai, kecuali beberapa insiden pelemparan batu dan pembakaran kendaraan. Protes yang berlangsung damai terjadi di Shaheen Bagh Delhi, yang sebagian besar dipimpin oleh wanita yang menahan dinginnya di New Delhi mampu menarik banyak perhatian, terutama sebelum Pemilihan Majelis di New Delhi pada bulan Februari 2020, serta menjadi simbol protes anti-CAA yang dipimpin wanita di seluruh India.

Hingga tanggal 6 Maret 2020 lalu, korban tewas akibat kekerasan ini sudah mencapai 53 orang dan kunjungan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, bertepatan dengan kekerasan tersebut berlangsung di India. Akibatnya, kerusuhan itu menuai kecaman keras dari berbagai anggota parlemen Inggris serta mengkritik pemerintahan Modi atas kekerasan yang berlangsung saat itu.

Baca Juga: Polisi Terlibat dalam Pelanggaran HAM di Kerusuhan Delhi

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya