AS dan UE Kecam Somalia Perpanjang Jabatan Presiden

Menurut AS, ini akan menghambat perdamaian di Somalia

Mogadishu, IDN Times - Amerika Serikat dan Uni Eropa mengutuk langkah parlemen Somalia yang memilih untuk memperpanjang masa jabatan 2 tahun Presiden Somalia dan para anggota parlemen. Menurut Amerika Serikat, ini akan menghambat upaya perdamaian di Somalia. Bagaimana awal ceritanya?

1. Menteri Luar Negeri AS merasa sangat kecewa dengan persetujuan undang-undang tersebut

AS dan UE Kecam Somalia Perpanjang Jabatan PresidenMenteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken. (Instagram.com/secblinken)

Dilansir dari Aljazeera.com, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, merasa sangat kecewa dengan persetujuan undang-undang tersebut pada hari Selasa, 13 April 2021, waktu setempat. Menurut Blinken, penerapan undang-undang ini akan menjadi hambatan serius bagi dialog serta semakin merusak perdamaian dan keamanan di Somalia. Ia menambahkan ini akan memaksa Amerika Serikat untuk mengevaluasi kembali hubungan bilateral dengan pemerintah federal Somalia, untuk memasukkan keterlibatan dan bantuan diplomatik, serta untuk mempertimbangkan semua alat yang tersedia, termasuk sanksi dan pembatasan visa, untuk menanggapi upaya merusak perdamaian dan stabilitas.

Somalia tidak memiliki Pemilu secara langsung dengan sistem satu orang satu suara dalam beberapa dekade terakhir. Negara ini sendiri mulai berantakan pada tahun 1991 lalu, ketika panglima perang melengserkan diktator Siad Barre dan kemudian saling menyerang satu sama lain. Konflik dan serangan selama bertahun-tahun oleh al-Shabab, bersama dengan kelaparan yang membuat negara Afrika berpenduduk sekitar 12 juta warga sebagian besar hancur.

Kelompok al-Shabab menguasai sebagian besar wilayah Somalia bagian selatan dan tengah serta sering menargetkan Mogadishu, ibukota Somalia dengan bom bunuh diri. Kelompok ekstremis telah sering menjadi sasaran serangan udara militer Amerika Serikat.

2. Beberapa lembaga internasional sebelumnya menyatakan menolak mendukung perpanjangan masa jabatan Presiden Somalia

AS dan UE Kecam Somalia Perpanjang Jabatan PresidenKantor PBB di Jenewa, Swiss. (Unsplash.com/matreding)

Sebelumnya Uni Eropa, Uni Afrika, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan blok regional, serta Otoritas Antarpermerintah untuk Pembangunan mengatakan dalam pernyataan bersama pada hari Sabtu, 10 April 2021, lalu bahwa mereka tidak akan mendukung perpanjangan masa jabatan Presiden Somalia. Setelah perpanjangan disepakati, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, memperingatkan tentang ancaman terhadap stabilitas.

Ia mengatakan Uni Eropa percaya bahwa pengesahan dan penandatanganan resolusi ini akan memecah belah Somalia, memberlakukan penundaan tambahan dan merupakan ancaman besar bagi perdamaian dan stabilitas Somalia dan negara tetangganya. Inggris mengatakan langkah minggu ini merusak kredibilitas kepemimpinan Somalia serta mengancam untuk bekerja dengan mitra internasional untuk mengevaluasi kembali hubungan Inggris dengan Somalia serta sifat bantuan yang diberikan untuk Somalia. 

Baca Juga: Somalia Perpanjang Masa Jabatan Presiden Selama 2 Tahun

3. Presiden Somalia menyambut positif keputusan perpanjangan masa jabatan

AS dan UE Kecam Somalia Perpanjang Jabatan PresidenPresiden Somalia, Mohamed Abdullahi Farmaajo. (Twitter.com/M_Farmaajo)

Majelis rendah parlemen Somalia pada hari Senin, 12 April 2021, lalu memberikan persetujuan untuk memperpanjang masa jabatan 4 tahun Presiden Somalia, di mana seharusnya berakhir pada Februari 2021 lalu. Ketua Majelis Rendah Somalia, Mohamed Mursal Sheikh Abdurahman, mengatakan langkah itu akan memungkinkan negara untuk mempersiapkan Pemilu langsung, tetapi Ketua Majelis Senat, yang biasanya harus menyetujui undang-undang tersebut, segera mengecam langkah itu sebagai tidak konstitusional.

Presiden Somalia, Mohamed Abdullahi Farmaajo, menyambut baik perpanjangan yang sudah disetujui oleh Majelis Rendah Somalia dan ia juga dengan tegas telah menandatangani undang-undang sebagai perpanjangan dari mandatnya dan pemerintahannya ketika Amerika Serikat dan lainnya mengancam sanksi serta memperingatkan ketidakstablian lebih lanjut di salah satu negara paling rapuh di dunia. Dalam sebuah pernyataan, Presiden Somalia mendesak warga untuk memanfaatkan kesempatan bersejarah untuk memilih takdir demokrasi mereka.

Baca Juga: Pasukan Uganda di Somalia Tewaskan 189 Pejuang Al-Shabab

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya