Biden: Pasukan AS akan Tinggalkan Irak Akhir 2021

Saat ini, masih ada sekitar 2.500 pasukan AS di Irak

Washington, D.C, IDN Times - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengumumkan pada hari Senin, 26 Juli 2021, waktu setempat bahwa pasukan Amerika Serikat akan meninggalkan Irak pada akhir tahun 2021 ini. Saat ini, sebanyak 2.500 pasukan Amerika Serikat masih berada di Irak. Bagaimana awal ceritanya?

1. Pengumuman muncul ketika Biden bertemu dengan Perdana Menteri Irak di Gedung Putih 

Biden: Pasukan AS akan Tinggalkan Irak Akhir 2021Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, bertemu dengan Perdana Menteri Irak, Mustafa al-Kadhimi, di Gedung Putih pada hari Senin, 26 Juli 2021, waktu setempat. (Instagram.com/whitehouse)

Dilansir dari BBC, Biden mengatakan bahwa pasukan tempur Amerika Serikat akan
meninggalkan Irak pada akhir tahun 2021 ini, meskipun pasukan akan terus melatih dan memberi nasihat kepada militer Irak. Pengumuman itu muncul setelah Biden mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Irak, Mustafa al-Kadhimi di Gedung Putih, Washington, D.C, Amerika Serikat. Saat ini, masih ada 2.500 pasukan Amerika Serikat di Irak untuk membantu pasukan lokal melawan sisa-sisa kelompok ISIS.

Jumlah pasukan Amerika Serikat kemungkinan akan tetap sama tetapi langkah itu dilihat sebagai upaya untuk membantu Perdana Menteri Irak. Kehadiran Amerika Serikat di Irak telah menjadi masalah besar sejak jenderal ternama Iran, Qasem Soleimani dan pemimpin milisi Muslim Syiah yang didukung Iran tewas dalam serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat di Baghdad, ibu kota Irak, pada tahun 2020 lalu. Partai-partai politik yang bersekutu dengan Iran telah menuntut penarikan semua pasukan dari koalisi global pimpinan Amerika Serikat melawan IS, meskipun ancaman terus-menerus ditimbulkan oleh kelompok jihadis Sunni.

Milisi Syiah sementara itu telah dituduh oleh Amerika Serikat melakukan ratusan serangan roket, mortir, dan pesawat tak berawak di pangkalan militer Irak yang menampung pasukan koalisi dalam upaya nyata dalam menekan mereka untuk hengkang.

2. Perjalanan ke AS dilakukan ketika pemerintahan Perdana Menteri Irak menghadapi satu demi satu kemunduran  

Biden: Pasukan AS akan Tinggalkan Irak Akhir 2021Presiden Amerika Serikat, Joe Biden (kanan), bertemu dengan Perdana Menteri Irak, Mustafa al-Kadhimi (kiri), di Gedung Putih pada hari Senin, 26 Juli 2021, waktu setempat. (Instagram.com/potus)

Baca Juga: Biden Optimis Anak-anak Penuhi Syarat Vaksinasi COVID-19

Perjalanan Perdana Menteri Irak ke Amerika Serikat dilakukan ketika pemerintahannya menghadapi satu demi satu kemunduran, yang secara serius merusak kepercayaan publik. Serangan rudal yang sedang berlangsung oleh beberapa kelompok milisi telah menggarisbawahi batas-batas negara untuk mencegahnya dan serangkaian kebakaran rumah sakit yang menghancurkan di tengah melonjaknya kasus COVID-19. Sementara itu, pemerintahan federal awal, sejalan dengan janji yang dibuat al-Kadhimi ketika ia menjabat, kurang dar 3 bulan lagi. Namun, agenda utama di Amerika Serikat adalah masa depan pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat di Irak.

Al-Kadhimi juga menjelaskan bahwa hubungan antara Amerika Serikat-Irak lebih kuat dari sebelumnya di bidang ekonomi, lingkungan, kesehatan, pendidian, budaya, dan lain-lain. Perdana Menteri Irak saat ini telah menghadapi tekanan signifikan dari sebagian besar partai politik Syiah. Roket yang sedang berlangsung dan baru-baru ini serta serangan pesawat tak berawak yang menargetkan kehadiran militer Amerika Serikat juga telah menambah tekanan pada pemerintahannya.

Menurut Menteri Luar Negeri Irak, Fuad Hussein, mengatakan bahwa pengumuman pasukan tempur Amerika Serikat akan ditarik kemungkinan berfungsi untuk menenangkan partai-partai Syiah tetapi akan berdampak kecil di lapangan, seperti misi tempur koalisi berakhir secara efektif pada November 2021 ini ketika Pentagon mengurangi pasukan Amerika Serikat di Irak menjadi 2.500 pasukan. Partai-partai Syiah mengatakan mereka tidak keberatan dengan pelatih atau penasihat yang mungkin tetap menjadi bagian dari koalisi.

3. Tak sampai di situ, AS berencana mengirimkan 500 ribu dosis vaksin COVID-19 kepada Irak  

Biden: Pasukan AS akan Tinggalkan Irak Akhir 2021Ilustrasi vaksin COVID-19. (Pixabay.com/torstensimon)

Al-Kadhimi dipandang bersahabat dengan Amerika Serikat dan telah mencoba untuk
mengontrol kekuatan milisi yang bersekutu dengan Iran. Tetapi pemerintahannya mengutuk serangan udara Amerika Serikat terhadap pejuang yang bersekutu dengan Iran di sepanjang perbatasannya dengan Suriah pada akhir Juni 2021 lalu, yang menyebutnya sebagai pelanggaran kedaulatan Irak. Pernyaaan Amerika Serikat-Irak diharapkan merinci sejumlah perjanjian non-militer terkait kesehatan, energi, dan hal-hal lain.

Amerika Serikat berencana untuk memberikan kepada Irak sebanyak 500 ribu dosis vaksin COVID-19 produksi Pfizer, di bawah program berbagi vaksin COVAX global. Biden mengatakan ribuan dosis tersebut akan tiba dalam beberapa pekan ke depan. Pihak Amerika Serikat juga menyeediakan dana sebesar 5,2 juta dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp75,3 miliar untuk membantu mendanai misi PBB untuk memantau Pemilu yang digelar bulan Oktober 2021 ini di Irak.

Baca Juga: Menkeu AS: Rencana Pajak Biden Mungkin Siap di 2022

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya