Hadapi Gelombang Ketiga COVID-19, Prancis Lockdown Sebulan

Lockdown kali ini tidak akan seketat lockdown sebelumnya

Paris, IDN Times - Pemerintah Prancis akhirnya memberlakukan lockdown selama sebulan ke depan di kota Paris demi menghadapi gelombang ketiga COVID-19 pada hari Kamis, 18 Maret 2021, waktu setempat. Akan tetapi, lockdown yang diberlakukan kali ini tidak seketat yang diterapkan sebelumnya. Bagaimana awal ceritanya?

1. PM Prancis mengatakan gelombang ketiga COVID-19 di negaranya kemungkinan bisa terjadi

Hadapi Gelombang Ketiga COVID-19, Prancis Lockdown SebulanPerdana Menteri Prancis, Jean Castex (kanan), ketika sedang memantau program vaksinasi massal yang diadakan di negaranya. (Instagram.com/jcastexpm)

Dilansir dari BBC, kota Paris akan melakukan lockdown selama sebulan ke depan untuk menghadapi gelombang ketiga wabah COVID-19. Sebanyak 15 departemen lain juga terkena imbasnya yang kabarnya lockdown diberlakukan mulai hari Jumat, 19 Maret 2021, tengah malam waktu setempat. Perdana Menteri Prancis, Jean Castex, mengatakan gelombang ketiga wabah COVID-19 di negaranya kemungkinan bisa terjadi.

Menteri Kesehatan Prancis, Olivier Veran, mengatakan situasi di kota Paris, Prancis terlihat sangat mengkhawatirkan dengan 1.200 orang sedang dalam perawatan intensif di sana dan angka tersebut melebihi dari puncak gelombang kedua yang terjadi pada bulan November 2020 lalu. Dalam penerapan lockdown kali ini, beberapa bisnis yang dianggap tidak berkepentingan harus ditutup sementara waktu, akan tetapi sekolah-sekolah justru tetap dibuka. Meski demikian, para warga Prancis akan diizinkan untuk berolahraga di luar ruangan dalam jarak 10 km dari rumah mereka serta tidak diizinkan melakukan perjalanan ke negara bagian lain, kecuali memiliki alasan yang disetujui.

Sementara itu, mereka yang berada di wilayah bencana diwajibkan mengisi formulir untuk menjelaskan alasan meninggalkan rumah mereka. Jam malam nasional di seluruh Prancis tetap akan berlaku, namun akan dimulai satu jam kemudian pada pukul 19:00 waktu setempat dengan mempertimbangkan waktu siang hari yang lebih panjang.

2. Prancis bersama negara-negara UE lainnya sepakat menghentikan penggunaan vaksin buatan AstraZeneca

Hadapi Gelombang Ketiga COVID-19, Prancis Lockdown SebulanIlustrasi vaksin COVID-19. (Pixabay.com/WiR_Pixs)

Baca Juga: Dugaan Pengumpulan Data Pengguna, Prancis Gugat Clubhouse

Pada hari Senin, 15 Maret 2021, waktu setempat, Prancis bersama beberapa negara Uni Eropa lainnya sepakat untuk menghentikan penggunaan vaksin buatan AstraZeneca untuk sementara waktu sambil menunggu penyelidikan oleh pihak European Medicines Agency (EMA) terhadap kasus-kasus penggumpalan darah yang melibatkan vaksin tersebut. Olivier Veran menilai manfaat suntikan vaksin AstraZeneca jauh lebih besar dibandingkan resikonya. Bahkan, Kepala Program Vaksinasi Prancis, Alain Fischer, juga mengatakan dia berharap jeda itu berlangsung singkat tetapi menambahkan bahwa itu masuk akal mengingat insiden yang lebih signifikan.

Jumlah kasus COVID-19 di Prancis sampai hari Kamis, 18 Maret 2021, waktu setempat mencapai 4.181.607 kasus dengan rincian 91.679 kasus berakhir meninggal dunia serta 278.263 kasus berakhir sembuh. Di hari yang sama, penambahan kasus di Prancis mencapai 34.998 kasus dengan rincian 268 kasus berakhir meninggal dunia. Dengan jumlah kasus tersebut, Prancis menjadi salah satu dari 10 negara di dunia yang memiliki kasus COVID-19 terbanyak di dunia, dengan Prancis sementara berada di urutan ke-6.

3. Tak hanya di Prancis, beberapa negara di Eropa lainnya juga memberlakukan aturan pembatasan ketat

Hadapi Gelombang Ketiga COVID-19, Prancis Lockdown SebulanSituasi di sekitar kota Roma, Italia. (Pixabay.com/shirinh)

Tak hanya di Prancis, beberapa negara di Eropa lainnya juga menerapkan aturan pembatasan sangat ketat. Salah satunya di Italia yang terjadi di kota Roma, Milan, dan Venesia dengan mencakup pembatasan sangat ketat serta para warga setempat dilarang meninggalkan rumah mereka, kecuali dengan alasan pekerjaan atau alasan medis, serta beberapa toko yang dianggap tidak berkepentingan ditutup sementara waktu. 

Negara Jerman juga menerapkan tindakan pembatasan ketat di mana menurut Kepala Kesehatan Masyarakat Jerman mengatakan saat ini Jerman sedang berada di awal gelombang ketiga. Di saat yang bersamaan, Menteri Kesehatan Jerman juga telah memperingatkan para warganya untuk bersiap-siap menghadapi beberapa pekan ke depan karena jumlah kasus COVID-19 terus meningkat.

Begitu juga dengan Polandia yang kabarnya akan menerapkan lockdown secara nasional di mana kasus COVID-19 terus bertambah hingga saat ini. Menteri Kesehatan Polandia, Adam Niedzielsk, mengatakan dia akan memberlakukan kembali pembatasan ketat secara nasional jika kasus terus meningkat.

Baca Juga: Prancis Akhirnya Beri AstraZeneca ke Para Lansia

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya