Inggris Akan Larang Penggunaan Plastik Demi Kurangi Polusi

Inggris menjadi salah satu negara pengguna plastik terbesar

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Inggris pada Minggu (8/1) waktu setempat akan melarang penggunaan plastik sekali pakai demi mengurangi polusi.

Belum diketahui kapan peraturan tersebut mulai diberlakukan, namun rencana pelarangan plastik sebelumnya telah dibahas pada Desember 2022 lalu.

Baca Juga: Pangeran Harry Inggris Akui Bunuh 25 Orang saat Tugas di Afghanistan

1. Miliaran piring dan peralatan makan plastik digunakan di Inggris setiap tahunnya

Dilansir dari The Guardian, data yang dikeluarkan di Inggris menunjukkan sebanyak 1,1 miliar piring sekali pakai dan 4,25 miliar peralatan makan plastik telah digunakan setiap tahunnya, di mana hanya 10 persen diantaranya yang mampu di daur ulang.

Menurut penelitian setempat, barang-barang plastik yang setelah digunakan berkaitan dengan makanan dan minuman yang dibawa pulang, termasuk wadah makanan dan peralatan makan. Benda-benda tersebut merupakan bagian terbesar dari sampah di lautan dunia.

Menteri Lingkungan Inggris, Therese Coffey, akan melarang serangkaian barang plastik sekali pakai, dengan membenarkan laporan yang dibuat pada 2022 lalu.

"Larangan baru ini akan berdampak besar untuk menghentikan polusi miliaran keping plastik dan membantu melindungi lingkungan alam untuk generasi mendatang," ungkap penjelasan yang disampaikan oleh Coffey.

Baca Juga: Menteri Keamanan Israel Minta Bendera Palestina Dicopot di Tempat Umum

2. Larangan tersebut telah dibuat di Skotlandia dan Wales

Inggris Akan Larang Penggunaan Plastik Demi Kurangi PolusiSuasana di kota Edinburgh, Skotlandia. (Sumber: pixabay.com/eduardovieiraphoto)

Larangan serupa juga telah dibuat di Skotlandia dan Wales, sementara pemerintah Inggris melarang sedotan plastik sekali pakai, pengaduk, dan cotton buds (korek kuping) di Inggris pada 2020 lalu. Akan tetapi, larangan tersebut dinilai tidak komprehensif.

Alasannya, karena larangan itu hanya mencakup piring, mangkuk, dan baki plastik yang digunakan untuk makanan dan minuman yang dimakan di restoran, kafe, atau take away tetapi tidak dilakukan di tempat-tempat seperti supermarket dan toko.

Juru kampanye politik Greenpeace UK, Megan Randles, menyambut langkah baik tersebut sekaligus memperingatkan ini seperti meraih kain pel alih-alih mematikan keran.

3. AS dan Inggris lebih banyak menghasilkan sampah plastik di dunia

Inggris Akan Larang Penggunaan Plastik Demi Kurangi PolusiIlustrasi sampah plastik. (Sumber: pixabay.com/RitaE)

Sebuah penelitian yang dirilis pada 2020 lalu mengungkapkan bahwa AS dan Inggris merupakan negara yang paling banyak menghasilkan sampah plastik di dunia ketimbang negara-negara lainnya. Polusi mikroplastik sendiri telah mencemari seluruh planet, mulai dari puncak Gunung Everest hingga lautan terdalam.

Anggota komunitas Greenpeace UK, Will McCallum, dalam pernyataannya pada Agustus 2021 lalu mengatakan bahwa para menteri harus membawa target yang mengikat secara hukum untuk mengurangi sampah plastik sekali pakai pada tahun 2025 dan melarang ekspor plastik bekas. Sebelumnya juga, pemerintah Inggris mengambil tindakan untuk mengatasi sampah plastik melalui Pakta Plastik Inggris, yang sedang menyelidiki kemungkinan tindakan pada 2025.

Beberapa barang yang diambil tindakan oleh pemerintah Inggris diantaranya paket renyah, clingfilm PVC, polong kopi plastik, dan kantong teh celup.

Baca Juga: Sampah Plastik Masih Jadi Tantangan Berat di Tanah Air

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya