Pfizer dan AstraZeneca Sama Efektifnya Hadapi Varian Delta

Tingkat persentase kedua vaksin ini berada di atas 50 persen

Massachusetts, IDN Times - Sebuah studi baru yang dikeluarkan pada hari Rabu, 21 Juli 2021, waktu setempat menjelaskan bahwa dua vaksin produksi Pfizer dan AstraZeneca sama-sama efektif terhadap varian Delta, varian COVID-19 yang sangat menular akhir-akhir ini. Tingkat persentase efektif kedua vaksin ini berada di atas angka 50 persen. Bagaimana awal ceritanya?

1. Vaksin terlihat efektif asalkan seseorang menerima dua dosis dari kedua vaksin tersebut 

Pfizer dan AstraZeneca Sama Efektifnya Hadapi Varian DeltaIlustrasi pemberian vaksin COVID-19. (Pixabay.com/huntlh)

Dilansir dari Aljazeera.com, sebuah studi baru menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 buatan Pfizer dan AstraZeneca hampir sama efektifnya terhadap varian Delta yang sangat menular, seperti halnya terhadap varian Alpha yang sebelumnya mendominasi. Penelitian yang diterbitkan dalam sebuah jurnal New England Journal of Medicine pada hari Rabu, 21 Juli 2021, waktu setempat menunjukkan vaksin sangat efektif melawan varian Delta asalkan seseorang telah menerima dua dosis. Studi ini mengkonfirmasi temuan utama yang diberikan oleh Public Health England (PHE) pada bulan Mei 2021 lalu mengenai kemanjuran vaksin COVID-19 yang dibuat oleh Pfizer dan AstraZeneca berdasarkan data real.

Studi tersebut juga menemukan bahwa Pfizer memiliki tingkat keefektifan sebesar 88 persen dalam mencegah penyakit simtomatik dari varian Delta dengan kedua dosis, dibandingkan dengan angka 93,7 persen terhadap varian Alpha, secara umum sama seperti yang dilaporkan sebelumnya. Dua dosis vaksin AstraZeneca adalah 67 persen efektif terhadap varian Delta, naik dari 60 persen yang dilaporkan semula, serta 74,5 persen efektif terhadap varian Alpha, dibandingkan dengan perkiraan awal efektivitas 66 persen.

Menurut kelompok peneliti Public Health England, hanya perbedaan kecil dalam efektivitas vaksin yang dicatat dengan varian Delta dibandingkan dengan varian Alpha setelah menerima dua dosis vaksin. Data dari Israel memperkirakan bahwa vaksin Pfizer kurang efektif terhadap penyakit simtomatik, meskipun perlindungan terhadap penyakit parah tetap tinggi. Pihak Public Health England sebelumnya mengatakan bahwa dosis pertama dari kedua vaksin itu kira-kira mencapai 33 persen efektif melawan penyakit simtomatik dari varian Delta.

2. Seorang ahli epidemiologi mengatakan bahwa penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang melekat dalam metodologinya  

Pfizer dan AstraZeneca Sama Efektifnya Hadapi Varian DeltaIlustrasi pemberian vaksin COVID-19. (Unsplash.com/mufidpwt)

Baca Juga: Hore, Indonesia Segera Terima 50 Juta Dosis Vaksin Pfizer

Seorang ahli epidemiologi dari London School of Hygiene and Tropical Medicine (LSHTM) di Inggris, Stephen JW Evans, M.Sc, mengatakan bahwa penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang melekat dalam metodologinya. Para peneliti yang dilakukan oleh Jamie Lopez Bernal, PhD, dari Public Health England bersama rekan-rekannya, telah membandingkan data dengan dua cara. Yang pertama, desain kasus kontrol tes negatif, mereka membandingkan status vaksinasi pada orang dengan gejala COVID-19 dengan status vaksinasi pada orang yang melaporkan gejala tetapi memiliki hasil tes negatif.

Yang kedua, peneliti memperkirakan proporsi orang dengan kasus COVID-19 yang disebabkan oleh varian Delta relatif terhadap varian Alpha menurut status vaksinasi. Para peneliti mengungkapkan asumsi yang mendasarinya adalah bahwa jika vaksin memiliki beberapa kemanjuran serta sama efektifnya terhadap setiap varian, proporsi kasus yang sama dengan varian mana pun akan terjadi pada orang yang tidak divaksinasi dan orang yang divaksinasi. Mereka menambahkan jika dalam situasi sebaliknya vaksin kurang efektif terhadap varian Delta dibandingkan dengan varian Alpha, maka varian Delta diharapkan membuat proporsi kasus yang lebih tinggi yang terjadi lebih dari 3 minggu setelah vaksinasi
dibandingkan di antara yang tidak divaksinasi.

Tetapi Evans bersama rekannya, Nicholas P. Jewell, PhD, yang juga dari LSHTM, mencatat bahwa di Inggris kedua vaksin tersebut digunakan dengan cara yang berbeda dari waktu ke waktu serta tersedia dalam pengaturan perawatan kesehatan yang berbeda dan untuk kelompok usia yang berbeda pada waktu yang berbeda, yang membuat membandingkannya menjadi sulit.

3. Baru-baru ini, peneliti lain menemukan satu dosis vaksin Johnson & Johnson bekerja dengan baik terhadap varian Delta

Pfizer dan AstraZeneca Sama Efektifnya Hadapi Varian DeltaIlustrasi virus COVID-19. (Unsplash.com/cdc)

Baru-baru ini, para peneliti dari Beth Israel Deaconess Medical Center di Boston, Amerika Serikat, juga mengatakan bahwa di laboratorium respons antibodi dari vaksin produksi Johnson & Johnson menggunakan satu dosis bekerja dengan baik terhadap varian Delta serta respons imun itu berlangsung selama sekitar 8 bulan. Pada bulan Juni 2021 lalu, pembuat vaksin Sputnik asal Rusia juga mengatakan bahwa vaksin itu sekitar 90 persen efektif melawan varian Delta yang sangat menular. Vaksin Sputnik, yang secara aktif dipasarkan oleh Rusia di luar negeri, sebelumnya ditemukan oleh para peneliti hampir 92 persen efektif terhadap varian asli COVID-19.

Wakil Direktur Gamaleya Institute di Moskow, Rusia, Denis Logunov, mengatakan angka kemanjuran varian Delta dihitung berdasarkan catatan medis dan vaksin digital. Vaksin tersebut bagaimanapun telah menimbulkan beberapa kontroversi karena diperkenalkan ke publik bahkan sebelum uji coba penuh selesai. Itu masih menunggu persetujuan dari pihak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).   

Baca Juga: Jutaan Vaksin COVID-19 Novavax dan Pfizer Akan Tiba Juli 2021

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya