Tertunda 2 Kali, Abiy Ahmed Menangkan Pemilu Ethiopia

Seperlima wilayah Ethiopia gagal melakukan pemungutan suara

Addis Ababa, IDN Times - Sempat tertunda dua kali, Perdana Menteri Ethiopia, Abiy Ahmed, memenangkan Pemilu Ethiopia dengan hasil akhir diumumkan pada hari Sabtu, 10 Juli 2021, waktu setempat. Sayangnya, seperlima wilayah Ethiopia gagal melakukan pemungutan suara karena berbagai faktor. Bagaimana awal ceritanya?

1. Partai Kemakmuran yang merupakan partai dari Abiy Ahmed memenangkan 410 dari 436 kursi 

Tertunda 2 Kali, Abiy Ahmed Menangkan Pemilu EthiopiaSuasana saat Pemilu Ethiopia yang digelar tanggal 21 Juni 2021 berlangsung antusias dari sebagian besar warga Ethiopia. (Instagram.com/pmabiyahmed)

Dilansir dari BBC, Abiy Ahmed telah memenangkan Pemilu Ethiopia yang sempat tertunda dengan suara mayoritas. Dewan Pemilu Ethiopia mengatakan Partai Kemakmuran, yang merupakan partai dari Abiy Ahmed, memenangkan 410 dari total sebanyak 436 kursi dengan memberinya masa jabatan 5 tahun ke depan. Namun, seperlima wilayah Ethiopia gagal melaksanakan pemungutan suara secara keseluruhan karena ketidakamanan dan masalah logistik.

Abiy memuji Pemilu Ethiopia yang digelar tanggal 21 Juni 2021 lalu sebagai Pemilu yang bebas dan adil pertama di Ethiopia setelah beberapa dekade pemerintahan represif. Namun, boikot yang dilakukan oposisi, perang di wilayah utara Tigray, kekerasan etnis, serta tantangan logistik di beberapa daerah membayangi Pemilu Ethiopia. Pemimpin oposisi setempat, Berhanu Nega, mengatakan partainya, Partai Warga Ethiopia untuk Keadilan Sosial (Ezema), telah mengajukan 207 pengaduan setelah pejabat lokal dan milisi memblokir pengamat di wilayah Amhara kepada Dewan Pemilu setempat.

Partai oposisi populer di wilayah Oromia, negara bagian federal terbesar di Ethiopia, memboikot Pemilu tersebut. Partai yang berkuasa mencalonkan diri di
beberapa lusin daerah Pemilu.

2. Proses pemungutan suara tersebut merupakan ujian besar bagi Abiy

Tertunda 2 Kali, Abiy Ahmed Menangkan Pemilu EthiopiaPerdana Menteri Ethiopia, Abiy Ahmed (mengenakan jas), ketika memberikan hak suara dalam Pemilu Ethiopia yang digelar akhir Juni 2021 lalu. (Instagram.com/pmabiyahmed)

Baca Juga: Pasukan Tigray ke Mekelle, Ethiopia Umumkan Gencatan Senjata

Pemungutan suara kali ini merupakan ujian besar bagi Abiy, yang berkuasa pada tahun 2018 lalu. Abiy mengawasi reformasi politik yang dramatis di mana sebagian mengarah pada Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2019 lalu, tetapi para kritikus mengatakan dia mundur dari kebebasan politik dan media. Abiy juga menuai kecaman internasional secara besar-besaran atas penanganannya terhadap konflik di kawasan Tigray, Ethiopia yang telah menewaskan ribuan orang.

Dalam pernyataannya pada hari Sabtu, 10 Juli 2021, malam waktu setempat, Abiy menyebut Pemilu Ethiopia tersebut bersejarah karena dilakukan oleh Dewan Pemilu yang bebas dari pengaruh apa pun. Dia berjanji akan memasukkan beberapa tokoh oposisi yang ambil bagian dalam Pemilu di pemerintahan barunya. Ketua Dewan Pemilu Ethiopia, Birtukan Mideksa, mengatakan selama pengumuman di hari yang sama bahwa pemungutan suara diadakan saat Ethiopia sedang menghadapi tantangan, tetapi proses pemungutan suara ini telah menjamin bahwa orang akan diatur melalui suara mereka.

Dia juga menambahkan ingin mengonfirmasi bahwa pihaknya telah berhasil melakukan Pemilu yang kredibel. Jumlah pemilih hanya lebih dari 90 persen di antara lebih dari 37 juta orang yang terdaftar untuk memilih.

3. Belum diumumkan tanggal pelaksanaan pemungutan suara di Tigray  

Tertunda 2 Kali, Abiy Ahmed Menangkan Pemilu EthiopiaBeberapa pengungsi akibat konflik di Tigray yang terjadi beberapa bulan lalu. (Twitter.com/astroehlein)

Sampai saat ini, belum diumumkan tanggal penetapan untuk proses pemungutan suara
di wilayah Tigray, di mana militer telah memerangi pasukan yang setia kepada Front Pembebasan Rakyat Tigray (TLPF), bekas partai yang berkuasa di kawasan itu, sejak November 2020 lalu. Pertempuran tersebut telah menelantarkan sebanyak 2 juta orang dan PBB telah memperingatkan kondisi kelaparan di beberapa bagian wilayah tersebut. Pada akhir Juni 2021 lalu, TPLF menguasai sebagian besar wilayah Tigray dan ibukota regional, Mekelle, 8 bulan setelah konflik meletus.

Pada hari yang sama, untuk pertama kalinya dalam 2 minggu, Program Pangan Dunia PBB mulai memindahkan bantuan ke wilayah Tigray. Pihak yang berbeda dalam konflik telah saling menuduh memblokir pengiriman yang sangat dibutuhkan. PBB pada hari Jumat, 9 Juli 2021, lalu bahwa operasi kemanusiaan sedang dibatasi oleh tidak adanya layanan penting, termasuk bahan bakar, telekomunikasi, dan listrik.

Baca Juga: Ethiopia Tolak Tuduhan AS terkait 'Pembersihan Etnis'

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya