Untuk Pertama Kali, Migran di AS-Meksiko Lebih dari 200 Ribu

Hal ini melanjutkan peningkatan jumlah migran tahun 2021 

Washington, D.C, IDN Times - Menurut data yang dikeluarkan pemerintah Amerika Serikat, jumlah migran di perbatasan Amerika Serikat-Meksiko telah mencapai lebih dari 200 ribu migran untuk pertama kalinya dalam 21 tahun terakhir ini. Hal ini melanjutkan peningkatan jumlah migran pada tahun 2021 ini sekaligus menjadi catatan penting bagi pemerintah Amerika Serikat. Bagaimana awal ceritanya?

1. Sebagian besar mereka melarikan diri dari negara asalnya karena tindakan kekerasan dan kondisi kemiskinan

Untuk Pertama Kali, Migran di AS-Meksiko Lebih dari 200 RibuPara migran yang hengkang dari negara asalnya ke Amerika Serikat. (Twitter.com/GaryWmMyers)

Dilansir dari BBC, jumlah migran yang ditahan di perbatasan Amerika Serikat-Meksiko pada Juli 2021 lalu telah melebihi 200 ribu sekaligus pertama kalinya dalam 21 tahun terakhir. Sebanyak 212.672 migran ditangkap oleh pihak US Customs and Border Protection (CBP), termasuk yang tertinggi sepanjang masa sebanyak 19 ribu anak di bawah umur tanpa pendamping. Ini melanjutkan tren peningkatan jumlah migran pada tahun 2021 ini, meskipun pihak Gedung Putih mendesak mereka untuk menjauh.

Para ahli mengatakan banyak migran yang memilih kabur dari negara asalnya diakibatkan oleh berbagai peristiwa kekerasan serta kondisi kemiskinan yang ekstrem. Angka di bulan Juli 2021 tersebut telah mewakili total bulanan tertinggi sejak April 2000 lalu, tanda terbaru dari meningkatnya krisis kemanusiaan yang dihadapi oleh pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. Upaya penyeberangan migran secara historis menurun selama beberapa bulan terakhir musim panas di sepanjang perbatasan selatan yang jaraknya hampir 2.000 mil

Tetapi, pada bulan Juli 2021 lalu telah meningkat sekitar 13 persen dari Juni 2021 lalu, ketika lebih dari sekitar 188 ribu migran ditahan oleh pihak CBP. Di bulan Mei 2021 lalu, sebanyak 180 ribu migran dihentikan dalam upaya penyeberangan.

2. Menteri Dalam Negeri AS menggambarkan situasi tersebut sebagai salah satu tantangan berat

Baca Juga: Meksiko Tuduh Pembuat Senjata AS Lalai dalam Distribusi

Pada hari Kamis, 12 Agustus 2021, waktu setempat Menteri Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat, Alejandro Mayorkas, menggambarkan situasi itu sebagai salah satu tantangan terberat yang dihadapi negaranya. Menurutnya, ini situasi rumit, berubah, serta melibatkan orang-orang yang rentan pada saat pandemi COVID-19 secara global. Ini juga terbukti telah menyusahkan secara politik bagi Biden sendiri, di mana jajak pendapat dari AP-NORC pada bulan Mei 2021 lalu menemukan bahwa 54 persen warga Amerika Serikat
tidak setuju dengan cara Partai Demokrat menangani masalah imigrasi.

Meski demikian, tingkat kasus positif COVID-19 di antara para migran berada pada atau lebih rendah dari tingkat di komunitas perbatasan lokal. Pemerintah Amerika Serikat telah mengambil serangkaian tindakan untuk menindak arus migran ke perbatasan selatan Amerika Serikat. Dalam beberapa pekan terakhir, pihak Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat telah meningkatkan sumber daya dan personel ke Lembah Rio Grande, yang telah kewalahan oleh jumlah kedatangan, mengerahkan petugas CBP, memperkuat staf medis, melanjutkan jalur cepat prosedur deportasi keluarga migran, serta pengaturan penerbangan untuk mengirim orang ke sektor perbatasan lainnya untuk diproses.

3. Pihak berwenang AS memulai pengusiran keluarga migran ke Meksiko Selatan

Untuk Pertama Kali, Migran di AS-Meksiko Lebih dari 200 RibuPara migran yang hengkang dari negara asalnya ke Amerika Serikat. (Twitter.com/fancypants_s)

Pihak berwenang Amerika Serikat juga telah memulai penerbangan pengusiran kontroversial yang menerbangkan keluarga migran dari negara-negara Amerika Tengah ke Meksiko Selatan. Para pejabat mengatakan mereka berharap keluarga-keluarga ini kembali ke negara asal mereka, bukan perbatasan Amerika Serikat. Tetapi para aktivis telah memperingatkan bahwa banyak keluarga yang diturunkan di daerah-daerah yang membahayakan mereka.

Awal pekan ini, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi menyebut praktik tersebut sebagai dimensi baru yang mengganggu dalam penegakkan "Title 42". Tampaknya, pemerintahan Biden saat ini terjebak antara mengekspresikan belas kasih terhadap para migran serta sangat bergantung pada upaya menghalangi mereka yang melakukan perjalanan ke perbatasan selatan Amerika Serikat. Akibatnya, situasi perbatasan tetap menjadi tanggung jawab politik Gedung Putih yang menuai kritik dari kiri dan kanan.

Menurut Mayorkas, mereka dibawa ke tempat yang jauh lebih sulit untuk dicoba lagi dan pihaknya telah bekerja sama dengan Meksiko untuk memastikan individu yang terkena penerbangan pengusiran bahwa kebutuhan mereka telah terpenuhi. Puluhan ribu orang dari negara-negara Amerika Tengah seperti Guatemala, El Salvador, dan Honduras telah mencoba memasuki Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir. Berbagai alasan yang diberikan para migran seperti keluarga, peluang ekonomi yang lebih baik, atau peluang untuk melarikan diri dari kekerasan dan korupsi.

Baca Juga: Presiden Meksiko: Seluruh Negara Jadi Situs Warisan Dunia

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya