Beijing, IDN Times - Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok melaporkan total kematian akibat virus corona baru atau Covid-19 di negara tersebut mencapai 1.770 jiwa per Senin (17/2). Sedangkan kasusnya menyentuh angka 70.548.
Hubei, provinsi Kota Wuhan mengonfirmasi 1.933 kasus baru dan 100 kematian per akhir pekan kemarin. Namun, para pasien virus corona yang harus kehilangan nyawa tak hanya tinggal di Tiongkok daratan. Sejumlah negara lain mulai mengabarkan kematian akibat virus tersebut.
Menteri Kesehatan Taiwan Chen Shih-chung mengatakan dalam sebuah konferensi pers, Minggu (16/2), mengatakan seorang pasien berusia 61 tahun telah meninggal dunia. Dilansir The Straits Times, ia adalah sopir taksi yang punya penyakit diabetes dan hepatitis B. Satu anggota keluarganya juga dilaporkan positif terinfeksi virus corona.
Menurut keterangan Chen, sopir taksi tersebut tak bepergian ke luar negeri dalam beberapa waktu terakhir. Tetapi, pelanggannya kebanyakan wisatawan dari Hong Kong, Macau, dan Tiongkok daratan. Ini merupakan kematian akibat virus corona pertama di Taiwan.
Eropa melaporkan kematian pertama karena virus corona pada minggu lalu. Dikutip BBC, Menteri Kesehatan Prancis Agnez Buzyn, menginformasikan pasien tewas adalah seorang turis laki-laki dari Provinsi Hubei berusia 80 tahun. Ia tiba di Prancis pada 16 Januari dan kemudian dikarantina di salah satu rumah sakit di Paris pada 25 Januari.
Kondisinya memburuk karena mengalami infeksi paru-paru. Anak perempuannya, berumur 50 tahun, pun positif virus corona dan saat ini masih dirawat di rumah sakit. Tak seperti si ayah menemui ajal, kesehatannya mulai membaik. Sebelumnya, Prancis juga merupakan negara pertama yang melaporkan kasus virus corona di Eropa.
Jepang melaporkan kasus kematian pertama akibat virus corona pada Kamis (13/2). Seperti dilaporkan NHK, pasien yang meninggal dunia adalah seorang perempuan usia 80-an tahun. Ia merupakan warga Perfektur Kanagawa yang berlokasi dekat ibu kota Tokyo.
Ia mendatangi rumah sakit pada 22 Januari karena mengaku letih. Pada 1 Februari, dokter mendiagnosis sakit pneumonia dan harus dirawat intensif. Pada Rabu (12/2), ketika kesehatannya memburuk, dokter melakukan tes dan hasilnya menunjukkan ia positif terinfeksi virus corona. Tragisnya, hasil tes keluar setelah perempuan tersebut wafat.
Di Filipina, kematian akibat virus corona dilaporkan pertama kali pada 2 Februari lalu. Seperti diberitakan AFP, pasien adalah laki-laki berumur 44 tahun asal Wuhan yang menjadi pusat virus. Ia meninggal dunia usai menderita pneumonia parah.
Ia tiba di Filipina melalui Hong Kong pada 21 Januari. Teman perjalanannya, seorang perempuan 38 tahun dari Wuhan, juga dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Ia kini masih dirawat di rumah sakit, sedangkan pemerintah Filipina memutuskan tak menerima kunjungan wisatawan dari Tiongkok.
Pada awal Februari, wilayah administratif khusus yang jadi bagian Tiongkok itu melaporkan kematian pertama seorang pasien virus corona. Dikutip Al Jazeera, pasien laki-laki tersebut mengunjungi Wuhan sehari sebelum pemerintah Tiongkok memutuskan menutup kota tersebut akibat meningkatnya penyebaran corona. Ibunya, berumur 72 tahun, tertular corona dari dia dan tengah dirawat di rumah sakit.
Kabar ini pun membuat ribuan pekerja kesehatan turun ke jalan untuk menuntut pemerintah menutup semua perbatasan dengan Tiongkok daratan. Salah seorang demonstran mengatakan, "Saya kira [Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam] mengerti apa yang diminta publik, tapi dia bereaksi jauh lebih lamban dari kecepatan infeksi virus itu."