Riyadh, IDN Times - Rumor yang beredar di media sosial bahwa Raja Salman telah meninggal dibantah oleh pihak kerajaan dengan merilis foto laki-laki berusia 84 tahun tersebut pada Minggu (8/3).
Rita Katz, Direktur SITE Intelligence Group (organisasi non-pemerintah asal Amerika Serikat yang menelusuri pergerakan online para jihadis dan kelompok supremasi kulit putih), mencuitkan bahwa ada laporan Raja Salman meninggal pada akhir pekan. Katz menambahkan laporan ini belum dikonfirmasi.
Rumor meninggalnya Raja Salman juga disinggung oleh The Washington Post ketika memberitakan soal penangkapan besar-besaran yang diinstruksikan oleh Mohammed bin Salman (MBS). Kerajaan Arab Saudi pun mengunggah foto Raja Salman sedang membaca sebuah dokumen untuk memperlihatkan bahwa dirinya menjalankan tugas seperti biasa.
"Semoga Tuhan menganugerahkan kehidupan yang panjang kepada Anda, tuan saya dan Imam tercinta kami," cuit akun tersebut. Ini sekaligus dianggap sebagai bantahan bahwa sedang atau akan ada pergantian takhta kerajaan dari Raja Salman ke putranya, MBS, yang merupakan Pangeran Mahkota sekaligus dipandang sebagai pemimpin de facto Arab Saudi.
Sejak akhir pekan Arab Saudi mendominasi pemberitaan dengan laporan penangkapan setidaknya 20 pangeran, termasuk beberapa yang sudah senior. Bahkan, menurut Middle East Eye, salah satunya adalah Pangeran Ahmed yang tak lain adalah adik kandung satu-satunya dari Raja Salman yang masih tersisa.
MBS menuding mereka berkomplot untuk melakukan kudeta terhadap ayahnya. Sedangkan, para pengamat Arab Saudi melihatnya sebagai upaya MBS untuk menguatkan cengkeraman demi memuluskan ambisinya sebagai penerus takhta Arab Saudi. Apalagi Pangeran Ahmed disebut didukung keluarga kerajaan dan dianggap lebih layak menggantikan Raja Salman dibandingkan MBS.
Dikutip The Guardian, sejumlah orang dalam mengatakan bahwa Raja Salman sendiri menandatangani surat persetujuan terjadinya penangkapan. Ini dinilai sebagai langkah tidak biasa di mana beberapa di antara target adalah anggota kerajaan yang sudah senior.
Pada 2017, setelah MBS dinobatkan sebagai Pangeran Mahkota, ia memerintahkan penangkapan yang menyasar tidak hanya 11 pangeran, tapi juga pejabat militer dan para konglomerat Arab Saudi yang dianggap sebagai penghalang langkahnya untuk menguasai kerajaan. Hingga kini, Arab Saudi belum memberikan komentar terkait tudingan kudeta yang dilakukan oleh para pangeran.