Burundi merupakan sebuah negara yang terletak di Afrika Timur yang dikelilingi oleh beberapa wilayah, yakni Rwanda di sebelah utara, Tanzania di sebelah timur, Congo di sebelah barat, dan Danau Tanganyika.
Negara ini mengalami krisis ekonomi sejak tujuh tahun yang lalu dan masih berlangsung hingga saat ini. Sehingga, kehidupan di negara Burundi ini digadang-gadang sangat sulit. Simak beberapa potret kehidupan di negara Burundi berikut ini.
Menurut data dari Global Hunger Index (GHI), level kelaparan penduduk di negara ini terus meningkat dan bertambah buruk setiap tahun. Tercatat terdapat 65% anak dibawah usia 5 tahun yang menderita kelaparan dan gizi buruk.
Negara dengan luas yang tidak seberapa ini memiliki jumlah penduduk yang bisa dibilang cukup banyak. Namun, kebanyakan dari mereka hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka kesulitan memberi makan diri sendiri beserta keluarga. Itulah yang menyebabkan Burundi juga dikenal sebagai salah satu negara paling tidak bahagia di dunia.
Masyarakat negara Burundi sangat bergantung pada sektor pertanian, sehingga sebagian besar mereka berprofesi sebagai petani. Namun, hal tersebut ternyata tidak dapat membuat mereka sejahtera.
Jumlah populasi anak berusia di bawah 25 tahun sebesar 65%, sedangkan anak berusia di bawah 15 tahun ialah 45% dari total populasi. Hanya sekitar 4% saja yang berada di usia 60 tahun. Gak heran kamu akan bertemu banyak anak-anak kalau kesini!
Satu fakta lagi yang cukup menyedihkan di negara ini adalah listrik yang tidak merata di seluruh wilayah. Hanya sebagian kecil warga yang dapat mengakses listrik di rumahnya. Bahkan karena keterbatasan ini, ada kedai yang sampai membuka jasa untuk mengisi daya hp loh!
Kalau sekarang kita banyak mengenal teknologi ponsel pintar (smartphone) seperti android, di negara ini akan sulit sekali menemukan ponsel canggih seperti itu. Mereka masih menggunakan teknologi yang lebih tradisional, seperti pada gambar di atas.
Kalau di negara kita sudah banyak pekerjaan yang dikerjakan oleh teknologi dibanding tenaga manusia, di Burundi hal ini justru berkebalikan. Teknologi yang mereka miliki masih minim dan belum berkembang seperti di negara kita, sehingga mereka masih sangat mengandalkan tenaga para rakyat.
Salah satunya, pembuatan batu bata yang dilakukan secara manual menggunakan campuran lumpur lalu dikeringkan tanpa dibakar seperti pada gambar di atas.
Daging yang mereka konsumsi hanya 2 persen dari total makanan yang biasa dikonsumsi. Hal ini menjadi salah satu penyebab mengapa banyak anak-anak di Burundi yang meninggal sebelum usia 5 tahun. Selain itu, banyak pula dari mereka yang akhirnya kekurangan zat-zat penting dan mengakibatkan masalah IQ serta perkembangan fisik lainnya.
Hanya 32 persen penduduknya yang berhasil menyelesaikan sekolah menengah dan kurang dari 1 persen yang melanjutkan ke universitas. Hal ini terjadi karena mereka berpikir bahwa sekolah tidak akan memberikan dampak positif dalam menunjang perekonomian keluarga. Sehingga sebagian besar anak-anak di sana lebih memilih untuk membantu orang tua dalam mencari uang.
Foto di atas merupakan foto ketika UNICEF melakukan kampanye kepada para anak-anak untuk lebih bersemangat dalam menuntut ilmu.
Itulah sederet potret kehidupan bagi para penduduk di negara Burundi. Jauh banget ya perbedaannya dengan kehidupan kita di Indonesia. Semoga kelak negara Burundi juga bisa merasakan kehidupan yang lebih layak dan sejahtera seperti negara-negara maju lainnya.