Fakta-Fakta Penembakan di Mal Siam Paragon Thailand

Dilansir Al Jazeera, pelaku merupakan seorang remaja berusia 14 tahun. Ia ditangkap setelah menyerahkan diri kepada polisi setempat.

Departemen Detektif Kepolisian Metropolitan mengatakan, pelaku menggunakan pistol ketika beraksi. Saat ini, insiden tersebut masih dalam tahap penyelidikan dan pelaku sedang diinterogasi.

Layanan darurat membagikan gambar seorang petugas polisi menangkap dan memborgol seseorang yang terbaring telungkup di lantai setelah kejadian penembakan itu. Belum diketahui apa motif penembakan itu.

Menurut laporan BBC, sebanyak tiga orang tewas dalam aksi penembakan di pusat perbelanjaan itu. Empat orang lainnya terluka, termasuk seorang warga negara asing.

Penyiar lokal Channel 3 melaporkan bahwa suara tembakan terdengar di dalam, berasal dari kamar mandi di mal.

Pemilik toko di lantai dua mal, yang berada di dalam saat kejadian, mengatakan kepada BBC bahwa dia mendengar beberapa kali suara tembakan dalam insiden tersebut.

Turis asal China, Liu Shiying, mengaku melihat orang-orang berlarian dan mengatakan seseorang telah melepaskan tembakan. Dia mendengar suara tembakan dan alarm berbunyi, lalu tiba-tiba lampu di mal padam.

“Kami bersembunyi untuk sementara. Siapa yang berani keluar?” katanya sambil berlindung.

Kepanikan semakin menjadi-jadi di mana para pengunjung mal berlarian keluar dari gedung. Beberapa petugas keamanan yang berada di lokasi turut membantu evakuasi langsung.

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengatakan situasi telah terkendali di pusat perbelanjaan terbesar itu. Ia juga menyatakan keprihatinannya atas insiden tersebut.

“Saya mengetahui peristiwa penembakan di Siam Paragon dan telah memerintahkan polisi untuk menyelidikinya. Saya paling khawatir tentang keselamatan publik,” tulisnya di media sosial X.

Sementara itu, pihak mal yakni Siam Paragon melalui laman Facebooknya menyampaikan belasungkawa atas kejadian itu. Mereka juga mengucapkan terima kasih kepada pihak keamanan yang sigap mengamankan pelaku.

Dilansir CNN, Thailand merupakan salah satu negara dengan kasus pembunuhan bersenjata tertinggi kedua di Asia Tenggara setelah Filiphina.

Pada Oktober 2022 lalu, setidaknya 36 orang tewas dalam serangan senjata dan pisau di sebuah pusat penitipan anak di timur laut Thailand. Sebanyak 24 anak tewas.

Itu adalah penembakan massal terburuk yang dilakukan oleh satu pelaku dalam sejarah Thailand, sehingga memicu perdebatan mengenai apakah undang-undang kepemilikan senjata harus diperketat di negara tersebut.