Wanita Zimbabwe Perangi Diskriminasi Gender di Tengah Pandemi 

Para wanita tak ingin dibedakan terhadap jenis kelaminnya

Harare, IDN Times - Di negara Zimbabwe, terdapat pengemudi truk wanita yang jumlahnya sangat minim, namun seorang sopir wanita yang berusia 31 tahun di negara itu, Molly Manatse, tidak suka dibeda-bedakan untuk jenis kelaminnya.

Dia mengungkapkan, profesi sopir truk selalu dikenal sebagai pekerjaan untuk laki-laki, tapi janganlah menyebut dia sopir perempuan. Seorang sopir truk asal Zimbabwe ini yang penghasilannya diperuntukkan guna membantu merawat kerabatnya, yang kehilangan pekerjaan akibat COVID-19 pun menerangkan, bahwa dia juga melakukan pekerjaan yang sama, mulai mengemudikan truk hingga memperbaikinya. 

Dilansir dari kantor berita AP pada Senin, (8/3/2021) Molly Manatse mendorong wanita-wanita yang hidup di sana untuk bisa 'menemukan tempat mereka' di mata masyarakat. Di Zimbabwe, para wanita menolak guna dibeda-bedakan terhadap jenis kelamin atau keadaannya, bahkan saat pandemi menyerang.

1. Wanita Zimbabwe telah menjadi pemimpin guna membantu Afrika Selatan melawan COVID-19 serta kemerosotan ekonomi

Wanita Zimbabwe Perangi Diskriminasi Gender di Tengah Pandemi Ilustrasi Wanita Karir (IDN Times/Mardya Shakti)

Bertepatan Hari Perempuan Internasional di seluruh dunia yang jatuh pada Senin, (8/3/2021), wanita-wanita Zimbabwe merayakan kemajuan atas apa yang mereka perbuat dalam menangani diskriminasi di tempat kerja, serta mengakui bahwa masih perlu lagi dilakukannya upaya-upaya tersebut.

Dalam banyak kasus, wanita Zimbabwe telah menjadi pemimpin guna membantu Afrika selatan yang melawan pandemi ganda terhadap COVID-19, dan kemerosotan ekonomi yang masih tengah berlangsung.

Di samping itu, tidak sedikit wanita yang menyebutkan bahwa tidak mudah untuk mendapatkan kesetaraan gender atau pengakuan profesional, dikarenakan mereka sering diingatkan terkait peran perempuan yang secara tradisional harus 'tunduk' di Zimbabwe.

2. Badan PBB untuk Anak-Anak: 52 persen angka perempuan di Zimbabwe masih tertinggal dalam pendidikan, kesehatan, serta pekerjaan

Wanita Zimbabwe Perangi Diskriminasi Gender di Tengah Pandemi Ilustrasi perempuan berkebangsaan Afrika. unsplash.com/@clar_san

Manatse menuturkan kepada kantor berita AP, begitu para wanita pulang ke rumah, mereka diharapkan dapat memasak, mencuci pakaian, serta mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Dia juga menuturkan, mereka harus melakukannya, itu merupakan sebuah tantangan, ketika dia bersiap melakukan perjalanan 1.700 kilometer (setara 1.056 mil) ke Kota Durban, Afrika Selatan. Dia adalah satu-satunya pengemudi wanita di sebuah perusahaan angkutan truk yang mempekerjakan 80 pengemudi, tambah Manatse.

Mengutip dari stasiun berita ABC News pada Senin, (8/3/2021) menurut The United Nations Children’s Fund atau Badan PBB untuk Anak-Anak, Zimbabwe mempunyai Undang-Undang progresif yang menjamin hak-hak perempuan di tempat kerja dan di rumahnya. Negara ini telah menandatangani perjanjian internasional yang mendukung kesetaraan gender. Akan tetapi, disebabkan oleh kurangnya implementasi serta praktik budaya yang terlatih, akibatnya malah memperkuat ketidaksetaraan terhadap perempuan.

Badan itu juga menyebut, bahwa 52 persen angka perempuan dari total populasi yang berjumlah 15 juta orang di Zimbabwe, masih tertinggal dalam dunia pendidikan, kesehatan, serta pekerjaan.

Baca Juga: Zimbabwe Perpanjang Lockdown dan Segera Vaksinasi

3. Molly Manatse: Para perempuan harus berjuang, dan suatu hari mereka akan mengenali kami bahwa para perempuan tidak berbeda

Wanita Zimbabwe Perangi Diskriminasi Gender di Tengah Pandemi Ilustrasi Feminis (IDN Times/Mardya Shakti)

UN Women atau Entitas PBB untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan memperhitungkan bahwa dibandingkan dengan pria, 8 juta wanita akan didorong ke dalam lubang kemiskinan yang ekstrim di sub-Sahara Afrika pada tahun 2021 mendatang akibat pandemi, sebagaimana dikutip dari harian Indian Express pada Senin, 8 Maret 2021.

Manatse mengatakan, walaupun wanita terus membuktikan keberanian mereka selama pandemi ini, akan tetapi pengakuan, rasa hormat, serta kesetaraan untuk wanita tidak mungkin muncul di 'piring perak' dalam masyarakat yang sangat patriarki, seperti di Zimbabwe. 

Dia pun menegaskan, para perempuan harus berjuang, dan suatu hari mereka akan mengenali kami bahwa para perempuan tidak berbeda.

Baca Juga: Zimbabwe Berjuang Keras Lawan COVID-19 dan Pemadaman Listrik Bersamaan

Farid Nurhakim Photo Writer Farid Nurhakim

Reporter

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya