50 Migran Suriah Dikhawatirkan Terjebak di Tengah Kebakaran Yunani

Pihak berwenang diminta segera luncurkan misi penyelamatan

Jakarta, IDN Times - Kelompok advokasi migran Alarm Phone mengatakan melaporkan kehilangan kontak dengan 50 migran Suriah yang terjebak dalam kebakaran hutan di Yunani. Mereka mendesak pihak berwenang untuk segera meluncurkan misi penyelamatan.

Kekhawatiran ini muncul setelah 19 migran, termasuk dua anak laki-laki berusia 10 dan 15 tahun, ditemukan tewas dalam kebakaran di gubuk dekat kota Alexandroupoli pada Selasa (22/8/2023).

Kewarganegaraan korban tewas belum diumumkan, namun pihak berwenang yakin mereka berasal dari Timur Tengah dan melakukan perjalanan ke Yunani melalui Turki.

“Selama 24 jam terakhir kami tidak dapat menghubungi grup ini di wilayah Evos,” tulis kelompok Alarm Phone di media sosial X, Kamis (24/8/2023). 

“Kami prihatin dengan keadaan mereka terutama karena kebakaran hutan yang akan terjadi di hutan Dadia. Mereka perlu diselamatkan dan dievakuasi sebelum terlambat," tambahnya.

1. Amnesty International desak pihak berwenang evakuasi semua orang di wilayah Evros

Adriana Tidona, peneliti migrasi di Amnesty International, mendukung agar seluruh pihak berwenang di Yunani mengambil tindakan.

“Alarm Phone, sebuah LSM, telah melaporkan bahwa ratusan pengungsi dan migran terdampar di berbagai wilayah di Evros sementara kebakaran terjadi di wilayah tersebut. Amnesty International menyerukan kepada Yunani untuk segera mengevakuasi semua orang yang terdampar di wilayah Evros,” katanya, dikutip dari The National.

Kelompok pemantau iklim Copernicus mengatakan bahwa kebakaran hutan di Yunani adalah salah satu yang terbesar di Eropa. Ratusan petugas pemadam kebakaran diterjunkan untuk menjinakkan si jago merah yang terjadi sejak 19 Agustus. 

Baca Juga: Kebakaran Meluas, Yunani Temukan 18 Mayat Korban

2. Jumlah migran yang tewas akibat kebakaran diperkirakan bakal meningkat

Juru bicara pemadam kebakaran, Yiannis Artopios, mengatakan bahwa sejauh ini belum ada laporan mengenai warga sekitar yang hilang. Oleh karena itu, korban tewas baru-baru ini diasumsikan adalah mereka yang masuk ke Yunani secara ilegal.

Berhubung wilayah hutan sepanjang sungai Evros merupakan pintu masuk yang kerap digunakan penyelundup dari negara Turki, pejabat memeringatkan bahwa kemungkinan besar akan ada ada lebih banyak para pencari suaka yang menjadi korban kebakaran.

“19 orang yang tewas akibat kebakaran hutan di Yunani utara tampaknya merupakan korban dari dua ketidakadilan besar di zaman kita,” kata Tidona.

“Di satu sisi, perubahan iklim yang sangat dahsyat, yang gagal diatasi oleh pemerintah dan memperburuk skala kebakaran hutan di seluruh dunia karena peningkatan suhu menyebabkan musim kebakaran yang lebih lama dan lebih merusak. Di sisi lain, kurangnya akses terhadap jalur yang aman dan legal, termasuk kekerasan rasis di perbatasan," beber dia.

3. Setiap hari 900 orang melintasi perbatasan Yunani sepanjang Agustus

Seorang pria Suriah mengaku khawatir sepupunya yang berusia 27 tahun ikut tewas dalam kebakaran, setelah kehilangan kontak dengannya sejak empat hari lalu. Dia mengatakan bahwa mereka tidak akan menghubungi untuk meminta bantuan, karena takut dikirim kembali melintasi perbatasan ke Turki.

Polisi Yunani mengatakan, sepanjang Agustus sebanyak 900 orang setiap hari mencoba melintasi perbatasan dan ratusan penyelundup manusia telah ditangkap. 

Banyak warga di desa-desa sekitar Alexandroupolis meyakini kebakaran disebabkan oleh migran yang melintasi perbatasan dan bersembunyi di hutan. Namun, tidak ada bukti bahwa kebakaran tersebut disebabkan oleh pendatang.

Awal pekan ini, Wali Kota Alexandroupolis mengatakan kebakaran disebabkan oleh sambaran petir saat badai.

Baca Juga: PM Albania Protes Tidak Diundang KTT Balkan di Yunani

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya