Eks Presiden Afghanistan Minta Sekolah Perempuan Dibuka Kembali

Taliban membatasi akses pendidikan terhadap perempuan

Jakarta, IDN Times - Mantan Presiden Afghanistan, Hamid Karzai, mendesak Taliban untuk membuka kembali sekolah dan universitas bagi perempuan serta menekankan pentingnya akses pendidikan bagi semua kalangan. Hal itu disampaikannya dalam peringatan kemerdekaan Afghanistan yang ke-104, yang jatuh pada Sabtu (19/8/2023).

Karzai mengungkapkan bahwa ilmu pengetahuan dibutuhkan demi tercapainya perdamaian, stabilitas, pembangunan, dan kemerdekaan sejati.

"Pada hari bersejarah ini, saya sekali lagi meminta pemerintahan Taliban untuk membuka gerbang sekolah dan universitas untuk anak perempuan secepat mungkin dan memberikan pendidikan bagi setiap orang di seluruh negeri. Dengan menyelamatkan diri dari ketergantungan pada orang lain, kita akan memperoleh kemerdekaan dalam arti yang sebenarnya dan memiliki negara mandiri,” kata Karzai, dikutip dari Khaama.

1. Dua tahun pemerintahan Taliban belum menunjukkan tanda-tanda positif

Mantan presiden itu juga menekankan perlunya mengatasi tantangan, mencapai perdamaian, menuntut penguatan persatuan nasional, meningkatkan keharmonisan, dan segera memulai pembicaraan intra-Afghanistan.

Dia meyakini bahwa langkah-langkah itu penting untuk menyelesaikan masalah dan membangun stabilitas di dalam negeri.

Tanggal 15 Agustus lalu juga menandai dua tahun pemerintahan Taliban di negeri itu. Sejak kembali berkuasa, Taliban telah menerapkan kembali kebijakan ketat seperti masa-masa pemerintahan sebelumnya pada akhir 1990-an, termasuk membatasi hak-hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan, pekerjaan, dan kehadiran mereka di ranah publik.

Baca Juga: Terbaru, Taliban Larang Partai Politik Beroperasi di Afghanistan

2. Taliban belum mencapai kesepakatan tentang pembukaan kembali sekolah bagi perempuan

Sementara itu, pejabat Kementerian Pendidikan Afghanistan mengatakan, pemerintah Taliban belum mencapai kesepakatan tentang pembukaan kembali sekolah bagi perempuan.

“Belum ada pengumuman resmi dari pimpinan Imarah Islam terkait pembukaan kembali sekolah untuk siswi kelas 7-12,” kata juru bicara Kementerian Pendidikan, Aziz Ahmad Riyan, dikutip dari TOLO News.

Namun, pihaknya menambahkan bahwa pemerintah sedang menyiapkan rencana untuk pembentukan kurikulum pendidikan yang baru.

“Bagaimana seseorang bisa memperbaiki kerusakan selama 20 tahun terakhir dalam satu tahun?” kata Wakil Menteri Pendidikan Abdul Khaliq Sadiq.

Tahun lalu, juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid mengatakan bahwa sekolah untuk anak perempuan akan dibuka kembali dalam beberapa bulan ke depan. Namun, siswa perempuan di atas kelas enam sampai saat ini belum diizinkan kembali ke sekolahnya.

3. Tingkat pendidikan yang rendah telah membuat warga menderita

Dalam peringatan 104 tahun kemerdekaan Afghanistan dari Inggris, Taliban mengatakan bahwa mereka berkomitmen pada nilai-nilai agama dan budaya, serta tidak akan membiarkan siapa pun ikut campur dalam pemerintahan mereka, dikutip dari A News.

Tidak hanya kelompok bantuan dan komunitas internasional saja yang menyerukan diakhirinya pembatasan ketat oleh Taliban, masyarakat Afghanistan juga meyakini bahwa negara mereka menderita karena tingkat pendidikan yang rendah dan kemiskinan.

"Mayoritas rakyat kami tidak berpendidikan, ekonomi turun. Semuanya dikendalikan oleh satu kelompok yang ikut jihad. Mereka harus memberi kesempatan kepada semua," kata seorang penduduk Kabul. 

Baca Juga: Taliban: Marwah Perempuan Akan Hilang Jika Wajahnya Dilihat Laki-laki

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya