Gelombang Panas Melanda India Utara, 34 Orang Tewas

Dokter sarankan lansia untuk tinggal di dalam rumah

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 34 orang tewas dalam dua hari terakhir akibat gelombang panas yang menerpa sebagian besar negara bagian Uttar Pradesh di India utara. Seluruh korban meninggal berusia di atas 60 tahun dan telah memiliki riwayat kesehatan sebelumnya.

Kepala Petugas Medis Ballia, Jayant Kumar, mengatakan bahwa 23 kematian dilaporkan pada Kamis dan 11 lainnya meninggal pada Jumat di distrik Ballia, sekitar 300 km tenggara dari ibu kota negara bagian Lucknow. 

“Semua korban menderita beberapa penyakit dan kondisi mereka memburuk karena panas yang ekstrem,” kata Kumar pada hari Sabtu (17/6/2023), dikutip dari Associated press

Dia mengatakan sebagian besar kematian disebabkan oleh serangan jantung, stroke otak, dan diare.

Menurut data Departemen Meteorologi India, suhu maksimum di Ballia berada di atas normal pada hari Jumat (16/6/2023), yakni mencapai 42,2 derajat Celcius. Akibat panas ekstrem ini, para lansia diimbau untuk tidak keluar rumah pada siang hari.

Baca Juga: Gelombang Panas Sapu Pakistan, Amnesty Serukan Bantuan Global

1. Pejabat pemerintah pastikan ketersediaan pasokan listrik selama musim panas

Musim panas yang membakar juga telah memicu pemadaman listrik di seluruh negara bagian tersebut, menyebabkan orang-orang harus kepanasan tanpa kipas angin atau AC. Situasi tersebut lantas mendorong protes dari masyarakat.

Ketua Menteri Uttar Pradesh, Yogi Adityanath, dari Partai Bharatiya Janata (BJP) meyakinkan publik, pemerintah telah mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memastikan ketersediaan pasokan listrik di negara bagian tersebut. Dia juga mengimbau warga untuk bekerja sama dengan pemerintah dan menggunakan listrik secara bijak.

“Setiap desa dan setiap kota harus mendapat pasokan listrik yang cukup selama panas terik ini. Jika ada kesalahan, harus segera ditangani, ”katanya dalam sebuah pernyataan pada Jumat malam.

Baca Juga: Pakistan dan India Bersiap Hadapi Topan Biparjoy

2. Panas ekstrem disebabkan oleh perubahan iklim

Sebagian besar wilayah India umumnya mengalami musim panas pada bulan April hingga Juni. Namun, suhu kini menjadi lebih intens dalam dekade terakhir. 

Menurut studi dari World Weather Attribution, gelombang panas pada bulan April yang melanda sebagian wilayah di Asia Selatan setidaknya 30 kali lebih mungkin disebabkan oleh perubahan iklim.

Pada bulan April, gelombang panas juga menyebabkan 13 orang meninggal pada sebuah acara pemerintah di Mumbai, hingga mendorong beberapa negara bagian menutup semua sekolah selama seminggu.

Baca Juga: UNICEF: 820 Juta Anak di Dunia Terpapar Gelombang Panas

3. Gelombang panas berdampak pada pekerjaan hingga pasokan makanan

Melansir DW, Krishna AchutaRao, seorang profesor di pusat Institut Teknologi India untuk ilmu atmosfer di New Delhi menyampaikan dampak yang mengancam manusia dari gelombang panas ini.

Dia mengatakan jika tren pemanasan terus berlanjut, suhu akan naik sangat tinggi sehingga mempengaruhi kemampuan tubuh manusia untuk mempertahankan suhu internal yang stabil dan mengeluarkan kelebihan panas melalui keringat secara signifikan. Hal ini pada akhirnya akan mengakibatkan stres dan kelelahan akibat panas, hingga kondisi yang mengancam jiwa seperti heat stroke.

"Gelombang panas ini mematikan dan penelitian telah menunjukkan bahwa perubahan iklim makin memperburuk kondisi, tidak hanya dalam hal suhu tetapi juga dalam hal peningkatan kelembapan," kata AchutaRao.

Dia juga memperingatkan bahwa India akan menghadapi gelombang panas yang lebih intens di masa depan, yang akan memengaruhi semuanya mulai dari pekerjaan, produksi listrik hingga pasokan air dan makanan.

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya