Imran Khan Prediksi Dirinya Akan Ditangkap Pekan Depan

Khan hadapi lebih dari 180 dakwaan

Jakarta, IDN Times - Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengatakan, pada Rabu (12/7/2023), bahwa penangkapannya tidak dapat dihindari. Dia memprediksi akan ditangkap pada Senin atau pekan depan. 

“Saya memperkirakan akan dipenjara minggu ini, tetapi pengacara saya benar-benar melakukan perlawanan yang hebat, tetapi saya tidak ragu bahwa ini hanya masalah waktu, apakah itu pada hari Senin atau hari lain minggu depan saya akan dipenjarakan,” kata Khan, dalam wawancara dengan Fox News.

Setelah protes pecah di seluruh negeri menyusul penangkapan Khan pada 9 Mei, pemerintah telah menangkap beberapa pemimpin partai Tehreek-e-Insaf (PTI) dan mendakwa Khan, selaku ketua partai, atas berbagai dugaan.

1. Khan hadapi 180 dakwaan

Khan mengungkapkan, kasus hukum yang diajukan terhadapnya terus meningkat setiap hari. Bahkan, kini telah mencapai 180 kasus.

"Saya pikir saya telah memecahkan rekor dunia bahwa saya sekarang memiliki 180 kasus, dan meningkat dari hari ke hari, dan sayangnya saat ini, kita sedang menghadapi hukum rimba. Ini belum pernah terjadi sebelumnya," tutur dia. 

Sejak dicopot dari jabatannya lewat mosi tidak percaya di parlemen tahun lalu, Khan mulai menghadapi berbagai tuduhan atas serangkaian tindak kejahatan, termasuk korupsi dan terorisme.

Namun, ia membantah semua tuduhan tersebut dan mengklaim bahwa itu semua merupakan konspirasi pemerintah untuk menghentikannya mengikuti pemilihan nasional pada Oktober.

Baca Juga: Arab Saudi Suntikkan Rp30 Triliun untuk Bank Sentral Pakistan

2. Tuding mantan panglima militer dalangi pemecatannya

Khan juga menuding mantan panglima militer Jenderal Qamar Javed Bajwa sebagai sosok yang mendepaknya dari kursi kepemimpinan. Dia mengatakan Bajwa menggunakan badan intelijen untuk memecah belah PTI dan menjauhkan mereka dari sekutunya. 

“Dia benar-benar memiliki pelobi yang dibayar oleh pemerintah saya tanpa sepengetahuan saya, yang melobi di Amerika Serikat (AS) tentang betapa anti-Amerika Imran Khan dan seberapa pro-Amerika panglima militer itu,” klaim Imran, yang menuding mantan duta besar Pakistan Husain Haqqani ikut andil membantu penyingkirannya.

"Kami sekarang menyadari itu (pemecatannya) direkayasa oleh panglima militer kami, bukan Washington, itulah yang kami pikirkan," kata Khan.

3. Kebijakan non-blok dengan fokus pada masyarakat Afghanistan

Mantan pemain kriket internasional itu juga membela kebijakan luar negerinya, yang disebut non-blok.

Khan telah berusaha menjalin kerjasama dengan India, China dan Rusia, meski ada ketegangan dan kecaman internasional yang dihadapi Moskow atas invasi ke Ukraina.

Dia juga bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin tepat ketika invasi dimulai, dan Pakistan abstain selama pemungutan suara PBB untuk rancangan resolusi yang mengutuk Rusia atas serangan itu.

“Gagasan saya bukan untuk menjadi anti pemerintah mana pun, gagasan saya adalah untuk membuat orang keluar dari kemiskinan,” katanya, mengacu pada posisi Pakistan dalam perang Afghanistan yang sangat merugikan negaranya.

Imran juga berbicara tentang mundurnya pasukan AS dari Afghanistan pada 2021, menyesali cara penarikan itu terjadi. Dia tidak menyalahkan Presiden AS Joe Biden karena tidak mengantisipasi bahwa mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani melarikan diri dari negara itu pada tengah malam.

Baca Juga: Protes Pembakaran Al-Quran di Swedia, Muslim Pakistan Unjuk Rasa

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya